Artikel ini membahas ibu kota Kuba. Untuk penggunaan lain dari Havana/Habana, lihat Havana (disambiguasi)

Havana (bahasa Spanyol: La Habana IPA pronunciation: [a'βana]), nama sebelumnya Villa de San Cristóbal de La Habana; UN/LOCODE: CU HAV) adalah ibu kota Kuba. Kota ini juga merupakan salah satu dari ke-14 provinsi di Kuba, dengan provinsinya bernama "Kota Havana" (Ciudad de La Habana). Dengan penduduk kota sejumlah lebih dari 2,3 juta orang dan penduduk wilayah metropolitannya lebih dari 3 juta orang, Havana adalah kota terbesar di Kuba dan di seluruh Karibia. Kota ini terletak sekitar 144 kilometer di selatan-barat daya dari Key West, Florida. Posisinya berada di pantai barat daya Kuba, menghadap ke Selat Florida, dan dikelilingi oleh Provinsi Havana di selatan, timur, dan baratnya.

Kota Havana didi...Selengkapnya

Artikel ini membahas ibu kota Kuba. Untuk penggunaan lain dari Havana/Habana, lihat Havana (disambiguasi)

Havana (bahasa Spanyol: La Habana IPA pronunciation: [a'βana]), nama sebelumnya Villa de San Cristóbal de La Habana; UN/LOCODE: CU HAV) adalah ibu kota Kuba. Kota ini juga merupakan salah satu dari ke-14 provinsi di Kuba, dengan provinsinya bernama "Kota Havana" (Ciudad de La Habana). Dengan penduduk kota sejumlah lebih dari 2,3 juta orang dan penduduk wilayah metropolitannya lebih dari 3 juta orang, Havana adalah kota terbesar di Kuba dan di seluruh Karibia. Kota ini terletak sekitar 144 kilometer di selatan-barat daya dari Key West, Florida. Posisinya berada di pantai barat daya Kuba, menghadap ke Selat Florida, dan dikelilingi oleh Provinsi Havana di selatan, timur, dan baratnya.

Kota Havana didirikan oleh Spanyol pada abad ke-16. Kota ini berfungsi sebagai batu loncatan untuk penaklukan Spanyol di Amerika, dengan menjadi titik perhentian bagi kapal-kapal galiung Spanyol yang kembali ke Spanyol. Felipe II dari Spanyol memberikan Havana gelar ibu kota pada tahun 1607. Tembok dan benteng dibangun untuk melindungi kota.

Kota ini adalah pusat pemerintahan Kuba, dan rumah bagi berbagai kementerian, kantor pusat bisnis dan lebih dari 100 kantor diplomatik. Gubernurnya adalah Reinaldo García Zapata dari Partai Komunis Kuba (PCC). Pada tahun 2009, kota/provinsi ini menghasilkan pendapatan tertinggi ketiga di negara ini.

Havana di masa kini dapat digambarkan sebagai tiga wilayah dalam satu kota: Havana Lama, Vedado, dan distrik pinggiran kota yang lebih baru. Kota ini sebagian besar terbentang ke arah barat dan selatan dari teluk, yang dimasuki melalui jalan masuk sempit dan terbagi menjadi tiga pelabuhan utama: Marimelena, Guanabacoa dan Antares. Sungai Almendares melintasi Havana dari selatan ke utara, memasuki Selat Florida beberapa mil sebelah barat teluk.

Kota ini menarik lebih dari satu juta wisatawan setiap tahunnya. Sensus resmi Havana melaporkan bahwa pada tahun 2010, kota ini dikunjungi oleh 1.176.627 wisatawan internasional, meningkat 20% dari tahun 2005. Havana Lama dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1982. Kota ini juga terkenal karena sejarah, budaya, arsitektur, dan monumennya. Seperti halnya Kuba, Havana memiliki iklim tropis.

Pendirian  Peta Jerman tahun 1888 yang melukiskan Havana

Wilayah Havana yang sekarang dan teluk alamiahnya pertama kali dikunjungi oleh orang-orang Eropa pada pelayaran oleh Sebastián de Ocampo mengelilingi pulau ini pada 1509.[1] Tak lama kemudian sesudah itu, 1510, para kolonis Spanyol pertama tiba dari La Hispaniola dan dengan demikian Penaklukan Kuba pun dimulai.

Conquistador Diego Velázquez de Cuéllar mendirikan Havana pada 25 Agustus 1515 di pantai selatan pulau itu, dekat kota Surgidero de Batabanó sekarang. Antara 1514 dan 1519, kota ini setidak-tidaknya mempunyai dua lokasi yang berbeda. Sebuah peta Kuba yang lebih tua, yang dibuat pada 1514 menempatkan kota ini di muara sungai Onicaxinal, juga di pantai selatan Kuba. Lokasi lainnya adalah La Chorrera, yang kini berada di lingkungan Puentes Grandes, di sebelah Sungai Almendares. Lokasi yang terakhir, yang diperingati oleh El Templete, adalah kota keenam yang dibangun oleh orang-orang Spanyol di pulau ini, yang dinamai San Cristobal de la Habana by Pánfilo de Narváez: Nama ini menggabungkan nama San Cristóbal, santo pelindung Havana, dan Habana, yang asal usulnya yang jelas, kemungkinan berasal dari Habaguanex, nama seorang kepala suku Indian yang menguasai wilayah itu, yang dikutip oleh Diego Velasquez dalam laporannya kepada raja Spanyol. Sebuah legenda mengisahkan bahwa Habana adalah nama dari anak perempuan Habaguanex yang cantik,[2] tetapi tak satupun sumber historis yang dikenal mengukuhkan versi ini.

Havana pindah ke lokasinya yang sekarang di sebelah apa yang saat itu dikenal sebagai Puerto de Carenas (arti harafiah, "Teluk Perbaikan Kapal"), pada 1519. Kualitas teluk alamiah ini, yang kini menjadi tempat pelabuhan Havana, mendukung perubahan lokasi ini. Bartolomé de las Casas menulis:

...salah satu kapal, atau kedua-duanya, membutuhkan perbaikan, dalam arti memperbarui atau memperbaiki bagian-bagian yang berada di bawah, dan melapisinya dengan ter dan lilin, dan memasuki pelabuhan yang kini kita sebut Havana, dan di sana kapal-kapal itu diperbaiki sehingga pelabuhan itu pun disebut de Carenas. Teluk ini sangat baik dan dapat menampung banyak kapal, yang saya kunjungi beberapa tahun setelah Penemuan... ada segelintir di Spanyol, atau di tempat-tempat lain di seluruh dunia, yang sebanding dengannya...[1]

Tak lama setelah dibangunnya kota-kota pertama Kuba, pulau ini berfungsi sedikit lebih daripada sekadar sebuah pangkalan untuk Conquista (penaklukan) atas daerah-daerah lainnya. Hernán Cortés mengorganisasi ekspedisinya ke Meksiko dari sini. Kuba, pada tahun-tahun pertama Penemuan, tidak memberikan harta kekayaan langsung bagi para conquistadores, karena daerah ini tidak mempunyai emas, perak dan batu berharga, dan banyak di antara para pemukimnya pindah ke daerah-daerah yang lebih menjanjikan di Meksiko dan Amerika Selatan, yang mulai ditemukan dan dikolonisasikan pada waktu itu. Legenda-legenda tentang Eldorado dan Tujuh Kota Emas menarik banyak petualang dari Spanyol, tetapi juga dari koloni-koloni di sekitarnya, meninggalkan Havana, dan bagian Kuba lainnyaa, yang umumnya yang berpenduduk.

Bajak laut dan La Flota  Bajak laut Prancis, Jacques de Sores menjarah dan membakar Havana pada tahun 1555

Havana mulanya adalah sebuah pelabuhan perdagangan dan mengalami serangan-serangan teratur oleh para bajak laut dan perompak-perompak Prancis. Serangan yang pertama dan membakar kotanya dilakukan oleh perompak Prancis Jacques de Sores. Bajak laut merebut Havana hanya dengan dua kapal kecil, menjarah kota dan membunuh 30 orang tua-tua dan kulit hitam yang dipenjarakan. De Sores pergi tanpa memperoleh harta melimpah yang ia harapkan akan ditemukannya di Havana.

Serangan-serangan seperti itu meyakinkan Takhta Spanyol untuk mendukung pembangunan benteng-benteng pertama di kota-kota utama, bukan hanya untuk melawan para bajak laut dan bajak lauts tetapi juga untuk menegaskan kontrol atas perdagangan dengan Hindia Barat dan membatasi contrabando (pasar gelap) yang meluas yang berkembang karena pembatasan-pembatasan perdagangan yang dikenakan oleh Casa de Contratación dari Sevilla, kantor perdagangan yang dikontrol oleh raja yang memegang hak monopoli atas perdagangan dengan Dunia Baru.

Untuk melawan serangan-serangan para bajak laut atas konvoi-konvoi Galleon yang menuju ke Spanyol yang penuh dengan harta kekayaan yang didapat dari Dunia Baru, takhta Spanyol memutuskan untuk melindungi kapal-kapalnya dengan memusatkan mereka pada sebuah rombongan besar yang akan menempuh Samudera Atlantik sebagai sebuah kelompok. Sebuah rombongan dapat lebih mudah dilindungi oleh Armada Spanyol. Setelah dekret raja pada 1561, semua kapal yang menuju ke Spanyol diharuskan bergabung dalam rombongan ini di Teluk Havana. Kapal-kapal yang tiba dari Mei hingga Agustus, menunggu untuk kondisi cuaca yang terbaik, lalu rombongan meninggalkan Havana menuju Spanyol pada September.

Hal ini meningkatkan perdagangan dan perkembangan kota Havana yang ada di dekatnay (yang saat itu hanyalah sebuah villa (desa) sederhana). Barang-barang yang diperdagangkan di Havana termasuk emas, perak, alpaka, wol dari Andes, zamrud dari Kolombia, mahoni dari Kuba dan Guatemala, kulit dari Guajira, bumbu-bumbu, kayu-kayu pewarna dari Campeche, jagung, ubi kayu, dan cokelat. Kapal-kapal dari seluruh Dunia Baru membawa produk-produk ke Havana sehingga mereka dapat dibawa dengan rombongan ke Spanyol. Ribuan kapal yang berkumpul di teluk kota ini juga merangsang pertanian dan manufaktur Havana, karena mereka harus ditopang dengan makanan, air, dan produk-produk lainnya agar dapat menempuh pelayaran di samudera.

Pada 1563, Capitán General (Gubernur Spanyol di pulau itu) pindah dari Santiago de Cuba ke Havana karena kemakmuran baru dan kedudukan penting kota, dan secara tidak resmi mendukung statusnya sebagai ibu kota pulau ini. Pada 20 Desember 1592, Raja Felipe II de Habsburgo (Philip II dari Spanyol) memberikan gelar "Kota" kepada Havana. Belakangan, kota ini secara resmi ditetapkan sebagai "Kunci ke Dunia Baru dan halaman depan dari Hindia Barat" oleh Takhta Spanyol.

Pada saat yang bersamaan, dilakukan berbagai usaha untuk membangun atau memperbaiki infrastruktur pertahanan kota itu. Kastil San Juan de la Punta mengawal pintu masuk sebelah barat teluk ini, sementara Castillo de los Tres Reyes Magos del Morro mengawal pintu masuk sebelah timurnya. Castillo de la Real Fuerza mempertahankan bagian tengah kota, dan berfungsi pula sebagai tempat tinggal Gubernur sampai istana yang lebih nyaman dibangun. Dua menara pertahanan lainnya, La Chorrera dan San Lázaro dibangun pula pada periode ini.

Abad ke-17 dan ke-18

Havana menjadi sangat diperluas pada abad ke-17. Gedung-gedung baru dibangun dari bahan-bahan yang paling melimpah di pulau ini, terutama kayu, menggabungkan berbagai gaya arsitektur Iberia, serta banyak meminjam dari ciri-ciri khas Canary. Pada periode ini kota ini juga membangun monument-monumen sipil dan bangunan-bangunan keagamaan. Biara St Augustin, Kastil El Morro, kapel Humilladero, air mancur Dorotea de la Luna di La Chorrera, gereja Malaikat Suci, rumah sakit San Lazaro, biara Santa Teresa dan biara San Felipe Neri semuanya diselesaikan pada era ini.

Pada 1649 wabah fatal yang dibawa dari Cartagena di Kolombia, memengaruhi sepertiga penduduk Havana. Pada 30 November 1665, Ratu Mariana dari Austria, janda Raja Philip IV dari Spanyol, mengesahkan lambang Kuba, yang mengambil sebagai motif simbolisnya ketiga kastil pertama Havana: "Real Fuerza, Tres Santos Reyes Magos del Morro dan San Salvador de la Punta." Lambang ini juga menampilkan kunci emas simbolis yang mewakili gelar "Kunci ke Teluk". Pada 1674, pekerjaan untuk membangun Tembok Kota dimulai, sebagai bagian dari usaha pembentengan. Pekerjaan ini selesai pada 1740.

Pada pertengahan abad ke-18 Havana mempunyai lebih dari 70.000 penduduk, dan merupakan kota ketiga terbesar di benua Amerika, setelah Lima dan Ciudad de México tetapi lebih besar daripada Boston dan New York.[3] Kemakmuran Havana melahirkan perhatian internasional terus-menerus dan kota ini tanpa diduga-duga direbut oleh Angkatan Laut Kerajaan. Kejadian ini dimulai pada 6 Juni 1762, ketika pada pagi-pagi sekali, sebuah armada Britania yang mengesankan, yang terdiri atas lebih dari 50 kapal dan 14.000 awaknya, berlayar ke perairan Kuba. Tentara Britania merebut kota sebagai bagian dari Perang Tujuh Tahun, membukanya untuk perdagangan bebas dan membawa ribuan budak-budak Afrika ke pulau tersebut. Kota itu kemudian diperintah oleh Sir George Keppel atas nama Britania Raya. Pada pertengahan 1763, hanya setahun setelah invasi itu, Britania mengembalikan Havana ke tangan Spanyol sebagai ganti Florida.

Setelah memperoleh kembali kota ini, Spanyol mengubah Havana menjadi kota yang paling kuat dibentengi di benua Amerika. Pembangunannya dimulai dengan apa yang kelak menjadi Benteng San Carlos de la Cabaña, perbentengan Spanyol terbesar di Dunia Baru. Pekerjaan ini berkepanjangan hingga 11 tahun dan menjadi sangat mahal, tetapi setelah selesai benteng itu dianggap sebagai benteng yang tidak dapat ditembus dan sangat penting bagi pertahanan Havana. Benteng ini dilengkapi dengan sejumlah besar meriam yang ditempa di Barcelona. Perbentengan lainnya pun dibangun: kastil Atarés yang mempertahankan galangan kapal di teluk bagian dalam, sementara kastil El Príncipe mengawal kota dari sebelah barat. Sejumlah meriam yang ditempatkan di sepanjang kanal teluk ini (di antaranya meriam San Nazario dan Doce Apóstoles) memastikan bahwa tak satupun tempat di pelabuhan ini yang tidak dilindungi.

Katedral Havana dibangun pada 1748 sebagai sebuah gereja Yesuit, dan diubah pada 1777 menjadi gereja Parroquial Mayor, setelah Penindasan atas Yesuit di wilayah Spanyol pada 1767. Pada 1788, gereja ini secara resmi menjadi sebuah Katedral. Antara 1789 dan 1790 Kuba was apportioned menjadi sebuah keuskupan tersendiri oleh Gereja Katolik Roma. Pada 15 Januari 1796, tulang-belulang Christopher Columbus dipindahkan ke pulau ini dari Santo Domingo, hingga 1898, ketika tulang-tulang itu dipindahkan ke Katedral Sevilla, setelah Spanyol kehilangan Kuba.

 Benteng neo-klasik Bank Nova Scotia.

Galangan kapal Havana (dinamai El Arsenal) sangat aktif, berkat sumber-sumber kayu yang tersedia di sekitar kota ini. Santísima Trinidad adalah kapal perang terbesar pada masanya. Kapal ini diluncurkan pada 1769, panjangnya sekitar 62 meter, mempunyai tiga dek dan 120 meriam. Kapal ini belakangan ditingkatkan hingga memiliki 144 meriam dan empat dek. Setelah Pertempuran Trafalgar pada 1805 kapal ini tenggelam. Santisima Trinidad berharga 40.000 pesos fuertes pada masa itu. Hal ini memberikan kita gambaran tentang pentingnya Arsenal, dengan membandingkan biayanya dengan 26 juta pesos fuertes dan 109 kapal yang diproduksi pada masa keberadaan Arsenal.[4]

Abad ke-19

Setelah perdagangan antara negara-negara Karibia dan negara-negara Amerika Utara meningkat pada awal abad ke-19, Havana menjadi sebuah kota yang berkembang dan sangat bergaya. Gedung-gedung teater Havana menampilkan aktor-aktor yang paling tersohor pada masa itu, dan kemakmuran di antara kelas menengah yang berkembang menyebabkan munculnya gedung-gedung mewah klasik yang mahal. Selama periode ini Havana terkenal sebagai Paris di Antilles.

 Museum Revolusi, bekas istana kepresidenan

Abad ke-19 dibuka dengan tibanya Alexander von Humboldt di Havana. Ia merasa terkesan oleh vitalitas pelabuhan Havana. Pada 1837, jalur kereta api pertama dibangun, yang merentang sepanjang 51 km antara Havana dan Bejucal, yang digunakan untuk mengangkut gula dari lembah Guines ke pelabuhan. Dengan kereta api ini, Kuba menjadi negara kelima di dunia dan negara berbahasa Spanyol yang memiliki kereta api. Sepanjang abad ini, Havana diperkaya oleh pembangunan fasilitas-fasilitas kebudayaan lainnya, seperti Teater Tacon, salah satu yang paling mewah di dunia, Artistik dan Literary Liceo (Liseum) dan teater Coliseo. Pada 1863, tembok-tembok kota diruntuhkan sehingga metropolis dapat diperluas. Pada akhir abad ini, kelas-kelas yang kaya pindah ke wilayah El Vedado. Belakangan mereka pindah ke Miramar, dan kini, mereka semakin bergeser ke bagian barat dan menetap di Siboney. Pada akhir abad ke-19, Havana menyaksikan masa-masa terakhir kolonialisme Spanyol di Amerika, yang berakhir dengan pasti ketika kapal perang Amerika Serikat Maine ditenggelamkan di pelabuhannya, sehingga negara itu mempunyai alasan untuk menyerang pulau tersebut. Abad ke-20 dimulai dengan Havana, dan oleh karena itu, Kuba, berada di bawah pendudukan oleh AS.

Periode Republik  Pengibaran bendera Kuba pada tanggal 20 Mei 1902

Selama Periode Republik dari tahun 1902 hingga 1959, kota ini mengalami era pembangunan baru. Semua usaha industri dan perdagangan tumbuh sangat pesat. Kuba pulih dari kehancuran akibat perang dan menjadi negara kaya, sehingga Havana dikenal sebagai "Paris di Karibia". Konstruksi adalah industri yang penting. Gedung apartemen untuk menampung kelas menengah baru, serta rumah mewah untuk para taipan Kuba dibangun dengan cepat. Banyak hotel mewah, kasino, dan klub malam dibangun pada tahun 1930-an untuk melayani industri pariwisata yang sedang berkembang di Havana, yang menyaingi Miami. Pada tahun tiga puluhan, tokoh-tokoh kejahatan terorganisir tidak menyadari kehidupan klub malam dan kasino di Havana, dan mereka membuat terobosan di kota. Santo Trafficante, Jr mengambil roda roulette di Sans Souci, Meyer Lansky mengarahkan Hotel Habana Riviera, dengan Lucky Luciano di Hotel Nacional Casino. Havana Hilton adalah hotel tertinggi dan terbesar di Amerika Latin. Pada saat itu, Havana adalah ibu kota yang eksotis dengan daya tarik dan berbagai aktivitas mulai dari marina, balap mobil grand prix, pertunjukan musik, dan taman.

Perkembangan dan peluang bisnis yang ada di Kuba, khususnya di Havana, menjadikan pulau ini sebagai magnet bagi imigrasi. Kuba menerima jutaan imigran selama periode Republik. Kuba menerima begitu banyak orang Spanyol, sehingga saat ini, diperkirakan seperempat populasi Kuba adalah keturunan imigran Spanyol.

 Kafe di Havana, 1904

Havana meraih predikat sebagai kota Amerika Latin dengan populasi kelas menengah per kapita terbesar, disertai dengan perjudian dan korupsi di mana gangster dan selebriti berbaur secara sosial. Selama era ini, Havana menghasilkan pendapatan lebih banyak dibandingkan Las Vegas. Galeri potret hitam putih dari masa itu masih menghiasi dinding bar di Hotel National, termasuk foto Frank Sinatra bersama Ava Gardner, Marlene Dietrich, dan Gary Cooper. Pada tahun 1958, sekitar 300.000 turis Amerika mengunjungi kota ini. Penulis asal Amerika, Ernest Hemingway, mengutip, "Dalam hal keindahan, hanya Venesia dan Paris yang melampaui Havana". Hemingway menulis beberapa novel terkenalnya di Kuba dan tinggal di sana selama 22 tahun terakhir hidupnya.[5] Havana memiliki 135 bioskop pada saat itu, lebih banyak dari Paris atau Kota New York.[6]

Revolusi  Fidel Castro berorasi di Havana pada tahun 1978

Setelah revolusi tahun 1959, pemerintahan baru berjanji untuk meningkatkan pelayanan sosial, perumahan umum, dan gedung-gedung resmi. Namun demikian, kelangkaan pangan yang melanda Kuba setelah pengambilalihan properti dan industri swasta secara tiba-tiba oleh Castro di bawah model komunis yang kuat yang didukung oleh Uni Soviet yang diikuti dengan embargo oleh AS, sangat memukul Havana. Akibatnya, saat ini sebagian besar wilayah Havana berada dalam kondisi bobrok. Pada tahun 1966–1968, pemerintah Kuba menasionalisasi semua badan usaha swasta di Kuba, hingga ke "bentuk perdagangan ritel kecil tertentu" (undang-undang No. 1076[7]). Sebagian besar undang-undang dan pembatasan ekonomi ini masih berlaku hingga saat ini.

Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991, subsidi Soviet kepada Kuba berakhir, menyebabkan kerugian miliaran dolar bagi pemerintah Kuba, dan menyebabkan kemerosotan ekonomi yang parah. Pada masa tahun 1990-an yang kemudian dikenal sebagai Periode Khusus, pemerintahan komunis Havana bertahan, namun situasi ekonomi yang memburuk digambarkan dengan perubahan dalam sebuah lelucon favorit: setelah Fidel Castro berkuasa pada tahun 1959, lelucon tersebut berlanjut, tanda-tanda di Kebun Binatang Havana diubah dari "Tolong jangan memberi makan hewan" menjadi "Tolong jangan mengambil makanan hewan".

 Paseo del Prado di Havana, April 2019

Setelah 50 tahun dilarang, pemerintah komunis mulai beralih ke industri pariwisata untuk mendapatkan pendapatan finansial baru, dan mengizinkan investor asing untuk membangun hotel baru dan mengembangkan industri perhotelan. Paradoksnya, meski investasi asing diterima, warga Kuba dilarang untuk berpartisipasi. Penduduk Kuba hanya diperbolehkan bekerja sebagai juru masak, tukang kebun, dan supir taksi, namun tidak boleh menjadi pemilik atau investor properti apa pun. Salah satu alasannya adalah industri pariwisata selama revolusi sosialis gagal menghasilkan pendapatan yang diharapkan. Setelah mengalami penurunan pada awal tahun 2000an, pariwisata Kuba mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 2,7 miliar dolar (USD) pada tahun 2008.[8] Di Havana Lama, upaya dilakukan untuk membangun kembali situs tujuan wisata, sejumlah jalan dan alun-alun juga telah direhabilitasi.[9] Namun Havana Lama adalah kota besar, dan upaya restorasi terkonsentrasi di seluruh wilayah, kecuali kurang dari 10% wilayahnya.

Pada malam tanggal 27 Januari 2019, sebuah tornado yang dahsyat melanda kota Havana. Tornado tersebut menumbangkan pohon dan tiang listrik, menghancurkan mobil, dan membuat puing-puing beterbangan saat melewati kota. Tornado tersebut merenggut nyawa 8 orang dan melukai lebih dari 190 orang. Tornado ini diberi peringkat resmi EF4 pada skala Enhanced Fujita, menjadikannya tornado F4 atau EF4 pertama di Kuba sejak tahun 1940.

^ a b "Historia de la Construcción Naval en Cuba". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-05-08. Diakses tanggal 2007-03-19.  ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-14. Diakses tanggal 2007-03-19.  ^ Thomas, Hugh: Cuba, A pursuit of freedom ed. ke-2, hlm. 1 ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-08-01. Diakses tanggal 2007-04-04.  ^ "Ernest Hemingway His Life and Works". web.archive.org. 2011-07-11. Diakses tanggal 2023-11-11.  ^ "Heroic myth and prosaic failure". The Economist. ISSN 0013-0613. Diakses tanggal 2023-11-11.  ^ Nigel, Hunt. "Cuba Nationalization Laws".  ^ "Cuba tourism reached record levels in 2008". usatoday.com.  ^ "granma.cu -". web.archive.org. 2007-10-12. Diakses tanggal 2023-11-11. 
Photographies by:
kuhnmi - CC BY 2.0
Gabriel Rodríguez - CC BY-SA 2.0
Zones
Statistics: Position
1896
Statistics: Rank
65344

Tambah komentar baru

CAPTCHA
Keamanan
146923587Click/tap this sequence: 3526
Esta pregunta es para comprobar si usted es un visitante humano y prevenir envíos de spam automatizado.

Google street view

Where can you sleep near Havana ?

Booking.com
491.489 visits in total, 9.211 Points of interest, 405 Destinations, 11 visits today.