Context of London

London (bahasa Inggris: - ) adalah ibu kota Inggris dan Britania Raya yang merupakan wilayah metropolitan terbesar di Britania Raya. Berlokasi di sepanjang Sungai Thames, London telah menjadi permukiman utama selama dua milenium sejak didirikan oleh Romawi pada abad ke-1 dengan nama Londinium. Pusat dari London kuno, yaitu City of London, sebagian besar masih tetap mempertahankan batas-batas abad pertengahannya. Sejak abad ke-19, nama London juga digunakan untuk menyebut kota metropolitan yang berkembang di sekitar pusat ini. Konurbasi dari wilayah-wilayah urban ini pada akhirnya membentuk Region London dan wilayah administratif London Raya. Wilayah ini diatur dan dibawahi oleh wali kota London dan Majelis London yang dipilih melalui pemilihan umum.

London adalah kota global terkemuka yang unggul dalam bidang seni, bisnis, pendidikan, hiburan, mode, keuangan, kesehatan, media, layanan profesional, pe...Selengkapnya

London (bahasa Inggris: - ) adalah ibu kota Inggris dan Britania Raya yang merupakan wilayah metropolitan terbesar di Britania Raya. Berlokasi di sepanjang Sungai Thames, London telah menjadi permukiman utama selama dua milenium sejak didirikan oleh Romawi pada abad ke-1 dengan nama Londinium. Pusat dari London kuno, yaitu City of London, sebagian besar masih tetap mempertahankan batas-batas abad pertengahannya. Sejak abad ke-19, nama London juga digunakan untuk menyebut kota metropolitan yang berkembang di sekitar pusat ini. Konurbasi dari wilayah-wilayah urban ini pada akhirnya membentuk Region London dan wilayah administratif London Raya. Wilayah ini diatur dan dibawahi oleh wali kota London dan Majelis London yang dipilih melalui pemilihan umum.

London adalah kota global terkemuka yang unggul dalam bidang seni, bisnis, pendidikan, hiburan, mode, keuangan, kesehatan, media, layanan profesional, penelitian dan pengembangan, pariwisata, serta transportasi. London, bersama dengan New York City, merupakan pusat keuangan terkemuka di dunia, dan menjadi kota dengan PDB terbesar kelima di dunia, atau yang tertinggi di Eropa. Kota ini dikatakan sebagai pusat kebudayaan dunia. London juga menjadi kota yang paling sering dikunjungi, dan tercatat sebagai kota dengan bandar udara tersibuk di dunia berdasarkan lalu lintas penumpang internasional. 43 universitas di London membentuk konsentrasi pendidikan tinggi terbesar di Eropa. Pada tahun 2012, London menjadi kota pertama yang telah menjadi tuan rumah penyelenggara Olimpiade Musim Panas modern sebanyak tiga kali.

London terdiri dari beragam masyarakat dan budaya dengan lebih dari 300 bahasa dituturkan oleh berbagai etnis. Pada bulan Maret 2011, London tercatat berpenduduk sebanyak 8.174.100 jiwa, atau sekitar 12,5% dari populasi Britania Raya secara keseluruhan. Hal ini menjadikan London sebagai kota terbesar di Uni Eropa menurut jumlah populasi. Kawasan perkotaan London Raya juga menjadi kawasan urban terbesar kedua (setelah Paris) di Uni Eropa dengan jumlah penduduk 8.278.251 jiwa, sedangkan kawasan metropolitan London adalah yang terbesar di Uni Eropa dengan populasinya yang diperkirakan mencapai 12 hingga 14 juta jiwa. Sebelumnya, London juga pernah menjadi kota dengan populasi terbesar di dunia pada periode 1831-1925.

London memiliki empat Situs Warisan Dunia, yaitu: Menara London; Kebun Botani Kew; komplek situs bersejarah yang terdiri dari Istana Westminster, Westminster Abbey dan Gereja St. Margaret; serta permukiman bersejarah Greenwich (tempat Observatorium Kerajaan menandai meridian utama, yaitu 0° garis bujur, dan GMT). Markah tanah terkenal London yang lainnya di antaranya Istana Buckingham, Mata London, Katedral Santo Paulus, Piccadilly Circus, Jembatan Menara, Stadion Wembley, Jembatan London, dan Trafalgar Square. London juga merupakan lokasi dari berbagai museum, galeri, perpustakaan, acara olahraga, dan institusi kebudayaan lainnya, termasuk British Museum, Museum Maritim Nasional, Perpustakaan Britania, Galeri Nasional, Tate Modern, Wimbledon, dan 40 Teater West End. London Underground merupakan jaringan kereta api bawah tanah tertua di dunia, serta yang terluas kedua setelah Shanghai Metro.

More about London

Population, Area & Driving side
  • Population 8799728
  • Area 1572
Riwayat
  • Etimologi

    Asal usul nama London belum bisa dipastikan.[1] Nama itu merupakan sebuah nama yang kuno sekali dan bisa ditemui dalam sumber-sumber yang berasal dari awal abad ke-2. Nama London tercatat sekitar tahun 121 M sebagai Londinium yang diberi oleh penguasa Britania Romawi.[1] Penjelasan paling awal tentang asal usul London, meskipun saat ini penjelasan ini diabaikan, dikemukakan oleh Geoffrey dari Monmouth dalam Historia Regum Britanniae.[1] Disana dijelaskan bahwa nama London dicetuskan oleh Raja Lud yang konon menaklukkan kota ini lalu menamainya Kaerlud.[2]

    ...Selengkapnya
    Etimologi

    Asal usul nama London belum bisa dipastikan.[1] Nama itu merupakan sebuah nama yang kuno sekali dan bisa ditemui dalam sumber-sumber yang berasal dari awal abad ke-2. Nama London tercatat sekitar tahun 121 M sebagai Londinium yang diberi oleh penguasa Britania Romawi.[1] Penjelasan paling awal tentang asal usul London, meskipun saat ini penjelasan ini diabaikan, dikemukakan oleh Geoffrey dari Monmouth dalam Historia Regum Britanniae.[1] Disana dijelaskan bahwa nama London dicetuskan oleh Raja Lud yang konon menaklukkan kota ini lalu menamainya Kaerlud.[2]

     Nama London kemungkinan berasal dari Sungai Thames

    Sejak tahun 1899, secara umum dipercaya bahwa nama London berasal dari bahasa Kelt yang bermakna tempat milik orang bernama *Londinos. Namun, penjelasan ini pada akhirnya juga ditolak.[1] Pada tahun 1998, Richard Coates mengemukakan teorinya bahwa nama London berasal dari sebuah kata dalam bahasa Eropa Lama pra-Kelt yaitu *(p)lowonida yang berarti 'sungai yang terlalu luas untuk diarungi'. Coates berpendapat bahwa nama ini ditujukan untuk menyebut Sungai Thames yang mengalir melintasi London. Dari kata ini, permukiman ini mendapat nama dari bahasa Kelt, yaitu *Lowonidonjon.[3] Kesulitan utama terletak pada merekonsiliasikan bentuk Latin dari Londinium dengan bentuk modern Llundain dari bahasa Wales. Diperkirakan bahwa nama Wales ini dipinjam kembali dalam bahasa Inggris di kemudian hari, dan dengan demikian tidak dapat digunakan sebagai dasar untuk merekonstruksi nama asli.

    Hingga tahun 1889, nama "London" hanya ditujukan untuk menyebut City of London, namun semenjak itu pula nama ini turut digunakan untuk menyebut County of London dan saat ini dipergunakan untuk menyebut London Raya secara keseluruhan.[4]

    Zaman prasejarah  Pada tahun 1300, City of London masih terkurung dalam dinding Romawi.

    Meskipun terdapat bukti mengenai permukiman Suku Briton yang tersebar di kawasan London, namun permukiman utama yang paling awal sudah didirikan oleh bangsa Romawi pada tahun 43 M.[5] Permukiman ini hanya bertahan selama 17 tahun. Pada tahun 61, Suku Iceni yang dipimpin oleh Ratu Boudica menyerbu dan membumihanguskan kota itu.[6] Setelah itu, London dibangun kembali dari awal dengan perancangan yang matang dan pada akhirnya berkembang menggantikan Colchester sebagai ibu kota Provinsi Romawi untuk wilayah Britannia pada tahun 100. Puncaknya, pada abad ke-2, London Romawi ini didiami oleh sekitar 60.000 jiwa. Menjelang abad ke-7, kaum Anglo-Saxon mendirikan sebuah permukiman baru bernama Lundenwic yang terletak kira-kira satu mil (2 km) dari kota Romawi yang lama, di sekitar kawasan yang kini bernama Covent Garden.[7]

    Ada kemungkinan bahwa pernah dibangun sebuah pelabuhan perikanan dan perdagangan di muara Sungai Fleet. Kegiatan perdagangan di tempat ini berkembang hingga kota ini diduduki oleh bangsa Viking dan para penduduk dipaksa untuk berpindah ke arah timur, kembali ke lokasi Londinium Romawi supaya bisa memanfaatkan tembok-temboknya sebagai perlindungan.[8] Ancaman Viking terus meningkat, sampai pada tahun 886 Alfred yang Agung merebut kembali London dan berdamai dengan pemimpin Denmark bernama Guthrum.[9] Selanjutnya, kota Saxon asli di Lundenwic berganti nama menjadi Ealdwic ("kota lama"); nama ini tetap digunakan hingga saat ini sebagai Aldwych, yang terletak di City of Westminster.[10]

    Dua penemuan terbaru menunjukkan bahwa keberadaan London mungkin jauh lebih tua daripada yang diperkirakan sebelumnya. Pada tahun 1999, sisa-sisa jembatan dari Zaman Perunggu ditemukan di pesisir utara Jembatan Vauxhall.[11] Tidak diketahui apakah jembatan ini membentang melintasi Sungai Thames atau menuju ke sebuah pulau (yang hilang) di tengah sungai itu. Hasil dendrologi menunjukkan bahwa bahan-bahan yang digunakan untuk membuat jembatan tersebut berasal dari tahun 1500 SM.

    Pada 2010, sebuah struktur kayu besar yang diperkirakan berasal dari tahun 4500 SM ditemukan di pesisir bawah Thames, di sebelah selatan Jembatan Vauxhall.[12] Fungsi dari struktur Zaman Mesolitikum ini tidak diketahui, tetapi ukurannya paling tidak sekitar 50m x 10m, dan terdapat tiang-tiang setinggi 30 cm yang akan kelihatan ketika air surut. Kedua struktur ini terletak di South Bank, di titik persimpangan tempat Sungai Effra bertemu dengan Sungai Thames, sekitar 4 km ke arah hulu sungai dari London Romawi. Upaya yang dibutuhkan untuk membangun struktur ini menyiratkan bahwa pada masa itu, London telah dihuni sekurang-kurangnya oleh beberapa ratus orang.

    Zaman pertengahan  Pertempuran Hastings pada tahun 1066 yang menandai jatuhnya London ke tangan Normandia.

    Setelah jatuhnya kekuasaan Romawi pada awal abad ke-5, London menjadi terabaikan. Namun, mulai abad ke-6, sebuah permukiman Anglo-Saxon yang dikenal dengan nama Lundenwic berkembang di sebelah barat kota Romawi yang lama, di lokasi yang saat ini dikenal dengan Covent Garden dan Strand, dan didiami oleh sekitar 10.000–12.000 jiwa.[7] Pada abad ke-9, London berulang kali diserang oleh bangsa Viking sehingga kota itu terpaksa dipindahkan kembali ke kota Londinium Romawi.[8] Setelah penyatuan Inggris pada abad ke-10, London yang telah menjadi kota terbesar dan pusat perdagangan terpenting di Inggris juga bangkit menjadi pusat politik, meskipun masih harus bersaing dengan Winchester, yang pada saat itu merupakan ibu kota Inggris.[7]

    Pada abad ke-11, Raja Edward sang Pengaku membangun Westminster Abbey dan Westminster, sebuah kawasan kediaman kerajaan yang terletak tidak jauh ke hulu sungai dari London. Semenjak itu, Westminster berangsur-angsur mengambil alih peranan London sebagai pusat bisnis dan pemerintahan nasional.[13]

     Westminster Abbey adalah sebuah Situs Warisan Dunia dan salah satu bangunan tertua dan paling penting di London (lukisan oleh Canaletto, 1749).

    Setelah kemenangannya dalam Pertempuran Hastings, Guillaume sang Penakluk, dimahkotakan sebagai Raja Inggris di Westminster Abbey yang baru saja selesai dibangun pada Hari Natal 1066.[14] William kemudian membangun Menara London. Pembangunan ini merupakan pembangunan pertama dari sejumlah besar kastel Norman di Inggris yang dibangun dengan menggunakan batu. Menara ini dibangun di sudut tenggara kota untuk mengintimidasi penduduk asli.[15] Pada 1097, William II memulai pembangunan Westminster Hall, berdekatan dengan lokasi Westminster Abbey. Bangunan ini selanjutnya menjadi dasar bagi terbentuknya Istana Westminster yang baru.[16][17]

    Memasuki abad ke-12, institusi-insitusi pemerintah pusat yang sebelumnya senantiasa mengiringi keluarga kerajaan yang bepergian ke seluruh negeri menjadi semakin besar dan canggih dan juga terpusat di satu tempat, yaitu di Westminster, meskipun perbendaharaan kerajaan yang pindah dari Winchester memilih untuk menetap di Menara London. Dalam prosesnya, City of Westminster lambat laun berkembang menjadi ibu kota yang efektif dalam bidang pemerintahan. Namun kota tetangganya, City of London, tetap menjadi kota terbesar dan pusat perdagangan di Inggris yang berkembang di bawah pemerintahan tersendiri, yaitu Korporasi City of London. Pada tahun 1100, penduduk City of London berjumlah sekitar 18.000 jiwa, dan menjelang tahun 1300, jumlah tersebut membengkak menjadi 100.000 jiwa.[18]

    Musibah Kematian Hitam yang melanda London pada pertengahan abad ke-14 menyebabkan London kehilangan hampir sepertiga dari total populasinya.[19] London juga menjadi sasaran dari Pemberontakan Petani yang meletus pada tahun 1381.[20]

    Zaman modern awal

    Selama Periode Tudor, gelombang reformasi yang terjadi di Inggris menyebabkan negara beralih ke mazhab Protestan, dan sebagian besar usaha di London berganti pemilik dari yang sebelumnya merupakan milik gereja menjadi milik swasta dan perorangan.[21] Dibukanya jalur pelayaran dari Belanda ke Inggris pada 1565 menyebabkan terjadinya peningkatan aktivitas perdagangan di London.[22] Hal ini menyebabkan didirikannya Royal Exchange pada tahun yang sama.[23] Merkantilisme yang semakin berkembang dan diikuti dengan tumbuhnya kongsi-kongsi perdagangan monopoli seperti Perusahaan Hindia Timur (EIC) menyebabkan meluasnya kegiatan perdagangan ke Dunia Baru (benua Amerika). London akhirnya menjadi pelabuhan utama di Laut Utara dan dipenuhi oleh para imigran yang datang dari wilayah Inggris lainnya dan juga dari luar negara. Jumlah penduduk London meningkat pesat dari sekitar 50.000 jiwa pada tahun 1530 menjadi 225.000 jiwa pada 1605.[21]

     Kebakaran Besar London yang menghanguskan sebagian besar kota pada tahun 1666.

    Pada abad ke-16, William Shakespeare dan tokoh-tokoh yang seangkatan dengannya tinggal di London ketika perkembangan seni teater ditentang oleh pihak kerajaan. Menjelang akhir periode Tudor pada 1603, London masih sangat bergejolak. Ada upaya pembunuhan terhadap James I di Westminster selama berlangsungnya pemberontakan Plot Bubuk Mesiu pada tanggal 5 November 1605.[24] Pada awal abad ke-17, London dihadapkan pada bencana wabah penyakit yang menyebar di kota.[25] Bencana ini mencapai puncaknya dengan terjadinya Wabah Besar pada tahun 1665–1666 yang menewaskan sekitar 100.000 jiwa penduduk London, atau seperlima dari total populasi pada saat itu.[26]

    Pada tahun 1666, Kebakaran Besar London pecah di Pudding Lane di tengah kota London dan dengan cepat menghanguskan bangunan-bangunan kayu yang memenuhi kota pada saat itu.[27] Upaya pembangunan kembali London setelah Kebakaran Besar memakan waktu hingga 10 tahun di bawah pengawasan Robert Hooke,[28][29] yang merupakan seorang arsitek London.[30] Pada tahun 1708, karya terbesar Christopher Wren, yaitu Katedral Santo Paulus selesai dibangun. Selama era George, kawasan-kawasan baru di sebelah barat London seperti Mayfair mulai dibangun. Sementara itu, pembukaan jembatan-jembatan baru yang menyeberangi Sungai Thames turut mendorong pembangunan di London Selatan. Sedangkan di sebelah timur, Pelabuhan London diperluas hingga ke hilir sungai.[31]

     London pada tahun 1806

    Pada tahun 1762, Istana Buckingham dibeli oleh George III dan kemudian istana ini diperbesar selama 75 tahun berikutnya. Pada abad ke-18, London dihantui oleh berbagai tindak kriminalitas. Oleh sebab itu, Bow Street Runners dibentuk pada tahun 1750 sebagai sebuah pasukan kepolisian yang profesional.[32] Kurang lebih 200 tindak kriminalitas dikenakan hukuman mati,[33] tidak terkecuali wanita dan anak-anak yang digantung cuma karena aksi pencurian kecil.[34] Lebih dari 74 persen anak-anak yang lahir di London meninggal sebelum menginjak usia lima tahun.[32] Warung kopi menjadi tempat yang paling ramai dan populer untuk mendiskusikan berbagai isu pada waktu itu. Selain itu, penduduk London juga menjadi semakin melek huruf dan perkembangan teknologi mesin cetak yang memperluas penyebaran berita juga berkembang pesat. Fleet Street di London pun kemudian menjadi pusat media di Inggris.[35]

    Samuel Johnson mengatakan:

    Anda tidak akan menemukan seorangpun, terutama kaum intelektual, yang akan bersedia meninggalkan London. Siapapun yang merasa bosan dengan London, maka ia bosan dengan kehidupannya; karena hanya di London terdapat segala kenikmatan hidup.

    — Samuel Johnson, 1777[36]
     
    Panorama kota London pada tahun 1616 oleh Claes Visscher.
    Sejarah terkini  London dibombardir oleh Jerman Nazi saat peristiwa The Blitz pada Perang Dunia II. "Swinging London," Carnaby Street, tahun 1966.

    London merupakan kota terbesar di dunia pada tahun 1831 hingga 1925.[37] Kondisi London yang begitu sesak menyebabkan berjangkitnya epidemi kolera.[38] Epidemi ini telah merenggut lebih dari 14.000 jiwa pada tahun 1848 dan 6.000 jiwa pada 1866.[39] Kemacetan lalu lintas yang semakin meningkat mencetuskan ide mengenai pembentukan rangkaian rel kereta api perkotaan yang pertama di dunia. Dewan Kerja Metropolitan ditugaskan untuk mengawasi usaha perluasan infrastruktur di London dan di beberapa county di sekitarnya. Pada tahun 1889, lembaga tersebut digantikan oleh Majelis County London, yang diciptakan untuk mengelola pembangunan di county-county di sekitar London. Ketika Perang Dunia II meletus, serangan yang dilancarkan oleh Luftwaffe Jerman seperti The Blitz telah mengorbankan lebih dari 30.000 nyawa warga London serta memusnahkan banyak rumah dan bangunan di seantero kota tersebut. Tidak lama setelah perang usai, Olimpiade Musim Panas 1948 diselenggarakan di Stadion Wembley yang lama, meskipun pada saat itu London masih belum pulih sepenuhnya dari kerusakan akibat peperangan.

    Pada tahun 1951, Festival Britania diadakan di South Bank. Peristiwa Kabut Besar yang terjadi pada 1952 menyebabkan disahkannya Undang-Undang Udara Bersih 1956 yang mengakhiri fenomena kabut "sup kacang pis" yang sempat menodai nama baik London. Sejak tahun 1940-an dan seterusnya, London menjadi tempat tinggal bagi sejumlah besar imigran yang datang dari berbagai negara bekas jajahan Inggris seperti Jamaika, India, Bangladesh dan Pakistan. Hal ini menjadikan London sebagai salah satu kota dengan kebudayaan yang paling beragam di Eropa.[32]

    London telah menjadi pusat mode dunia jauh sebelum Paris menyandang status tersebut. Sejak pertengahan 1960-an, London menjadi pusat kebudayaan anak muda di seluruh dunia yang ditunjukkan dengan munculnya sub-budaya Swinging London yang bersumber dari King's Road, Chelsea dan Carnaby Street. Peranan London sebagai pusat mode dunia dibangkitkan kembali pada era kebudayaan skinhead dan punk. Pada tahun 1965, batas-batas politik London diperluas untuk memperhitungkan pertumbuhan daerah perkotaan. Oleh sebab itu, dibentuklah Majelis London yang baru. Saat terjadinya peristiwa The Troubles di Irlandia Utara, London menjadi sasaran dari serangan bom yang dilancarkan oleh Provisional IRA. Kesenjangan rasial yang merebak pada tahun 1980-an menyebabkan pecahnya Kerusuhan Brixton 1981. Jumlah populasi di London Raya terus menurun dalam dekade-dekade setelah Perang Dunia II, diperkirakan terjadi penyusutan jumlah penduduk London dari 8,6 juta pada tahun 1939 menjadi 6,8 juta pada 1980-an. Pelabuhan-pelabuhan utama di London berpindah ke arah hilir sungai di Felixstowe dan Tilbury, dengan kawasan London Docklands yang menjadi pusat regenerasi sebagai bagian dari proyek pembangunan Canary Wharf yang lahir akibat dampak dari kebangkitan London sebagai pusat keuangan dunia pada tahun 1980-an.

    Pembatas Thames selesai dibangun pada tahun 1980, yang bertujuan untuk melindungi London dari ancaman air pasang dari Laut Utara. Majelis London Raya dibubarkan pada tahun 1986, hal ini menjadikan London sebagai satu-satunya kota metropolitan di dunia yang beroperasi tanpa pemerintahan pusat. Pada tahun 2000, pemerintahan di seluruh London dipulihkan dengan pembentukan Otoritas London Raya. Untuk menyambut kedatangan abad ke-21, dibangunlah Millennium Dome, Mata London dan Jembatan Millennium. Pada tanggal 7 Juli 2005, tiga buah kereta bawah tanah London Underground dan sebuah bus bertingkat dibom dalam serangkaian serangan teroris.[40]

    ^ a b c d Mills 2001, hlm. 139 ^ Ackroyd, Peter (2 December 2001). "'London'". New York Times. ISBN 978-0-7011-7279-4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-30. Diakses tanggal 28 October 2008.  ^ Coates, Richard (1998). "A new explanation of the name of London". Transactions of the Philological Society. 96 (2): 203–229. doi:10.1111/1467-968X.00027. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 2019-10-24.  ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama mills_140 ^ Perring, Dominic (1991). Roman London. London: Routledge. hlm. 1. ISBN 978-0-203-23133-3.  ^ "British History Timeline —Roman Britain". British Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 7 June 2008.  ^ a b c "The early years of Lundenwic". The Museum of London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-06-10. Diakses tanggal 7 June 2008.  ^ a b "Viking and Danish London". The Museum of London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-19. Diakses tanggal 6 June 2008.  ^ "Medieval London —Vikings". The Museum of London. Archived from the original on 2008-06-02. Diakses tanggal 7 June 2008.  ^ George Hamilton Cunningham (1927). "London". J. M. Dent & Sons: xiii.  ^ Denison, Simon (1999). "First `London Bridge' in River Thames at Vauxhall". British Archaeology (46). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 15 April 2011.  ^ Milne, Gustav. "London's Oldest Foreshore Structure!". Frog Blog. Thames Discovery Programme. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 15 April 2011.  ^ "Edward the Confessor (c.1003–1066)". British Broadcasting Corporation. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 27 September 2008.  ^ "History – 1066 – King William". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 5 May 2008.  ^ Tinniswood, Adrian. "A History of British Architecture — White Tower". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 5 May 2008.  ^ "UK Parliament — Parliament: The building". UK Parliament. 9 November 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-03-11. Diakses tanggal 27 April 2008.  ^ "Palace of Westminster". UK Parliament. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-04-04. Diakses tanggal 27 April 2008.  ^ Schofield, John; Vince, Alan (2003). Medieval Towns: The Archaeology of British Towns in Their European Setting. Continuum International Publishing Group. hlm. 26. ISBN 978-0-8264-6002-8. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-19. Diakses tanggal 2012-08-13.  ^ "Black Death". BBC History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 3 November 2008.  ^ "Richard II (1367–1400)". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 12 October 2008.  ^ a b Nikolaus Pevsner, London I: The Cities of London and Westminster rev. edition,1962, Introduction p 48. ^ The Queen's Merchants and the Revolt of the Netherlands: The End of the Antwerp Mart, Volume 2, pages 1 and 62-63, George Daniel Ramsay, Manchester University Press ND, 1986. ISBN 978-0-7190-1849-7 ^ The life and times of Sir Thomas Gresham, founder of the Royal Exchange: including notices of many of his contemporaries. With illustrations, Volume 2, pages 80-81, John William Burgon, E. Wilson, 1839. ^ Durston, Christopher (1993). James I. London: Routledge. hlm. 59. ISBN 978-0-415-07779-8.  ^ "A List of National Epidemics of Plague in England 1348–1665". Urbanrim.org.uk. 4 December 2009. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-05-04. Diakses tanggal 3 May 2010.  ^ "Story of the plague". Channel 4. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 24 October 2011.  ^ Pepys, Samuel (2 September 1666) [1893]. Mynors Bright (decipherer); Henry B. Wheatley, ed. The Diary of Samuel Pepys. 45: August/September 1666. ISBN 978-0-520-22167-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 2012-08-13.  ^ Schofield J (2001). "London After the Great Fire: Civil War and Revolution". BBC. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-19. Diakses tanggal 28 April 2008.  ^ "Museum of London — Rebuilding after the fire". Museum of London. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-02-01. Diakses tanggal 27 April 2008.  ^ The curious life of Robert Hooke, the man who measured London by Lisa Jardine ^ The Rebuilding of London After the Great Fire. Thomas Fiddian. 1940. Diakses tanggal 27 April 2008.  ^ a b c "Thief Taker, Constable, Police Diarsipkan 2011-10-12 di Wayback Machine.". Public Broadcasting Service (PBS). ^ Jackson, Peter (3 August 2009). "Rough justice – Victorian style". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-05. Diakses tanggal 13 December 2011.  ^ Monday, 21 March 1960 (21 March 1960). "National Affairs: Capital punishment: a fading practice". Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-11. Diakses tanggal 13 December 2011.  ^ "BBC – History – The Foundling Hospital". BBC. 17 February 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-10-13. Diakses tanggal 13 December 2011.  ^ "When a man is tired of London, he is tired of life: Samuel Johnson". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-08-06. Diakses tanggal 2012-08-13.  ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama london_030 ^ "Hidden extras: cholera comes to Victorian London". Sciencemuseum.org.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-13. Diakses tanggal 13 December 2011.  ^ Robert W. Brown. "London in the Nineteenth Century". Uncp.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-12-30. Diakses tanggal 13 December 2011.  ^ "7 July Bombings: Overview". London: BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-02-13. Diakses tanggal 28 April 2008. 
    Read less

Where can you sleep near London ?

Booking.com
490.028 visits in total, 9.198 Points of interest, 404 Destinations, 77 visits today.