Россия

Rusia
Ninara from Helsinki, Finland - CC BY 2.0 Tamten at cs.wikipedia - Public domain Azmanova Natalia - CC BY-SA 4.0 Игорь Шпиленок - CC BY-SA 3.0 Cons Ph - CC BY-SA 4.0 Anthospace - CC BY-SA 3.0 sanil - CC0 Sergey Pesterev - CC BY-SA 4.0 VasilyevaED - CC BY-SA 4.0 Shtelmochka - CC BY 4.0 Тимур Агиров - CC BY-SA 4.0 Butorin - CC BY-SA 4.0 Алексей Задонский - CC BY-SA 4.0 Ratigan at French Wikipedia - CC BY-SA 3.0 Sergey Pesterev - CC BY-SA 4.0 kuhnmi - CC BY 2.0 Ministry of Defence of the Russian Federation - CC BY 4.0 Azmanova Natalia - CC BY-SA 4.0 CHK46 - CC BY-SA 4.0 Сергей Ковалев - CC BY-SA 4.0 An2nv - CC BY-SA 4.0 Николай Гернет - CC BY-SA 4.0 HiperBoreus - CC BY-SA 3.0 Отачкин А.Е - Public domain Nakh - Public domain musatych - CC BY-SA 3.0 Sergey Nemanov (Photocity) - CC BY-SA 2.5 - Public domain AndrianovaNatalia - CC BY-SA 3.0 Slavyanochka - CC BY-SA 4.0 Shtelmochka - CC BY 4.0 Ahsartag - Public domain JialiangGao www.peace-on-earth.org - CC BY-SA 3.0 sanil - CC0 PDXdj at English Wikipedia - CC BY 2.5 Florstein (Telegram:WikiPhoto.Space) - CC BY-SA 4.0 Suleymannabiev - CC BY-SA 4.0 Sorovas - CC BY-SA 3.0 Станислав Шинкаренко - CC BY-SA 4.0 Museum of Soviet Arcade Machines - CC BY-SA 4.0 Апарин Алексей (Заводской) - CC BY-SA 4.0 xndr - Public domain Sorovas - CC BY-SA 3.0 Татьяна Лисицына - CC BY-SA 4.0 Тимур Агиров - CC BY-SA 4.0 MAK - Public domain Samantha Cristoforetti - CC BY 2.0 A.Savin - CC BY-SA 3.0 Игорь Шпиленок - CC BY-SA 3.0 Sergey Ashmarin - CC BY-SA 3.0 sanil - CC0 Robert Nunn from London, UK - CC BY-SA 2.0 Azmanova Natalia - CC BY-SA 4.0 Samantha Cristoforetti - CC BY 2.0 Сергей Александров - CC BY-SA 3.0 Asya - CC BY-SA 3.0 Vadim Tolbatov - CC BY-SA 4.0 Gautama buddha - CC BY-SA 3.0 sanil - CC0 Aslan4ik - CC BY-SA 3.0 Sorovas - CC BY-SA 3.0 Florstein (Telegram:WikiPhoto.Space) - CC BY-SA 4.0 Tamten at cs.wikipedia - Public domain No images

Context of Rusia

Rusia, dengan nama resmi disebut sebagai Federasi Rusia (bahasa Rusia: Росси́йская Федера́ция, Rossíyskaya Federátsiya) adalah sebuah negara federasi yang bersistem semi-presidensial dengan berbentuk republik konstitusional di sebelah timur Eropa dan utara Asia yang dari barat laut sampai ke tenggara. Negara ini berbatasan daratan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania dan Polandia (keduanya berbatasan dengan Oblast Kaliningrad), Belarus, Ukraina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara. Dan juga negara ini berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan negara bagian Alaska, Amerika Serikat di Selat Bering.

Dengan wilayah seluas 17.125.191 km², Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 147.190.000 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, R...Selengkapnya

Rusia, dengan nama resmi disebut sebagai Federasi Rusia (bahasa Rusia: Росси́йская Федера́ция, Rossíyskaya Federátsiya) adalah sebuah negara federasi yang bersistem semi-presidensial dengan berbentuk republik konstitusional di sebelah timur Eropa dan utara Asia yang dari barat laut sampai ke tenggara. Negara ini berbatasan daratan dengan Norwegia, Finlandia, Estonia, Latvia, Lituania dan Polandia (keduanya berbatasan dengan Oblast Kaliningrad), Belarus, Ukraina, Georgia, Azerbaijan, Kazakhstan, Tiongkok, Mongolia, dan Korea Utara. Dan juga negara ini berbatasan laut dengan Jepang di Laut Okhotsk dan negara bagian Alaska, Amerika Serikat di Selat Bering.

Dengan wilayah seluas 17.125.191 km², Rusia adalah negara terluas di dunia. Wilayahnya mencakup seperdelapan luas daratan bumi, penduduknya menduduki peringkat kesembilan terbanyak di dunia dengan jumlah sekitar 147.190.000 jiwa (2021). Wilayahnya membentang sepanjang Asia Utara dan sebagian Eropa timur, Rusia memiliki 11 zona waktu dan wilayahnya terdiri dari berbagai tipe lingkungan dan tanah.

Sejarah negara ini berawal dari Bangsa Slav Timur yang eksis di Eropa antara abad ke-3 hingga abad ke-8. Ditemukan dan dipimpin oleh pasukan elit Varangia dan keturunannya, negara abad pertengahan Rus kiev muncul sekitar abad ke-9. Pada tahun 988 mereka mengadopsi Kristen Ortodoks dari Kerajaan Byzantium, menjadi awal munculnya budaya Byzantium dan Slavik (Gopnik) yang mendefinisikan budaya Rusia hingga saat ini. Rus kiev akhirnya terpisah-pisah menjadi negara-negara kecil, sebagian daratan mereka kemudian direbut Mongol dan menjadi negara jajahan Gerombolan Emas pada abad ke-13. Keharyapatihan Moskwa secara bertahap menyatukan kembali dan merdeka dari Gerombolan Emas, dan dapat kembali mendominasi warisan budaya dan politik Rus Kiev. Pada abad ke-18, negara ini berkembang luar biasa melalui penaklukan, aneksasi, dan penjelajahan menjadi Kekaisaran Rusia yang merupakan kekaisaran terbesar ketiga dalam sejarah, memanjang dari Polandia di Eropa hingga Alaska di Amerika Utara yang dulunya merupakan wilayah Rusia.

Setelah Revolusi Rusia, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia menjadi bagian utama dan terbesar dari Republik Sosialis Uni Soviet, negara pertama di dunia yang memiliki konstitusi negara sosialis. Uni Soviet memerankan peran bertahan dalam kemenangan Sekutu pada Perang Dunia II, dan kemudian muncul sebagai negara adikuasa dan menjadi lawan Amerika Serikat selama Perang Dingin. Pada Era Soviet merupakan pencapaian teknologi paling signifikan pada abad ke-20, termasuk satelit buatan manusia pertama di dunia dan peluncuran manusia pertama di luar angkasa. Di akhir tahun 1990, Uni Soviet memiliki ekonomi kedua terbesar dunia, kekuatan militer terbesar dunia, dan cadangan senjata pemusnah massal terbanyak. Setelah bubarnya Uni Soviet pada tahun 1991, 15 republik independen berpisah. Sebagai negara terbesar, penduduk terbanyak, dan secara ekonomi paling berkembang, Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia mengganti namanya menjadi Federasi Rusia dan melanjutkan status hukum dan negara penerus dari Uni Soviet. Saat ini negara ini berbentuk republik semi-presidensial.

Ekonomi Rusia menempati peringkat ke-12 terbesar menurut PDB nominal dan keenam terbesar menurut keseimbangan kemampuan berbelanja tahun 2015. Sumber daya energi dan mineral Rusia terbesar di dunia, menjadikannya produsen minyak dan produsen gas alam utama dunia. Negara ini adalah satu dari lima negara senjata nuklir yang telah dikenal dan memiliki cadangan senjata pemusnah massal terbesar di dunia. Rusia merupakan negara besar dan anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa, juga anggota dari G20, Dewan Eropa, Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC), Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), anggota utama Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (CIS), Organisasi Traktat Keamanan Kolektif (CSTO) dan satu dari lima anggota Uni Ekonomi Eurasia, bersama dengan Armenia, Belarus, Kazakhstan, dan Kirgizstan.

More about Rusia

Basic information
  • Currency Rubel Rusia
  • Native name Россия
  • Calling code +7
  • Internet domain .ru
  • Speed limit 90
  • Mains voltage 220V/50Hz
  • Democracy index 3.31
Population, Area & Driving side
  • Population 137550949
  • Area 17075400
  • Driving side right
Riwayat
  • Pada tahun 882 ia menguasai Kiev, Kota Slavia yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel. Pada tahun 989 Vladimir I meluaskan wilayahnya hingga Kaukasus dan Laut Hitam serta mengambil ajaran Gereja Ortodoks Yunani. Kerajaan Kiev Rusia berakhir setelah serangan Mongol pada tahun 1237 oleh Batu Khan, cucu Genghis Khan.

    Selanjutnya bangsa Mongol dikalahkan oleh Dimitri Donskoy pada tahun 1380 dengan kemenangan di Kulikovo. Kemudian daerah-daerah yang tercerai berai disatukan kembali oleh Ivan IV; ia menaklukan Kazan (1552), Astrakhan (1516) serta menguasai Siberia. Pemerintahan dilanjutkan oleh penerusnya sampai wangsa Romanov naik takhta yang diawali dengan diangkatnya oleh Michael Romanov sebagai Tsar (1613). Dinasti Romanov berkuasa selama 304 tahun hingga tahun 1917 dengan Tsar Nikolai II sebagai tsar terakhir. Pada bulan Februari 1917 dibentuk Pemerintahan Sementara di bawah Pangeran Lyvov dan Alexander Kerensky sampai 25 Oktober 1917, saat pemerintahan tersebut digantikan Pemerintahan Revolusi Bolshevik oleh Vladimir Ilyich Lenin.

    Sejarah awal

    Pastoralisme nomaden berkembang di stepa Pontus-Kaspia yang dimulai pada Zaman Tembaga.[1]

    ...Selengkapnya

    Pada tahun 882 ia menguasai Kiev, Kota Slavia yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel. Pada tahun 989 Vladimir I meluaskan wilayahnya hingga Kaukasus dan Laut Hitam serta mengambil ajaran Gereja Ortodoks Yunani. Kerajaan Kiev Rusia berakhir setelah serangan Mongol pada tahun 1237 oleh Batu Khan, cucu Genghis Khan.

    Selanjutnya bangsa Mongol dikalahkan oleh Dimitri Donskoy pada tahun 1380 dengan kemenangan di Kulikovo. Kemudian daerah-daerah yang tercerai berai disatukan kembali oleh Ivan IV; ia menaklukan Kazan (1552), Astrakhan (1516) serta menguasai Siberia. Pemerintahan dilanjutkan oleh penerusnya sampai wangsa Romanov naik takhta yang diawali dengan diangkatnya oleh Michael Romanov sebagai Tsar (1613). Dinasti Romanov berkuasa selama 304 tahun hingga tahun 1917 dengan Tsar Nikolai II sebagai tsar terakhir. Pada bulan Februari 1917 dibentuk Pemerintahan Sementara di bawah Pangeran Lyvov dan Alexander Kerensky sampai 25 Oktober 1917, saat pemerintahan tersebut digantikan Pemerintahan Revolusi Bolshevik oleh Vladimir Ilyich Lenin.

    Sejarah awal

    Pastoralisme nomaden berkembang di stepa Pontus-Kaspia yang dimulai pada Zaman Tembaga.[1]

    Nenek moyang orang Rusia modern adalah suku Slavia, yang rumah aslinya dianggap oleh beberapa pakar sebagai daerah berhutan di Rawa Pinsk.[2] Sejarah Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh semilegendaris Rurik yang menyeberangi Laut Baltik serta pada tahun 862 M memasuki Kota Novgorod dan memerintah di sana. Slavia Timur secara bertahap menetap di Rusia Barat dalam dua gelombang: satu bergerak dari Kiev menuju Suzdal dan Murom yang sekarang dan yang lainnya dari Polotsk menuju Novgorod dan Rostov. Sejak abad ke-7 dan seterusnya, Slavia Timur merupakan bagian terbesar dari populasi di Rusia Barat,[3] dan berasimilasi dengan penduduk asli Finno-Ugric, termasuk Merya, Muromian, dan Meshchera.

    Rus Kiev
     
    Rus Kiev pada abad ke-11

    Pembentukan negara-negara Slavia Timur pertama pada abad ke-9 bertepatan dengan kedatangan Varangian, Viking yang berkelana di sepanjang jalur air yang membentang dari Baltik timur ke Laut Hitam dan Laut Kaspia.[4] Menurut Kronik Utama, seorang Varangian dari rakyat Rus, bernama Rurik, terpilih sebagai penguasa Novgorod pada 862. Pada 882, penggantinya Oleg pergi ke selatan dan menaklukkan Kiev,[5] yang sebelumnya memberikan penghormatan kepada orang Khazar. Oleg, putra Rurik, Igor, dan putra Igor, Sviatoslav, kemudian menaklukkan semua suku Slavia Timur lokal ke kekuasaan Kievan, menghancurkan Khazar Khaganate dan meluncurkan beberapa ekspedisi militer ke Byzantium dan Persia.

    Pada abad 10 hingga 11, Rus Kiev menjadi salah satu negara terbesar dan paling makmur di Eropa.[6] Pemerintahan Vladimir Agung (980–1015) dan putranya Yaroslav the Wise (1019–1054) merupakan Zaman Keemasan Kiev, yang menyaksikan penerimaan Kristen Ortodoks dari Byzantium dan penciptaan Slavia Timur pertama yang ditulis kode legal, Russkaya Pravda.

    Akhirnya Rus Kiev hancur, dengan pukulan terakhir adalah invasi Mongol 1237–40,[7] yang mengakibatkan kehancuran Kiev,[8] dan kematian sekitar setengah populasi Rus'.[9] Penjajah, yang kemudian dikenal sebagai Tatar, membentuk negara bagian Gerombolan Emas, yang menjarah kerajaan Rusia dan menguasai bentangan selatan dan tengah Rusia selama lebih dari dua abad.[10]

    Keharyapatihan Moskwa

    Negara paling kuat yang akhirnya muncul setelah penghancuran Rus Kiev adalah Keharyapatihan Moskwa, awalnya merupakan bagian dari Vladimir-Suzdal. Sementara masih di bawah domain Mongol - Tatar dan dengan tekad mereka, Moskow mulai menegaskan pengaruhnya di Rus Tengah pada awal abad ke-14, secara bertahap menjadi kekuatan utama dalam proses penyatuan kembali dan perluasan 'tanah Rus' Rusia.[11] Saingan terakhir Moskow, Republik Novgorod, makmur sebagai pusat perdagangan bulu utama dan pelabuhan paling timur Liga Hansa.

     
    Dmitry Donskoy dalam Pertempuran Kulikovo

    Dipimpin oleh Pangeran Dmitry Donskoy dari Moskow dan dibantu oleh Gereja Ortodoks Rusia, tentara bersatu kerajaan Rusia membuat kekalahan penting pada Mongol-Tatar dalam Pertempuran Kulikovo pada tahun 1380. Moskow secara bertahap menyerap kerajaan-kerajaan sekitarnya, termasuk saingan-saingan yang sebelumnya kuat seperti Tver dan Novgorod.

    Ivan III ("Agung") akhirnya melepaskan kendali Gerombolan Emas dan mengkonsolidasikan seluruh Rus Tengah dan Utara di bawah kekuasaan Moskow. Dia juga orang pertama yang menyandang gelar "Pangeran Agung Seluruh Rusia".[12]  Setelah jatuhnya Konstantinopel pada tahun 1453, Moskow mengklaim suksesi warisan dari Kekaisaran Romawi Timur. Ivan III menikahi Sophia Palaiologina, keponakan kaisar Bizantium terakhir, Konstantinus XI, dan menjadikan elang berkepala dua Byzantium miliknya, dan akhirnya menjadi lambang Rusia.

    Ketsaran Rusia
     
    Tsar Ivan IV (Ivan yang Mengerikan)

    Dalam pengembangan gagasan Roma Ketiga, Adipati Agung Ivan IV (yang "Mengerikan") secara resmi dinobatkan sebagai Tsar pertama Rusia pada tahun 1547. Tsar mengumumkan kode hukum baru (Sudebnik tahun 1550), mendirikan badan perwakilan feodal Rusia pertama (Zemsky Sobor) dan memperkenalkan swakelola lokal ke daerah pedesaan.[13][14]

    Selama masa pemerintahannya yang panjang, Ivan the Terrible hampir menggandakan wilayah Rusia yang sudah besar dengan mencaplok tiga khanat Tatar (bagian dari Gerombolan Emas yang hancur): Kazan dan Astrakhan di sepanjang Sungai Volga, dan Kekhanan Siberia di barat daya Siberia. Dengan demikian, pada akhir abad ke-16, Rusia berubah menjadi negara multietnis, multidenominasional, dan lintas benua.

     
    Kuzma Minin mengimbau masyarakat Nizhny Novgorod untuk mengumpulkan tentara sukarelawan melawan penjajah Polandia pada Masa Kekacauan

    Kematian putra Ivan menandai berakhirnya Dinasti Rurik kuno pada tahun 1598, dan dikombinasikan dengan bencana kelaparan tahun 1601–03, menyebabkan perang saudara, aturan yang berpura-pura, dan intervensi asing selama Masa Kekacauan di awal abad 17.[15] Persemakmuran Polandia-Lithuania menduduki bagian dari Rusia, termasuk Moskow. Pada 1612, Polandia dipaksa mundur oleh korps relawan Rusia, yang dipimpin oleh dua pahlawan nasional, pedagang Kuzma Minin dan Pangeran Dmitry Pozharsky. Dinasti Romanov menyetujui tahta pada 1613 oleh keputusan Zemsky Sobor, dan negara mulai pemulihan bertahap dari krisis.

    Di timur, eksplorasi dan kolonisasi Rusia yang cepat di wilayah Siberia yang luas sebagian besar dipimpin oleh Cossack yang berburu bulu dan gading yang berharga. Penjelajah Rusia mendorong ke arah timur terutama di sepanjang Rute Sungai Siberia , dan pada pertengahan abad ke-17 terdapat pemukiman Rusia di Siberia Timur, di Semenanjung Chukchi, di sepanjang Sungai Amur, dan di pantai Pasifik. Pada tahun 1648, Fedot Popov dan Semyon Dezhnyov, dua penjelajah Rusia, menjadi orang Eropa pertama yang berlayar melalui Selat Bering ke Amerika Utara.

    Kekaisaran Rusia
     
    Pyotr I dari Rusia, Kaisar Rusia pertama

    Di bawah Pyotr yang Agung, Rusia mendeklarasikan diri sebagai Kekaisaran tahun 1721 dan menjadi salah satu kekuatan dunia. Berkuasa tahun 1682 sampai 1725, Pyotr mengalahkan Swedia pada Perang Utara Raya, memaksa mereka untuk menyerahkan Karelia Barat dan Ingria (2 wilayah yang lepas dari Rusia ketika Periode Kekacauan),[16] juga Estland dan Livland, mengamankan akses Rusia ke laut dan perdagangan laut.[17] Di Laut Baltik, Pyotr menemukan ibu kota baru yang dinamai Saint Petersburg. Reformasi Pyotr yang Agung membawa pengaruh budaya Eropa barat ke Rusia.

    Anak Pyotr I, Yelizaveta yang berkuasa tahun 1741–62 membuat Rusia ikut dalam Perang Tujuh Tahun (1756–63). Pada perang ini Rusia menganeksasi Prusia Timur dan bahkan merebut Berlin. Namun, setelah kematian Yelizaveta, daerah ini dikembalikan ke Kerajaan Prusia oleh Pyotr III dari Rusia yang pro-Prusia.

    Yekaterina II ("yang Agung") memerintah 1762–96, memimpin pada Zaman Pencerahan Rusia. Ia menambah kontrol politik Rusia di seluruh Persemakmuran Polandia-Lithuania dan menggabungkannya semua ke teritori Rusia ketika Pemisahan Polandia, mendorong batas Rusia ke Eropa Tengah. Di selatan, setelah berhasil meraih kemenangan pada Perang Russo-Turki melawan Kesultanan Utsmaniyah, Yekaterina menambah batas Rusia sampai Laut Hitam, mengalahkan Kekhanan Krimea. Berikutnya, setelah menang melawan Dinasti Qajar pada Perang Russo-Persia, di pertengahan abad ke-19 Rusia juga menambah daerah kekuasaannya di Transkaukasia dan Kaukasus Utara, memaksa wilayah-wilayah yang saat ini menjadi wilayah Georgia, Dagestan, Azerbaijan dan Armenia bergabung dengan Rusia.[18][19] Aleksandr I (1801–25) mengambil Finlandia dari Kerajaan Swedia tahun 1809 dan Bessarabia dari Utsmaniyah tahun 1812. Pada waktu yang sama, Rusia mengkolonisasi Alaska dan bahkan mendirikan kota di California, seperti Fort Ross. Tahun 1820 ekspedisi Rusia menemukan benua Antartika.

    Bersama dengan aliansinya dengan beberapa negara Eropa, Rusia berperang melawan Napoleon. Invasi Prancis ke Rusia pada masa kejayaan Napoleon tahun 1812 membawa kegagalan total bagi Prancis. Kombinasi perlawanan sengit dari Rusia ditambah cuaca dingin yang menusuk ketika musim dingin membuat 95% pasukan pan-Eropa Grande Armée tewas.[20] Dipimpin oleh Mikhail Kutuzov dan Barclay de Tolly, pasukan Rusia berhasil mengusir Napoleon dari negara itu dan memicu melalui Eropa dalam Perang Koalisi Keenam. Alexander I mewakili delegasi Rusia pada Kongres Wina yang mendefinisikan peta Eropa pasca-Napoleon.

    Di akhir periode rezim konservatif Nikolai I (1825–55), periode kejayaan Rusia di Eropa terganggu akibat kekalahan di Perang Krimea. Antara tahun 1847 dan 1851, sekitar satu juta orang meninggal akibat kolera di Asia.[21]

    Penerus Nikolai Aleksandr II (1855–81) melakukan perubahan signifikan di negara ini, di antaranya reformasi emansipasi 1861. Reformasi besar ini menggerakkan industrialisasi dan memodernisasi tentara Rusia, yang kemudian berhasil membebaskan Bulgaria dari Kesultanan Utsmaniyah pada Perang Russo-Turki 1877–78.

     
    Tsar Nikolai II dari Rusia.

    Akhir abad ke-19 mulai muncul pergerakan sosialis di Rusia. Aleksandr II dibunuh teroris tahun 1881, kemudian dilanjutkan oleh anaknya Aleksandr III (1881–94). Ia kurang liberal namun senang perdamaian. Kaisar Rusia terakhir Nikolai II (1894–1917), tak dapat mencegah Revolusi 1905, dipicu oleh kegagalan pada Perang Russo-Jepang dan insiden demonstrasi yang dikenal sebagai Minggu Berdarah. Pemberontakan berhasil diredam, namun pemerintah dipaksa untuk melakukan reformasi besar-besaran, di antaranya memberikan kebebasan berpendapat dan kebebasan berkumpul, legalisasi partai politik, dan pembentukan badan legislatif terpilih Duma Kekaisaran Rusia. Reformasi agraria Stolypin mendorong migrasi petani dan pendudukan besar-besaran ke Siberia. Lebih dari 4 juta orang tiba di kawasan ini antara tahun 1906 dan 1914.[22]

    Tahun 1914, Rusia turut serta dalam Perang Dunia I sebagai respons atas deklarasi perang Austria-Hungaria pada Serbia yang merupakan sekutu Rusia. Rusia ikut berperang di beberapa front meski terpisah dari sekutu Triple Entente mereka. Pada 1916, Brusilov Offensive dari tentara Rusia hampir menghancurkan militer Austria-Hungaria. Namun, ketidakpercayaan publik yang besar ditambah meningkatnya biaya perang, banyaknya pasukan terbunuh, dan rumor korupsi akhirnya mendorong Revolusi Rusia 1917.

    Revolusi dan Republik Rusia

    Revolusi Februari memaksa Nikolai II turun takhta; ia dan keluarganya dipenjara dan akhirnya dieksekusi di Yekaterinburg pada masa Perang Saudara Rusia. Kekuasaan monarki digantikan oleh koalisi partai politik yang menamakan dirinya Pemerintah Provisional. Selain pemerintah provisional, sekelompok sosialis mendirikan kelompok tersendiri yang disebut Petrograd Soviet, menyatukan kekuatan melalui dewan yang dipilih secara demokratis yang disebut Soviet. Pemerintah yang baru hanya memperparah krisis negara itu dan bukan menyelesaikannya. Akhirnya, Revolusi Oktober yang dipimpin oleh pemimpin Bolshevik, Vladimir Lenin mendepak Pemerintah Provisional dan kekuasaan jatuh ke kekuasaan Soviet, mendirikan negara sosialis pertama di dunia.

    Soviet Rusia dan perang saudara
     
    Simbol-simbol pada era awal Soviet: proyek Menara Tatlin dan kelompok patung raksasa Worker and Kolkhoz Woman

    Setelah Revolusi Oktober, perang saudara pecah antara gerakan Putih anti-komunis dengan rezim Soviet dan Tentara Merahnya. Bolshevis Rusia kehilangan wilayah Ukraina, Polandia, Baltik, dan Finlandia dengan menandatangani Traktat Brest-Litovsk yang berakhir permusuhan dengan Blok Sentral dalam Perang Dunia I. Kekuatan sekutu meluncurkan intervensi militer namun gagal, yang tujuan awalnya untuk mendukung kelompok anti-komunis. Di waktu yang sama, kedua kelompok Bolshevik dan Putih menyerukan kampanye deportasi dan eksekusi satu sama lain, terkenal dengan sebutan Teror Merah dan Teror Putih. Di akhir perang saudara, ekonomi dan infrastruktur negara ini hancur total. Jutaan orang menjadi émigré Putih,[23] dan Bencana kelaparan Povolzhye 1921 memakan korban hingga 5 juta jiwa.[24]

    Uni Soviet
     
    Republik Soviet Rusia sebagai bagian dari Uni Soviet tahun 1922
     
    Republik Soviet Rusia sebagai bagian dari Uni Soviet tahun 1936, setelah perubahan teritorial intra-Soviet

    Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia bersama dengan Ukraina, Byelorusia, dan Transkaukasia, membentuk Republik Sosialis Uni Soviet atau Uni Soviet pada tanggal 30 Desember 1922. Dari 15 republik yang membentuk Uni Soviet, yang ukurannya terbesar dan populasinya setengah populasi Soviet adalah Republik Soviet Rusia yang kemudian mendominasi uni ini selama 69 tahun sejarahnya.

    Setelah kematian Vladimir Lenin pada tahun 1924, troika ditunjuk untuk menjalankan negara. Namun, Joseph Stalin, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet terpilih, mulai menyingkirkan semua kelompok oposisi dalam partai serta lawan politiknya dan mengumpulkan kekuatan dalam tangannya. Leon Trotsky, penganjur utama revolusi dunia, diasingkan dari Uni Soviet tahun 1929, dan ide Stalin Sosialisme dalam Satu Negara menjadi garis utamanya. Konflik internal dalam partai Bolshevik mencapai puncaknya pada Pembersihan Besar-Besaran, periode represi massal tahun 1937-38, ketika ratusan hingga ribuan orang dieksekusi, termasuk anggota awal partai dan pemimpin militer karena dituduh mendalangi coup d'état.[25]

    Di bawah kepemimpinan Stalin, pemerintah meluncurkan ekonomi terencana, industrialisasi negara yang sebagian besar wilayahnya masih berupa pedesaan, dan kolektivisasi pertanian. Pada periode pertumbuhan ekonomi yang pesat ini, jutaan orang dikirim ke kamp kerja paksa,[26] termasuk berbagai tahanan politik yang melawan Stalin;jutaan lainnya dideportasi dan diasingkan ke tempat-tempat terpencil.[26] Transisi disorganisasi pertanian negara, ditambah dengan kebijakan negara yang kejam, menyebabkan Bencana Kelaparan Soviet 1932–1933.[27] Uni Soviet, meski harus dibayar mahal, berubah dari negara ekonomi agraria menjadi negara industri utama dalam waktu singkat.

    Setelah kematian Stalin dan periode pendek kepemimpinan kolektif, pemimpin yang baru Nikita Khrushchev menghilangkan kultus individu Stalin dan meluncurkan kebijakan de-Stalinisasi. Sistem kerja paksa direformasi dan banyak tahanan dilepaskan dan direhabilitasi (banyak di antara mereka secara anumerta).[28] Kebijakan ini di kemudian hari dikenal dengan Khrushchev Thaw. Di waktu yang sama, ketegangan dengan Amerika Serikat meningkat ketika 2 rival abadi ini bentrok akibat rudal Jupiter Amerika Serikat di Turki dan misil Soviet di Kuba.

    Tahun 1957, Uni Soviet meluncurkan satelit buatan pertama di dunia, Sputnik 1, mengawali Zaman Angkasa. Kosmonot Soviet Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mengorbit bumi, di atas wahana antariksa Vostok 1 tanggal 12 April 1961.

    Menyusul tergulingnya Krushchev tahun 1964, negara kembali dipimpin kepemimpinan kolektif, hingga Leonid Brezhnev menjadi pemimpin. Era 1970-an dan awal 1980-an ditandai sebagai Era Stagnasi, periode di mana pertumbuhan ekonomi melambat dan kebijakan sosial menjadi statis. Reformasi Kosygin 1965 bertujuan untuk desentralisasi parsial ekonomi Soviet dan mengubah perhatian dari industri berat dan senjata ke industri ringan dan perlengkapan rumah tangga namun ditolak oleh pemimpin komunis konservatif.

     
    Sekretaris Jenderal Soviet Mikhail Gorbachev dan Presiden A.S. Ronald Reagan di Lapangan Merah pada Moscow Summit, 31 Mei 1988

    Tahun 1979, pecah revolusi di Afganistan yang dipimpin Komunis, angkatan bersenjata Soviet menginvasi negara itu atas permintaan rezim baru. Pendudukan Afganistan menghabiskan sumber daya ekonomi tanpa hasil politis yang berarti. Akhirnya, tentara Soviet angkat senjata dari Afghanistan tahun 1989 akibat perlawanan internasional, perang gerilya terus menerus, dan minimnya dukungan penduduk Soviet.

    Mulai tahun 1985, pemimpin terakhir Soviet Mikhail Gorbachev, yang berusaha untuk memberlakukan reformasi liberal dalam sistem Soviet, memperkenalkan kebijakan glasnost (keterbukaan) dan perestroika (restrukturisasi) untuk mencoba mengakhiri periode stagnasi ekonomi dan mendemokratisasi pemerintah. Namun, hal ini menyebabkan munculnya pergerakan nasionalis dan separatis. Sebelum tahun 1991, ekonomi Soviet terbesar kedua dunia,[29] tetapi pada tahun-tahun terakhirnya negara ini terkena imbasnya ditandai dengan kelangkaan barang, defisit anggaran besar, dan inflasi.[30]

    Tahun 1991, gejolak ekonomi dan politik mulai mendidih, ditambah lagi republik-republik Baltik memilih untuk memisahkan diri dari Uni Soviet. Pada bulan Maret, dilakukan referendum, di mana sebagian besar penduduk yang berpartisipasi memilih untuk mengubah Uni Soviet menjadi renewed federation. Bulan Agustus 1991, terjadi percobaan kudeta oleh anggota pemerintah Gorbachev, diarahkan melawan Gorbachev dan bertujuan untuk mempertahankan Uni Soviet. Namun, kudeta ini gagal dan malah berakhir dengan bubarnya Partai Komunis Uni Soviet. Tanggal 25 Desember 1991, Uni Soviet bubar menjadi 15 negara yang terpisah.

    Federasi Rusia
     
    Presiden Rusia Dmitry Medvedev dan Presiden AS Barack Obama setelah menandatangani perjanjian New START

    Bulan Juni 1991, Boris Yeltsin terpilih sebagai presiden pertama dalam sejarah Rusia ketika ia menjadi Presiden Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia yang berubah menjadi Federasi Rusia bulan Desember tahun itu. Selang dan setelah bubarnya Uni Soviet, reformasi besar-besaran dilakukan termasuk privatisasi dan perdagangan bebas,[31] termasuk perubahan radikal seperti yang direkomendasikan oleh Amerika Serikat dan Dana Moneter Internasional.[32] Semua hal ini menjadikan krisis ekonomi luar biasa, ditandai dengan penurunan PDB dan produk industri sebesar 50% antara tahun 1990 dan 1995.[31][33]

    Privatisasi ini mengubah sebagian besar kontrol berbagai perusahaan dari badan negara menjadi individu-individu yang memiliki koneksi dengan pemerintah. Banyak miliuner kaya baru memindahkan dananya ke luar negeri sehingga melarikan modal besar-besaran.[34] Depresi ekonomi menyebabkan hilangnya layanan sosial; tingkat kelahiran turun drastis sedangkan tingkat kematian meningkat signifikan.[35] Jutaan orang jatuh miskin, persentasenya naik dari 1,5% di akhir Soviet menjadi 39–49% pada pertengahan tahun 1993.[36] Pada tahun 1990-an korupsi merajalela dan banyaknya geng kriminal serta kejahatan.[37]

    Rusia bertanggung jawab untuk mengambil alih utang luar negeri Uni Soviet, meskipun jumlah populasinya hanya setengah populasi Uni Soviet sebelum bubar.[38] Tingginya defisit anggaran menyebabkan krisis keuangan Rusia 1998[39] dan PDB semakin jatuh.[31]

     
    Boris Yeltsin dengan Vladimir Putin dan Patriarch Alexy II

    Tanggal 31 Desember 1999, Presiden Yeltsin secara tiba-tiba mengundurkan diri dan menyerahkan jabatannya pada Perdana Menteri yang baru terpilih, Vladimir Putin, yang kemudian menang pada pemilihan presiden tahun 2000. Putin memberangus pemberontakan Chechnya meskipun kekerasan sporadis masih ada di Kaukasus Utara. Tingginya harga minyak dan nilai tukar yang lemah diikuti dengan permintaan domestik, konsumsi, dan investasi yang naik membantu ekonomi bertumbuh 9 tahun berturut-turut, menaikkan standar hidup dan pengaruh Rusia di tingkat dunia.[40] Namun, krisis ekonomi dunia mulai 2008 dan harga minyak yang jatuh menyebabkan ekonomi negara kembali stagnan dan angka kemiskinan kembali naik.[41] Banyak reformasi yang dilakukan selama Putin menjabat presiden, namun ia dikritisi oleh negara-negara Barat sebagai tidak demokratis.[42] Walaupun begitu, kepemimpinan Putin membawa stabilitas dan kemajuan bagi negara sehingga ia dikagumi luas di Rusia.[43]

    Tanggal 2 Maret 2008, Dmitry Medvedev terpilih sebagai Presiden sedangkan Putin menjadi Perdana Menteri. Putin kembali menjadi presiden pada pemilihan presiden 2012 dan Medvedev ditunjuk sebagai Perdana Menteri.

    Tahun 2014, setelah Presiden Ukraina Viktor Yanukovych melarikan diri akibat revolusi, Putin meminta dan memperoleh hak dari parlemen Rusia untuk menerjunkan tentara Rusia di Ukraina.[44][45][46][47][48] Setelah dilakukan referendum Krimea tahun 2014 di mana banyak penduduk lebih setuju untuk berpisah, namun tidak diakui internasional,[49][50][51][52][53][54] pemimpin Rusia mengumumkan masuknya Krimea ke Federasi Rusia. Tanggal 27 Maret, Majelis Umum PBB mengadakan pemilihan suara yang akhirnya mendukung resolusi tidak mengikat menolak aneksasi Krimea dengan 100 suara mendukung, 11 menolak, dan 58 absen.[55]

    Bulan September 2015, Rusia memulai intervensi militer di Perang Saudara Suriah, terdiri dari serangan udara melawan grup militan ISIS, Jabhat al-Nusra, dan Army of Conquest.

    ^ "The "Princess" of Ipatovo". web.archive.org. 2008-06-10. Archived from the original on 2008-06-10. Diakses tanggal 2021-02-16.  ^ Barford, P.M. (2001). The Early Slavs. Cornell University Press. hlm. 15-16. ISBN 978-0-8014-3977 Periksa nilai: length |isbn= (bantuan).  ^ D., Christian (1998). A History of Russia, Central Asia and Mongoliapp. Blackwell Publishing. hlm. 6–7.  ^ D., Obolensky (1994). Byzantium and the Slavs. St Vladimir's Seminary Press. hlm. 42. ISBN 978-0-88141-008-2.  ^ Thompson, J.W. (1937). An Introduction to Medieval Europe, 300–1500. W. W. Norton & Co. hlm. 268. ISBN 978-0-415-34699-3.  ^ Department Of State. The Office of Electronic Information, Bureau of Public Affairs. "Ukraine". 2001-2009.state.gov (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-02-07. Diakses tanggal 2021-02-16.  ^ Hamm, M.F. (1995). Kiev: A Portrait, 1800–1917. Princeton University Press. ISBN 978-0-691-02585-8.  ^ "http://web.archive.org/web/20110427075859/https://tspace.library.utor…". archive.vn. 2011-04-27. Archived from the original on 2011-04-27. Diakses tanggal 2021-02-16.  Hapus pranala luar di parameter |title= (bantuan) ^ "History of Russia from Early Slavs history and Kievan Rus to Romanovs dynasty". web.archive.org. 2010-01-21. Archived from the original on 2018-02-01. Diakses tanggal 2021-02-16.  ^ Б. А, Рыбаков (1948). Ремесло Древней Руси.  ^ B., Davies (2014). Warfare. State and Society on the Black Sea Steppe, 1500–1700 (PDF). Routledge. hlm. 4. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-10-09. Diakses tanggal 2021-02-16.  ^ "Khanate of the Golden Horde". web.archive.org. 2008-06-07. Archived from the original on 2008-06-07. Diakses tanggal 2021-02-16.  ^ Solovyov, S. (2001). History of Russia from the Earliest Times. hlm. 526–604. ISBN 978-5-17-002142-0.  ^ Skrynnikov, R. G. (1981). Ivan the Terrible. Internet Archive. Gulf Breeze, FL : Academic International Press. ISBN 978-0-87569-039-1.  ^ Solovyov, S. (2001). History of Russia from the Earliest Times. hlm. 461–518. ISBN 978-5-17-002142-0.  ^ Solovyov, S. (2001). History of Russia from the Earliest Times. 9, ch.1. AST. ISBN 5-17-002142-9. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-06-07. Diakses tanggal 27 December 2007.  ^ Solovyov, S. (2001). History of Russia from the Earliest Times. 15, ch.1. AST. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-28. Diakses tanggal 2016-09-14.  ^ Timothy C. Dowling Russia at War: From the Mongol Conquest to Afghanistan, Chechnya, and Beyond Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine. pp 728-730 ABC-CLIO, 2 December 2014 ISBN 1-59884-948-4 ^ John F. Baddeley, "The Russian Conquest of the Caucasus", Longman, Green and Co., London: 1908. ISBN 978-0-7007-0634-1 p. 90 ^ "Ruling the Empire". Library of Congress. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2006-09-27. Diakses tanggal 27 December 2007.  ^ Geoffrey A. Hosking (2001). "Russia and the Russians: a history Diarsipkan 2023-01-14 di Wayback Machine.". Harvard University Press. p. 9. ISBN 0-674-00473-6 ^ N. M. Dronin, E. G. Bellinger (2005). Climate dependence and food problems in Russia, 1900–1990: The interaction of climate and agricultural policy and their effect on food problems Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine.. Central European University Press. p. 38. ISBN 963-7326-10-3 ^ Transactions of the American Philosophical Society Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine.. James E. Hassell (1991), p. 3. ISBN 0-87169-817-X ^ Famine in Russia: the hidden horrors of 1921, International Committee of the Red Cross ^ Abbott Gleason (2009). A Companion to Russian History Diarsipkan 2023-02-11 di Wayback Machine.. Wiley-Blackwell. p. 373. ISBN 1-4051-3560-3 ^ a b Getty, Rittersporn, Zemskov. "Victims of the Soviet Penal System in the Pre-War Years: A First Approach on the Basis of Archival Evidence". The American Historical Review, Vol. 98, No. 4 (Oct. 1993), pp. 1017–49. ^ R. W. Davies, S. G. Wheatcroft (2004). The Years of Hunger: Soviet Agriculture, 1931–33, p. 401. ^ "Great Escapes from the Gulag". TIME. 5 June 1978. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2009-06-26. Diakses tanggal 1 August 2008.  ^ "1990 CIA World Factbook". Central Intelligence Agency. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-04-27. Diakses tanggal 9 Maret 2008.  ^ "Russia Unforeseen Results of Reform". The Library of Congress Country Studies; CIA World Factbook. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-03. Diakses tanggal 10 Maret 2008.  ^ a b c "Russian Federation" (PDF). Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2008-02-26. Diakses tanggal 24 February 2008.  ^ Sciolino, E. (21 Desember 1993). "U.S. is abandoning 'shock therapy' for the Russians". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-31. Diakses tanggal 20 Januari 2008.  ^ "Russia: Economic Conditions in Mid-1996". Library of Congress. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-09-22. Diakses tanggal 4 Maret 2011.  ^ "Russia: Clawing Its Way Back to Life (int'l edition)". BusinessWeek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-04-21. Diakses tanggal 27 Desember 2007.  ^ Walter C. Clemens (2001). The Baltic Transformed: Complexity Theory and European Security. Rowman & Littlefield. hlm. 106. ISBN 0-8476-9859-9.  ^ Branko Milanovic (1998). Income, Inequality, and Poverty During the Transformation from Planned to Market Economy. The World Bank. hlm. 186–189.  ^ Jason Bush (19 October 2006). "What's Behind Russia's Crime Wave?". BusinessWeek. Diarsipkan dari versi asli tanggal 20 December 2008.  ^ "Russia pays off USSR's entire debt, sets to become crediting country". Pravda.ru. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-10-16. Diakses tanggal 27 December 2007.  ^ A. Aslund. "Russia's Capitalist Revolution" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2016-03-04. Diakses tanggal 28 Maret 2008.  ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama cia ^ "Error page". www.worldbank.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-07. Diakses tanggal 2020-04-14.  ^ Treisman, D. "Is Russia's Experiment with Democracy Over?". UCLA International Institute. Diarsipkan dari versi asli tanggal 11 November 2004. Diakses tanggal 31 Desember 2007.  ^ Stone, N (4 Desember 2007). "No wonder they like Putin". The Times. UK. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-05-25. Diakses tanggal 31 December 2007.  ^ Reuters (3 March 2014). "Ousted Ukrainian President Asked For Russian Troops, Envoy Says". NBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-03-22. Diakses tanggal 21 March 2014.  ^ "Putin to deploy Russian troops in Ukraine". BBC News. 1 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-19. Diakses tanggal 1 March 2014.  ^ Radyuhin, Vladimir (1 March 2014). "Russian Parliament approves use of army in Ukraine". The Hindu. Chennai, India. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-07-05. Diakses tanggal 2016-08-28.  ^ Walker, Shaun (4 March 2014). "Russian takeover of Crimea will not descend into war, says Vladimir Putin". The Guardian. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-04-23. Diakses tanggal 4 Maret 2014.  ^ Yoon, Sangwon; Krasnolutska, Daryna; Choursina, Kateryna (4 March 2014). "Russia Stays in Ukraine as Putin Channels Yanukovych Request". Bloomberg News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-19. Diakses tanggal 5 Maret 2014.  ^ "Ukraine crisis: Crimea parliament asks to join Russia". BBC News. 6 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-04-25. Diakses tanggal 27 April 2015.  ^ "OSCE". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-17. Diakses tanggal 27 April 2015.  ^ "Report on the human rights situation in Ukraine". Office of the United Nations High Commissioner for Human Rights. 15 April 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-04-22. Diakses tanggal 2016-08-28.  ^ Jacobs, Harrison (11 April 2014). "The UN's Scathing Crimea Report Suggests Russia May Have Rigged Secession Vote". Business Insider. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-05-02. Diakses tanggal 2016-08-28.  ^ "Jobbik MEP Béla Kovács: The Crimean referendum is perfectly legitimate". hungarianambiance.com. 16 March 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-03-17. Diakses tanggal 27 April 2015.  ^ 16 March 2014, David Herszenhornmarch, The New York Times, "Crimea Votes to Secede From Ukraine as Russian Troops Keep Watch." ^ "Backing Ukraine's territorial integrity, UN Assembly declares Crimea referendum invalid". UN News Centre. 27 Maret 2014. Retrieved 28 March 2014.
    Read less

Phrasebook

Halo
Привет
Dunia
Мир
Halo Dunia
Привет, мир
Terima kasih
Спасибо
Selamat tinggal
До свидания
Ya
Да
Tidak
Нет
Apa kabar?
Как дела?
Baik terimakasih
Хорошо, спасибо
Berapa harganya?
Сколько это стоит?
Nol
Нуль
Satu
Один

Where can you sleep near Rusia ?

Booking.com
489.361 visits in total, 9.196 Points of interest, 404 Destinations, 1 visits today.