東大寺

( Tōdai-ji )


Tōdai-ji (東大寺code: ja is deprecated ) adalah kuil Buddha yang terletak di kota Nara, Jepang. Letaknya di timur laut Taman Nara, dan merupakan kuil utama sekte Kegon. Kuil ini didirikan abad ke-8 (zaman Nara) oleh Kaisar Shōmu. Gohonzon berupa Buddha Wairocana yang dikenal sebagai Nara Daibutsu (Buddha Besar dari Nara). Perintis kuil adalah biksu bernama Rōben.

Nama lain Tōdai-ji adalah Konkōmyō shitennō gokuku no tera (金光明四天王護国之寺code: ja is deprecated ). Kuil ini disebut Tōdai-ji (translasi literal: "kuil besar timur") karena terletak di timur ibu kota Heijō-kyō. Tōdai-ji bersama dengan 7 lokasi lain yang disebut Bangunan bersejarah di kota lama Nara merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pada zaman Nara, kuil ini dibangun sebagai kuil berskala besar. Selain bangunan...Selengkapnya


Tōdai-ji (東大寺code: ja is deprecated ) adalah kuil Buddha yang terletak di kota Nara, Jepang. Letaknya di timur laut Taman Nara, dan merupakan kuil utama sekte Kegon. Kuil ini didirikan abad ke-8 (zaman Nara) oleh Kaisar Shōmu. Gohonzon berupa Buddha Wairocana yang dikenal sebagai Nara Daibutsu (Buddha Besar dari Nara). Perintis kuil adalah biksu bernama Rōben.

Nama lain Tōdai-ji adalah Konkōmyō shitennō gokuku no tera (金光明四天王護国之寺code: ja is deprecated ). Kuil ini disebut Tōdai-ji (translasi literal: "kuil besar timur") karena terletak di timur ibu kota Heijō-kyō. Tōdai-ji bersama dengan 7 lokasi lain yang disebut Bangunan bersejarah di kota lama Nara merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO.

Pada zaman Nara, kuil ini dibangun sebagai kuil berskala besar. Selain bangunan utama (Kon-dō atau Daibutsuden) yang berisi Daibutsu, di sebelah timur dan barat didirikan pagoda 7 tingkat yang diperkirakan tingginya 100 meter. Namun sejak zaman Heian, sebagian besar bangunan sudah habis terbakar sebanyak dua kali akibat perang. Bangunan yang tersisa dari zaman Nara hanya sebagian dari bagian alas Daibutsu. Bangunan utama (Daibutsuden) yang ada sekarang dibangun pada awal abad ke-18 (zaman Edo). Bangunan utama yang ada sekarang lebarnya hanya 66% dibandingkan bangunan aslinya pada zaman Nara. Pada masa pemerintahan Kaisar Shōmu, Tōdai-ji menjadi kuil pusat bagi lebih dari 60 kuil provinsi (kokubunji) di seluruh Jepang.

Pendirian kuil  Daibutsuden (Aula Daibutsu)

Tōdai-ji sudah dibangun sejak awal abad ke-8 di kaki Gunung Wakakusa. Menurut Tōdai-ji yōroku (buku catatan milik Tōdai-ji), cikal bakal Tōdai-ji adalah kuil bernama Kinshō-ji (金鐘寺) atau Konshu-ji (金鍾寺) yang didirikan tahun 733 di kaki Gunung Wakakusa. Sementara itu, menurut Shoku Nihongi, Kaisar Shōmu dan Permaisuri Kōmyō mendirikan sebuah kuil di kaki Gunung Wakakusa untuk mengenang putranya yang meninggal sewaktu masih kecil. Kuil tersebut menjadi tempat kediaman bagi 9 orang biksu, dan merupakan cikal bakal dari Kinshō-ji. Pada pertengahan abad ke-8, Kinshō-ji terdiri dari bangunan yang disebut Kensaku-dō dan Senju-dō. Berdasarkan perintah kaisar tahun 742, Kinshō-ji dijadikan kuil provinsi bagi Provinsi Yamato, dan namanya diganti menjadi Konkōmyō-ji.

Daibutsu mulai dibangun tahun 747, dan sejak itu pula diperkirakan kuil ini mulai dinamakan Tōdai-ji. Berita mengenai "kantor pembangunan Tōdai-ji" dicatat pertama kali dalam catatan sejarah tahun 748.

Perintah pembangunan Daibutsu sudah dikeluarkan Kaisar Shōmu pada tahun 743. Pada waktu itu, ibu kota berada Kuninomiya, sedangkan kaisar tinggal di timur laut Kuninomiya, tepatnya di Shigarakinomiya (sekarang kota Kōka, Prefektur Shiga) sehingga pembangunan Daibutsu dimulai di Shigarakinomiya. Dua tahun kemudian, ibu kota kembali dipindahkan ke Heijō-kyō. Pembangunan Daibutsu juga ikut dipindah ke tempatnya yang sekarang di Tōdai-ji. Pihak istana memerlukan dukungan kuat dari rakyat untuk proyek berskala besar seperti pembangunan Daibutsu. Dukungan rakyat diperoleh setelah Gyoki yang pernah dipecat dari istana diangkat pihak istana sebagai biksu kepala.

Setelah pembangunan Daibutsu selesai, upacara peresmian dilangsungkan tahun 752 dengan pemimpin upacara seorang biksu kelahiran India bernama Bodhisena. Proyek berikutnya adalah pembangunan Daibutsuden (Aula Daibutsu) yang dimulai tahun 758. Empat tokoh berpengaruh dalam proyek pembangunan Tōdai-ji disebut Shishō (四聖, empat orang suci) yang terdiri dari Rōben, Kaisar Shōmu, Gyōki, dan Bodhisena.

Proyek berskala besar seperti pembangunan Daibutsu dan Aula Daibutsu ternyata menguras uang negara. Sementara kalangan bangsawan dan kuil dalam keadaan serba berkecukupan, kehidupan kalangan petani menjadi semakin sulit. Gelandangan bermunculan di Heijō-kyo, sedangkan orang mati kelaparan tidak terhitung jumlahnya. Di tengah berlangsungnya proyek, Kaisar Shōmu meninggal dunia pada tahun 756. Pada bulan 7 tahun yang sama, Tachibana no Naramaro memimpin pemberontakan. Ayah Naramaro (Tachibana no Moroe) sebenarnya adalah pembantu dekat Kaisar Shōmu yang memulai proyek Tōdai-ji. Setelah tertangkap, Naramaro diinterogasi oleh Fujiwara no Nagate. Menurutnya, pembangunan Tōdai-ji dan sebagainya hanya membuat susah rakyat, dan pemerintah telah salah jalan.

Photographies by:
Statistics: Position
3152
Statistics: Rank
37116

Tambah komentar baru

Esta pregunta es para comprobar si usted es un visitante humano y prevenir envíos de spam automatizado.

Keamanan
213576849Click/tap this sequence: 9921

Google street view

Where can you sleep near Tōdai-ji ?

Booking.com
489.373 visits in total, 9.196 Points of interest, 404 Destinations, 11 visits today.