Islam

- t_y_l - CC BY-SA 2.0 vetman - CC BY-SA 3.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 মোয়ায মাহমুদ - CC BY-SA 4.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 donchili - CC BY-SA 2.0 Sgt. Johnnie French - Public domain Mark Fischer - CC BY-SA 2.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Sgt. Johnnie French - Public domain Shiraz Chakera - CC BY-SA 2.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Sgt. Johnnie French - Public domain vetman - CC BY-SA 3.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Sgt. Johnnie French - Public domain Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Gunawan Kartapranata - CC BY-SA 3.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 - Abdullah Fayad - Public domain Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Golasso - CC BY-SA 4.0 tinofrey - Public domain Florstein (Telegram:WikiPhoto.Space) - CC BY-SA 4.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Errammani abderrazak - CC BY-SA 4.0 Gunawan Kartapranata - CC BY-SA 3.0 Junaidahmadj - CC BY-SA 3.0 vetman - CC BY-SA 3.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 koldo hormaza from madrid, españa - CC BY-SA 2.0 Al Jazeera English - CC BY-SA 2.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 Daniel Csörföly - CC BY-SA 3.0 HALUK COMERTEL - CC BY 3.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Benh LIEU SONG from Torcy, France - CC BY-SA 2.0 - vetman - CC BY-SA 3.0 Moyan Brenn from Italy - CC BY 2.0 Gunawan Kartapranata - CC BY-SA 3.0 Sgt. Johnnie French - Public domain No images

Context of Islam

Islam (bahasa Arab: ٱلْإِسْلَام, translit. al-’Islām,  dengarkan) adalah sebuah agama (Din, bahasa Arab: دين) monoteisme Abrahamik yang berpusat terutama di sekitar Al-Qur'an, sebuah teks agama yang diimani oleh umat Muslim sebagai kitab suci (kitabullah) dan firman langsung dari Tuhan (muslim menyebutnya sebagai Allah) seperti yang diwahyukan kepada Muhammad, nabi Islam yang utama dan terakhir. Pada 2020, Islam diperkirakan dianut oleh 1,9 miliar orang di seluruh dunia sehingga menjadi agama terbesar kedua setelah Kekristenan.

Muslim percaya bahwa Islam adalah versi lengkap dan universal dari iman primordial yang diturunkan berkali-kali melalui nabi-nabi sebelumnya seperti Adam, Ibrahim, Musa, dan Isa (Yesus), antara lain; wahyu sebelumnya ini dikaitkan dengan Yudaisme dan Kristen, ya...Selengkapnya

Islam (bahasa Arab: ٱلْإِسْلَام, translit. al-’Islām,  dengarkan) adalah sebuah agama (Din, bahasa Arab: دين) monoteisme Abrahamik yang berpusat terutama di sekitar Al-Qur'an, sebuah teks agama yang diimani oleh umat Muslim sebagai kitab suci (kitabullah) dan firman langsung dari Tuhan (muslim menyebutnya sebagai Allah) seperti yang diwahyukan kepada Muhammad, nabi Islam yang utama dan terakhir. Pada 2020, Islam diperkirakan dianut oleh 1,9 miliar orang di seluruh dunia sehingga menjadi agama terbesar kedua setelah Kekristenan.

Muslim percaya bahwa Islam adalah versi lengkap dan universal dari iman primordial yang diturunkan berkali-kali melalui nabi-nabi sebelumnya seperti Adam, Ibrahim, Musa, dan Isa (Yesus), antara lain; wahyu sebelumnya ini dikaitkan dengan Yudaisme dan Kristen, yang dianggap dalam Islam sebagai agama pendahulu spiritual. Mereka juga menganggap Quran, ketika disimpan dalam bahasa Arab Klasik, sebagai wahyu Tuhan yang tidak berubah dan terakhir bagi umat manusia. Seperti agama Ibrahim lainnya, Islam juga mengajarkan tentang "Penghakiman Terakhir " di mana orang benar akan dihargai di surga (Jannah) dan orang yang tidak benar akan dihukum di neraka (Jahannam). Konsep dan praktik keagamaan termasuk Rukun Islam —dianggap sebagai ibadah wajib— dan mengikuti hukum Islam (syariah), yang menyentuh hampir setiap aspek kehidupan, dari perbankan dan keuangan dan kesejahteraan hingga peran perempuan dan lingkungan. Kota Mekah, Madinah, dan Yerusalem adalah rumah bagi tiga situs paling suci dalam Islam, dalam urutan menurun: Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Al-Aqsa, masing-masing.

More about Islam

Riwayat
  • Masa pra Islam

    Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalur Sutra yang menghubungkan antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur.[1] Kebanyakan orang Arab adalah penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi.[2] Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu,[3] karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah.[4] Masyarakat ini disebut pula jahiliyah, artinya bodoh, bukan dalam hal intelegensia namun dalam pemikiran moral.[5] Warga Quraisy adalah masyarakat yang suka berpuisi, dan menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan di saat berkumpul di tempat-tempat ramai.[6]

    609–632: masa kenabian

    Islam bermula pada tahun 609 ketika wahyu pertama diturunkan kepada Muhammad di Gua Hira', 2 mil dari Mekah.[7]

    ...Selengkapnya
    Masa pra Islam

    Jazirah Arab sebelum kedatangan agama Islam merupakan sebuah kawasan perlintasan perdagangan dalam Jalur Sutra yang menghubungkan antara Indo Eropa dengan kawasan Asia di timur.[1] Kebanyakan orang Arab adalah penyembah berhala dan ada sebagian yang merupakan pengikut agama-agama Kristen dan Yahudi.[2] Mekkah adalah tempat yang suci bagi bangsa Arab ketika itu,[3] karena di sana terdapat berhala-berhala agama mereka, telaga Zamzam, dan yang terpenting adalah Ka'bah.[4] Masyarakat ini disebut pula jahiliyah, artinya bodoh, bukan dalam hal intelegensia namun dalam pemikiran moral.[5] Warga Quraisy adalah masyarakat yang suka berpuisi, dan menjadikan puisi sebagai salah satu hiburan di saat berkumpul di tempat-tempat ramai.[6]

    609–632: masa kenabian

    Islam bermula pada tahun 609 ketika wahyu pertama diturunkan kepada Muhammad di Gua Hira', 2 mil dari Mekah.[7]

    Muhammad dilahirkan di Mekkah pada tanggal 12 Rabiul Awal Tahun Gajah (571). Ketika Muhammad berusia 40 tahun, ia mulai mendapatkan wahyu yang disampaikan Malaikat Jibril, dan sesudahnya selama beberapa waktu mulai mengajarkan ajaran Islam secara tertutup kepada para sahabatnya. Setelah tiga tahun menyebarkan Islam secara sembunyi-sembunyi, ia akhirnya menyampaikan ajaran Islam secara terbuka kepada seluruh penduduk Mekah, yang mana sebagian menerima dan sebagian lainnya menentangnya.

    Pada tahun 622, Muhammad dan pengikutnya berpindah ke Madinah. Peristiwa ini disebut hijrah dan menjadi dasar acuan permulaan perhitungan kalender Islam, yaitu Kalender Hijriah. Di Madinah, Muhammad dapat menyatukan orang-orang anshar (kaum muslimin dari Madinah) dan muhajirin (kaum muslimin dari Mekkah), sehingga umat Islam semakin menguat. Dalam setiap peperangan yang dilakukan melawan orang-orang kafir, umat Islam selalu mendapatkan kemenangan. Dalam fase awal ini, tak terhindarkan terjadinya perang antara Mekkah dan Madinah.

    Keunggulan diplomasi nabi Muhammad pada saat perjanjian Hudaibiyah, menyebabkan umat Islam memasuki fase yang sangat menentukan. Banyak penduduk Mekkah yang sebelumnya menjadi musuh kemudian berbalik memeluk Islam, sehingga ketika penaklukan kota Mekkah oleh umat Islam tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika Muhammad wafat di usia yang ke-61, hampir seluruh Jazirah Arab telah memeluk Islam.

    632–661: Khalifah Rasyidin

    Khalifah Rasyidin atau Khulafaur Rasyidin memilki arti pemimpin yang diberi petunjuk, diawali dengan kepemimpinan Abu Bakar, dan dilanjutkan oleh kepemimpinan Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib.[8][9][10][11] Pada masa ini umat Islam mencapai kestabilan politik dan ekonomi.[12] Abu Bakar memperkuat dasar-dasar kenegaraan umat Islam dan mengatasi pemberontakan beberapa suku-suku Arab yang terjadi setelah meninggalnya Muhammad. Umar bin Khattab, Utsman bin Affan dan Ali bin Abu Thalib berhasil memimpin militer Arab pada umumnya untuk memperluas wilayah negara Islam, terutama ke Syam, Mesir, dan Irak. Dengan takluknya negeri-negeri tersebut, banyak harta rampasan perang dan wilayah kekuasaan yang dapat diraih oleh Muslim.[13]

    632–Abad ke-20: Masa kekhalifahan selanjutnya Masa Keemasan Islam

    Setelah periode Khalifah Rasyidin, kepemimpinan umat Islam berganti dari tangan ke tangan dengan pemimpinnya yang juga disebut "khalifah", atau kadang-kadang disebut "amirul mukminin", "sultan", dan sebagainya. Pada periode ini khalifah tidak lagi ditentukan berdasarkan orang yang terbaik di kalangan umat Islam, melainkan secara turun-temurun dalam satu dinasti (bahasa Arab: bani) sehingga banyak yang menyamakannya dengan kerajaan;[14] misalnya kekhalifahan Bani Umayyah,[15] Bani Abbasiyyah,[16] hingga Bani Utsmaniyyah yang kesemuanya diwariskan berdasarkan keturunan.[17] Besarnya kekuasaan kekhalifahan Islam telah menjadikannya salah satu kekuatan politik yang terkuat dan terbesar di dunia pada saat itu.[18] Timbulnya tempat-tempat pembelajaran ilmu-ilmu agama, filsafat, sains, dan tata bahasa Arab di berbagai wilayah dunia Islam telah mewujudkan satu kontinuitas kebudayaan Islam yang agung.[19][20][21] Banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan bermunculan dari berbagai negeri-negeri Islam, terutamanya pada zaman keemasan Islam sekitar abad ke-7 sampai abad ke-13 masehi.[22][23][24]

    Islam era Modern

    Luasnya wilayah penyebaran agama Islam dan terpecahnya kekuasaan kekhalifahan yang sudah dimulai sejak abad ke-8, menyebabkan munculnya berbagai otoritas-otoritas kekuasaan terpisah yang berbentuk "kesultanan"; misalnya Kesultanan Safawi, Kesultanan Turki Seljuk, Kesultanan Mughal, Kesultanan Samudera Pasai dan Kesultanan Malaka, yang telah menjadi kesultanan-kesultanan yang memiliki kekuasaan yang kuat dan terkenal di dunia. Meskipun memiliki kekuasaan terpisah, kesultanan-kesultanan tersebut secara nominal masih menghormati dan menganggap diri mereka bagian dari kekhalifahan Islam.[25][26][27]

    Pada kurun ke-18 dan ke-19 masehi, banyak kawasan-kawasan Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa. Kesultanan Utsmaniyyah (Kerajaan Ottoman) yang secara nominal dianggap sebagai kekhalifahan Islam terakhir, akhirnya tumbang selepas Perang Dunia I.[28] Kerajaan ottoman pada saat itu dipimpin oleh Sultan Muhammad V. Karena dianggap kurang tegas oleh kaum pemuda Turki yang di pimpin oleh Mustafa Kemal Pasya atau Kemal Atatürk, sistem kerajaan dirombak dan diganti menjadi republik.[29]

    Era kontemporer

    Pelopor modernisme Islam mempengaruhi gerakan politik Islam seperti Ikhwanul Muslimin dan partai-partai terkait di dunia Arab,[30][31] yang tampil baik dalam pemilihan setelah Musim Semi Arab,[32] Jamaat-e-Islami di Asia Selatan dan Partai AK, yang secara demokratis berkuasa di Turki selama beberapa dekade. Di Iran, revolusi menggantikan monarki sekuler dengan negara Islam. Lainnya seperti Rasyid Ridha memisahkan diri dari modernis Islam [33] dan mendorong untuk tidak merangkul apa yang dilihatnya sebagai pengaruh Barat.[34] Sementara beberapa diam , yang lain percaya pada kekerasan terhadap mereka yang menentang mereka bahkan Muslim lainnya, seperti Negara Islam Irak dan Suriah, yang bahkan akan mencoba untuk menciptakan kembali dinar emas modern sebagai sistem moneter mereka.[35] Namun Muslim atau negara Islam mana pun mengakui ISIS sebagai Muslim tetapi sebaliknya mereka dipandang sebagai ekstremis atau teroris.

    Menentang gerakan politik Islam, di Turki abad ke-20, militer melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintah Islam, dan jilbab dibatasi secara hukum, seperti yang juga terjadi di Tunisia.[36][37] Di tempat lain kekuasaan agama dikooptasi, seperti di Arab Saudi, di mana negara memonopoli ilmu agama dan sering dipandang sebagai boneka negara sementara Mesir menasionalisasi Universitas Al-Azhar, sebelumnya merupakan kekuatan status pemeriksaan suara independen.[38] Salafisme didanai karena kepasifannya. Arab Saudi berkampanye melawan gerakan Islamis revolusioner di Timur Tengah, menentang Iran,[39] Turki[40] dan Qatar.

    Minoritas Muslim dari berbagai etnis telah dianiaya sebagai kelompok agama.[41] Hal ini dilakukan oleh pasukan komunis seperti Khmer Merah, yang menganggap mereka sebagai musuh utama yang harus dimusnahkan karena mereka menonjol dan menyembah tuhan mereka sendiri[42] dan Partai Komunis Tiongkok di Xinjiang[43] dan oleh kaum nasionalis kekuatan seperti selama genosida Bosnia.

    Globalisasi komunikasi telah meningkatkan penyebaran informasi keagamaan. Adopsi jilbab telah tumbuh lebih umum[44] dan beberapa intelektual Muslim semakin berusaha untuk memisahkan keyakinan Islam kitab suci dari tradisi budaya.[45] Di antara kelompok lain, akses ke informasi ini telah menyebabkan munculnya pengkhotbah "televangelis" populer, seperti Amr Khaled, yang bersaing dengan ulama tradisional dalam jangkauan mereka dan memiliki otoritas keagamaan yang terdesentralisasi.[46][47] Penafsiran Islam yang lebih "individual"[48] terutama mencakup Muslim Liberalyang mencoba untuk mendamaikan tradisi agama dengan pemerintahan sekuler saat ini[49] dan isu-isu perempuan.[50]

    ^ Jerry Bentley, Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times Diarsipkan 2016-08-07 di Wayback Machine. (New York: Oxford University Press, 1993), 32. ^ Abdurrahman 2012, hlm. 16-20. ^ Translated by C H Oldfather, Diodorus Of Sicily, Volume II, William Heinemann Ltd., London & Harvard University Press, Cambridge, Massachusetts, MCMXXXV, p. 217. ^ Hawting, G. R. (1980). "The Disappearance and Rediscovery of Zamzam and the 'Well of the Ka'ba'". Bulletin of the School of Oriental and African Studies, University of London. 43 (1): 44–54 (44). doi:10.1017/S0041977X00110523. JSTOR 616125.  ^ Amros, Arne A. and Stephan Pocházka 2004: A Concise Dictionary of Koranic Arabic Diarsipkan 2016-08-07 di Wayback Machine., Reichert Verlag, Wiesbaden ^ Nu'mani, Syekh Maulana Shilbi (2015). Best Stories Umar Bin Khaththab. Puspa Swara. hlm. 19. ISBN 979-1479-85-2, 9789791479851. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-08-07. Diakses tanggal 2016-06-02.  ^ Al-Mubarakfuri 2017, hlm. 82. ^ Azyumardi Azra (2006). Indonesia, Islam, and Democracy: Dynamics in a Global Context. Equinox Publishing (London). hlm. 9. ISBN 9789799988812.  ^ C. T. R. Hewer; Allan Anderson (2006). Understanding Islam: The First Ten Steps (edisi ke-illustrated). Hymns Ancient and Modern Ltd. hlm. 37. ISBN 9780334040323.  ^ Anheier, Helmut K.; Juergensmeyer, Mark, ed. (2012). Encyclopedia of Global Studies. Sage Publications. hlm. 151. ISBN 9781412994224.  ^ Claire Alkouatli (2007). IslamPerlu mendaftar (gratis)  (edisi ke-illustrated, annotated). Marshall Cavendish. hlm. 44. ISBN 9780761421207.  ^ Ali, Jawwad (2019) [1956-1960]. Kurnianto, Fajar, ed. كتاب المفصل في تاريخ العرب قبل الإسلام [Sejarah Arab Sebelum Islam–Buku 5: Politik, Hukum, dan Tata Pemerintahan]. Diterjemahkan oleh Ali, Jamaluddin M.; Hendiko, Jemmy. Tangerang Selatan: PT Pustaka Alvabet. hlm. 165–166. ISBN 978-602-6577-28-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-08-08. Diakses tanggal 2020-09-27.  ^ Rein Taagepera (September 1997). "Expansion and Contraction Patterns of Large Polities: Context for Russia". International Studies Quarterly. 41 (3): 495. doi:10.1111/0020-8833.00053. JSTOR 2600793. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-11-19. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ Aqidah.Com (December 1, 2009). "The Khilaafah Lasted for 30 Years Then There Was Kingship Which Allaah Gives To Whomever He Pleases". Aqidah.Com. Aqidah.Com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-08-24. Diakses tanggal 16 August 2014.  ^ Bukhari, Sahih. "Sahih Bukhari: Read, Study, Search Online". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-02-04. Diakses tanggal 2022-11-13.  ^ Canfield, Robert L. (2002). Turko-Persia in Historical Perspective. Cambridge University Press. hlm. 5. ISBN 9780521522915.  ^ "ABŪ MOSLEM ḴORĀSĀNĪ–Encyclopaedia Iranica". www.iranicaonline.org. Diarsipkan dari versi asli tanggal 22 November 2015. Diakses tanggal 20 November 2015.  ^ Doi, Abdur Rahman (1984). Shariah: The Islamic Law. London: Ta-Ha Publishers. hlm. 110. ISBN 978-0-907461-38-8.  ^ Holt & Lewis (1977), hlm. 80, 92, 105 ^ Holt, Lambton & Lewis (1977), hlm. 661–663 ^ Lapidus (2002), hlm. 56 ^ "Abu Bakr Mohammad Ibn Zakariya al-Razi (Rhazes) (c. 865-925)". sciencemuseum.org.uk. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 May 2015. Diakses tanggal 31 May 2015.  ^ Alatas, Syed Farid (2006). "From Jami'ah to University: Multiculturalism and Christian–Muslim Dialogue". Current Sociology. 54 (1): 112–132. doi:10.1177/0011392106058837. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2017-09-23. Diakses tanggal 2022-11-13.  ^ Imamuddin, S.M. (1981). Muslim Spain 711–1492 AD. Brill Publishers. hlm. 169. ISBN 978-90-04-06131-6.  ^ Toomer, G. J. (Dec 1964). "Review Work: Matthias Schramm (1963) Ibn Al-Haythams Weg zur Physik". Isis. 55 (4): 464. JSTOR 228328. Schramm sums up [Ibn Al-Haytham's] achievement in the development of scientific method.  ^ Al-Khalili, Jim (4 January 2009). "The 'first true scientist'". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-26. Diakses tanggal 24 September 2013.  ^ Gorini, Rosanna (October 2003). "Al-Haytham the man of experience. First steps in the science of vision" (PDF). Journal of the International Society for the History of Islamic Medicine. 2 (4): 53–55. Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2022-10-09. Diakses tanggal 25 September 2008.  ^ Mann, Michael (1 November 2004). The Dark Side of Democracy: Explaining Ethnic Cleansing. Cambridge University Press. hlm. 118. ISBN 978-0-521-53854-1. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-11. Diakses tanggal 11 February 2013.  ^ Matthew J. Gibney; Randall A. Hansen (30 June 2005). Immigration and Asylum: From 1900 to the Present. ABC-CLIO. hlm. 437. ISBN 978-1-57607-796-2. Diakses tanggal 11 February 2013. Muslim telah menjadi mayoritas di Anatolia, Krimea, Balkan dan Kaukasus dan pluralitas di Rusia selatan dan sebagian Rumania. Sebagian besar tanah ini berada di dalam atau bersebelahan dengan Kekaisaran Ottoman. Pada tahun 1923, hanya Anatolia, Thrace timur, dan bagian dari Kaukasus tenggara yang tersisa di tanah Muslim. [pranala nonaktif permanen] ^ "Are secular forces being squeezed out of Arab Spring?". BBC News. 9 August 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 10 August 2011.  ^ Slackman, Michael (23 December 2008). "Jordanian students rebel, embracing conservative Islam". New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 15 August 2011.  ^ Kirkpatrick, David D. (3 December 2011). "Egypt's vote puts emphasis on split over religious rule". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 8 December 2011.  ^ Lauziere, Henri (2016). The Making of Salafism: ISLAMIC REFORM IN THE TWENTIETH CENTURY. New York, Chichester, West Sussex: Columbia University Press. hlm. 237. ISBN 978-0-231-17550-0. Sebelum jatuhnya Kekaisaran Ottoman, para reformis terkemuka yang kebetulan beragama Salafi ternyata berpikiran terbuka: meskipun mereka menganut teologi neo-Hanbali. Namun, setelah Perang Dunia Pertama dan perluasan kolonialisme Eropa membuka jalan bagi serangkaian perubahan dalam pemikiran dan sikap. Pengalaman Ridha memberikan banyak contoh... dia berbalik melawan kaum Syi'ah yang berani, dengan alasan, untuk mengungkapkan keraguan tentang proyek Saudi-Wahhabi... . Syi'ah bukan satu-satunya korban: Ridha dan rekan-rekannya menunjukkan kesiapan mereka untuk melawan sesama Salafi yang mempertanyakan beberapa interpretasi keagamaan Wahhabi.  ^ G. Rabil, Robert (2014). Salafism in Lebanon: From Apoliticism to Transnational Jihadism. Washington DC, USA: Georgetown University Press. hlm. 32–33. ISBN 978-1-62616-116-0. Penjajah Barat mendirikan tatanan politik di negara-negara ini... yang, meskipun tidak mengaku memusuhi Islam dan lembaga-lembaganya, tidak meninggalkan peran Islam dalam masyarakat. Hal ini menyebabkan krisis di kalangan reformis Muslim, yang merasa dikhianati tidak hanya oleh Barat tetapi juga oleh kaum nasionalis tersebut, yang banyak di antaranya dibawa ke tampuk kekuasaan oleh Barat... Tidak ada yang lebih mencerminkan krisis ini selain transformasi ideologi Rashid Rida (1865– 1935)... Ia juga menghidupkan kembali karya-karya Ibnu Taimiyah dengan menerbitkan tulisan-tulisannya dan mempromosikan ide-idenya. Selanjutnya, dengan memperhatikan peristiwa bencana yang ditimbulkan oleh kebijakan Barat di dunia Muslim dan dikejutkan oleh penghapusan kekhalifahan, dia berubah menjadi seorang intelektual Muslim yang sangat peduli untuk melindungi budaya, identitas, dan politik Muslim dari pengaruh Barat. Dia mendukung teori yang pada dasarnya menekankan perlunya sebuah negara Islam di mana para ulama Islam akan memiliki peran utama... Ridha adalah cikal bakal pemikiran Islam. Dia rupanya bermaksud untuk memberikan landasan teoretis bagi negara Islam modern. Ide-idenya kemudian dimasukkan ke dalam karya-karya ulama Islam. Secara signifikan, ide-idenya tidak lain dipengaruhi oleh Hassan al-Bannah, pendiri Ikhwanul Muslimin di Mesir... Ikhwanul Muslimin telah mengadopsi fundamentalisme Islam Ridha, sebuah gerakan radikal sayap kanan yang didirikan pada tahun 1928,..  ^ "Isis to mint own Islamic dinar coins in gold, silver and copper". The Guardian. 21 November 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 2022-11-13.  ^ "Huge rally for Turkish secularism". BBC News. 29 April 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-29. Diakses tanggal 6 December 2011.  ^ Saleh, Heba (15 October 2011). "Tunisia moves against headscarves". BBC News. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-29. Diakses tanggal 6 December 2011.  ^ "Laying down the law: Islam's authority deficit". The Economist. 28 June 2007. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-03-06. Diakses tanggal 15 August 2011.  ^ Binder, Leonard (1988). Islamic liberalism: a critique of development ideologies. University of Chicago Press. ISBN 978-0-226-05147-5. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-04-19. Diakses tanggal 2022-11-13.  ^ "Why dissidents are gathering in Istanbul". The Economist. 11 October 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 6 January 2022.  ^ Perrin, Andrew (10 October 2003). "Weakness in numbers"Perlu langganan berbayar . Time. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-24. Diakses tanggal 24 September 2013.  ^ Almukhtar, Sarah; Peçanha, Sergio; Wallace, Tim (5 January 2016). "Behind Stark Political Divisions, a More Complex Map of Sunnis and Shiites". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-11-04. Diakses tanggal 6 January 2016.  ^ Beydoun, Khaled A. "For China, Islam is a 'mental illness' that needs to be 'cured'" (dalam bahasa English). Al Jazeera. Diarsipkan dari versi asli tanggal 10 December 2018. Diakses tanggal 5 February 2022.  ^ Slackman, Michael (28 January 2007). "In Egypt, a new battle begins over the veil". The New York Times. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-03. Diakses tanggal 15 August 2011.  ^ Nigosian (2004), hlm. 41. ^ "Islamic televangelist; holy smoke". The Economist. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-04. Diakses tanggal 5 February 2022.  ^ Esposito (2010), hlm. 263. ^ V. Šisler: The Internet and the Construction of Islamic Knowledge in Europe p. 212 ^ Esposito (2004), hlm. 118–119, 179. ^ Rippin (2001), hlm. 288.
    Read less

Where can you sleep near Islam ?

Booking.com
487.376 visits in total, 9.187 Points of interest, 404 Destinations, 2 visits today.