Context of Afrika Selatan

Republik Afrika Selatan (bahasa Inggris: Republic of South Africa), atau yang biasa disebut Afrika Selatan, disingkat dengan Afriksel, adalah sebuah negara yang terletak di kawasan paling selatan Afrika. Afrika Selatan dibatasi oleh garis pantai sepanjang 2.798 km yang membentang di sepanjang Samudra Atlantik dan Hindia di sebelah selatan; di sebelah utara berbatasan dengan Namibia, Botswana, dan Zimbabwe; di sebelah timur dan timur laut berbatasan dengan Mozambik dan Eswatini; dan mengelilingi negara enklave Lesotho. Afrika Selatan adalah negara paling selatan di daratan utama Dunia Lama dan negara paling padat dengan wilayah yang terletak seluruhnya di selatan khatulistiwa. Afrika Selatan merupakan titik panas keanekaragaman hayati dengan keanekaragaman bioma dan kehidupan tumbuhan dan hewan yang unik. Afrika Selatan memiliki tiga ibu kota, dengan cabang pemerintahan eksekutif berada di Pretoria, yudikatif berada di Bloemfontein, ...Selengkapnya

Republik Afrika Selatan (bahasa Inggris: Republic of South Africa), atau yang biasa disebut Afrika Selatan, disingkat dengan Afriksel, adalah sebuah negara yang terletak di kawasan paling selatan Afrika. Afrika Selatan dibatasi oleh garis pantai sepanjang 2.798 km yang membentang di sepanjang Samudra Atlantik dan Hindia di sebelah selatan; di sebelah utara berbatasan dengan Namibia, Botswana, dan Zimbabwe; di sebelah timur dan timur laut berbatasan dengan Mozambik dan Eswatini; dan mengelilingi negara enklave Lesotho. Afrika Selatan adalah negara paling selatan di daratan utama Dunia Lama dan negara paling padat dengan wilayah yang terletak seluruhnya di selatan khatulistiwa. Afrika Selatan merupakan titik panas keanekaragaman hayati dengan keanekaragaman bioma dan kehidupan tumbuhan dan hewan yang unik. Afrika Selatan memiliki tiga ibu kota, dengan cabang pemerintahan eksekutif berada di Pretoria, yudikatif berada di Bloemfontein, dan legislatif berada di Cape Town. Kota terbesarnya adalah Johannesburg. Afrika Selatan sering dijuluki sebagai "Negeri Pelangi" karena keanekaragaman multikultural negara yang tergambarkan, terutama setelah era apartheid. Negara ini juga terkenal sebagai produsen berlian, emas, dan platinum yang utama di dunia.

More about Afrika Selatan

Basic information
  • Currency Rand Afrika Selatan
  • Calling code +27
  • Internet domain .za
  • Mains voltage 230V/50Hz
  • Democracy index 7.24
Population, Area & Driving side
  • Population 62027503
  • Area 1221037
  • Driving side left
Riwayat
  • Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku yang telah menghuni wilayahnya, termasuk suku Khoi, San, Xhosa dan Zulu. Penjelajah Belanda yang dikenal sebagai Afrikaner tiba di wilayah ini pada tahun 1652.[1] Pada saat itu, Inggris juga meminati wilayah tersebut, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang Inggris-Belanda dan dua Perang Boer. Pada tahun 1910, empat republik utama digabung di bawah Uni Afrika Selatan. Pada tahun 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania Raya sepenuhnya.[2]

    Walaupun Afrika Selatan berada di bawah jajahannya, Britania Raya terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini berlanjut hingga tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner, yaitu Partai Nasional memperoleh kursi mayoritas di parlemen.

    Strategi-strategi partai tersebut menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun, pemerintahan Britania Raya kerap kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

    Pada tahun 1961, setelah pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan sebagai sebuah republik. 'Grand Apartheid' (apartheid besar) mulai dilaksanakan pada tahun1960-an. Politik ini menekankan pengasingan wilayah dan kezaliman pihak polisi.

    Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut hingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika, pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F. W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara.

    Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Kemenangan yang besar diraih oleh Partai Kongres Nasional Afrika dan Nelson Mandela dilantik sebagai Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.

    ...Selengkapnya

    Afrika Selatan merupakan salah satu negara tertua di benua Afrika. Banyak suku yang telah menghuni wilayahnya, termasuk suku Khoi, San, Xhosa dan Zulu. Penjelajah Belanda yang dikenal sebagai Afrikaner tiba di wilayah ini pada tahun 1652.[1] Pada saat itu, Inggris juga meminati wilayah tersebut, terutama setelah penemuan cadangan berlian yang melimpah. Hal ini menyebabkan Perang Inggris-Belanda dan dua Perang Boer. Pada tahun 1910, empat republik utama digabung di bawah Uni Afrika Selatan. Pada tahun 1931, Afrika Selatan menjadi jajahan Britania Raya sepenuhnya.[2]

    Walaupun Afrika Selatan berada di bawah jajahannya, Britania Raya terpaksa berbagi kuasa dengan pihak Afrikaner. Pembagian kuasa ini berlanjut hingga tahun 1940-an, saat partai pro-Afrikaner, yaitu Partai Nasional memperoleh kursi mayoritas di parlemen.

    Strategi-strategi partai tersebut menciptakan dasar apartheid (yang disahkan pada tahun 1948), suatu cara untuk mengawal sistem ekonomi dan sosial negara dengan dominasi kulit putih dan diskriminasi ras. Namun, pemerintahan Britania Raya kerap kali menggagalkan usaha apartheid yang menyeluruh di Afrika Selatan.

    Pada tahun 1961, setelah pemilu khusus kaum kulit putih, Afrika Selatan dideklarasikan sebagai sebuah republik. 'Grand Apartheid' (apartheid besar) mulai dilaksanakan pada tahun1960-an. Politik ini menekankan pengasingan wilayah dan kezaliman pihak polisi.

    Penindasan kaum kulit hitam terus berlanjut hingga akhir abad ke-20. Pada Februari 1990, akibat dorongan dari bangsa lain dan tentangan hebat dari berbagai gerakan anti-apartheid khususnya Kongres Nasional Afrika, pemerintahan Partai Nasional di bawah pimpinan Presiden F. W. de Klerk menarik balik larangan terhadap Kongres Nasional Afrika dan partai-partai politik berhaluan kiri yang lain dan membebaskan Nelson Mandela dari penjara.

    Undang-undang apartheid mulai dihapus secara perlahan-lahan dan pemilu tanpa diskriminasi yang pertama diadakan pada tahun 1994. Kemenangan yang besar diraih oleh Partai Kongres Nasional Afrika dan Nelson Mandela dilantik sebagai Presiden kulit hitam pertama di Afrika Selatan. Walaupun kekuasaan sudah berada di tangan kaum kulit hitam, berjuta-juta penduduknya masih hidup dalam kemiskinan.

    Sewaktu Nelson Mandela menjadi presiden selama 5 tahun, pemerintahannya berjanji untuk melaksanakan perubahan terutama dalam isu-isu yang telah diabaikan semasa era apartheid. Beberapa isu-isu yang ditangani oleh pemerintahan pimpinan KNA adalah seperti pengangguran, wabah AIDS, dan kekurangan perumahan dan pangan.

    Pemerintahan Mandela juga mula memperkenalkan kembali Afrika Selatan kepada ekonomi global setelah beberapa tahun diasingkan karena politik apartheid. Di samping itu, dalam usahanya untuk menyatukan rakyat, pemerintah juga membuat sebuah komite yang dikenal dengan Truth and Reconciliation Committee (TRC) di bawah pimpinan Uskup Desmond Tutu. Komite ini berperan untuk memantau badan-badan pemerintah seperti badan polisi agar masyarakat Afrika Selatan dapat hidup dalam aman dan harmonis.

    Presiden Mandela menumpukan seluruh perhatiannya terhadap perdamaian di tahap nasional dan mencoba untuk membina satu jati diri untuk Afrika Selatan dalam masyarakat majemuk yang terpisah oleh konflik berlarut-larut selama beberapa dasawarsa. Kemampuan Mandela dalam mencapai objektifnya jelas terbukti karena setelah tahun 1994 negara ini telah bebas dari konflik politik.

    Nelson Mandela melepas jabatannya sebagai presiden partai KNA pada Desember 1997 untuk memberi kesempatan kepada presiden yang baru, Thabo Mbeki. Mbeki dipilih sebagai presiden Afrika Selatan setelah memenangkan pemilu nasional pada tahun 1999. Partainya menang tipis dua pertiga mayoritas di parlemen. Presiden Mbeki mengalihkan fokus pemerintahan dari pendamaian ke perubahan, terutama dari segi ekonomi negara.

    Kemerdekaan

    Empat tahun setelah negosiasi, Uni Afrika Selatan dibentuk berdasarkan sebuah undang-undang Parlemen Inggris dari cakupan bekas wilayah Koloni Tanjung, Transvaal, dan Natal, serta Negara Bebas Oranye pada tanggal 31 Mei 1910, persis delapan tahun setelah akhir Perang Boer Kedua. Uni Afrika Selatan yang baru didirikan tersebut merupakan salah satu dominion Britania Raya.[3]

    Natives Land Act tahun 1913 sangat membatasi kepemilikan tanah oleh orang kulit hitam; pada jenjang itu, mereka hanya menguasai tujuh persen wilayah negara. Jumlah tanah yang dicadangkan untuk penduduk asli kemudian sedikit meningkat.[4]

    Pada tahun 1931, Uni Afrika Selatan meraih kemerdekaan sepenuhnya dari Britania Raya dengan disahkannya UU Westminster, yang menghapus kekuasan Britania Raya untuk membuat dan mengatur undang-undang di Uni Afrika Selatan. Hanya tiga negara Afrika lainnya—Liberia, Etiopia, dan Mesir yang telah merdeka sebelumnya. Pada tahun 1934, Partai Afrika Selatan dan Partai Nasional bergabung untuk membentuk Partai Persatuan, mencoba rekonsiliasi antara etnis Afrikaner dan etnis kulit putih berbahasa Inggris.

    Apartheid

    Pada tahun 1948, Partai Nasional terpilih untuk menguasai Afrika Selatan. Hal ini memperkuat implementasi pemisahan rasial di bawah kekuasaan kolonial Inggris dan Belanda, dan pemerintahan Afrika Selatan selanjutnya sejak terbentuknya perserikatan (union). Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan orang-orang ke dalam tiga ras, mengembangkan hak-hak dan batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum pass dan batasan permukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara kolektif sebagai apartheid.[5]

    Perbedaan ini dimaksudkan orang kulit putih untuk mengontrol kekayaan yang mempercepat industrialisasi dari tahun 1950-an, '60-an, dan ' 70-an. Sementara orang kulit putih menikmati standar hidup tertinggi di Afrika, sebanding dengan negara-negara barat dunia pertama, mayoritas kulit hitam tetap dirugikan oleh hampir semua standar, termasuk pendapatan, pendidikan, perumahan, dan harapan hidup. Piagam Kebebasan yang diadopsi pada tahun 1955 oleh Aliansi Kongres menuntut dibentuknya lembaga masyarakat yang non-rasial dan diakhirinya diskriminasi. Pada tanggal 31 Mei 1961, mengikuti referendum orang-orang kulit putih, negara ini menjadi sebuah republik dan meninggalkan Persemakmuran. Ratu Elizabeth II tidak lagi menjadi kepala negara Gubernur Jenderal terakhir, C. R. Swart, diangkat menjadi presiden.

    Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arah meluasnya sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang dengan kekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagai gerakan anti-apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC).[6]

    Demokrasi

    Pada tahun 1990, pemerintah Partai Nasional mengambil langkah pertama untuk menghapus diskriminasi dengan mencabut larangan terhadap ANC dan organisasi politik lainnya. Pemerintah membebaskan Nelson Mandela dari penjara setelah 27 tahun menjalani hukuman karena sabotase. Hal ini diikuti dengan sebuah proses negosiasi untuk mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Dengan persetujuan dari pemilih kulit putih dalam referendum 1992, pemerintah melanjutkan negosiasi. Afrika Selatan juga menghancurkan persenjataan nuklirnya dan menyetujui Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir. Afrika Selatan mengadakan pemilihan umum pertama pada tahun 1994, yang dimenangkan oleh ANC dengan suara mayoritas. ANC terus menguasai Afrika Selatan sejak saat itu. Negara tersebut bergabung kembali dengan Persemakmuran dan menjadi anggota Komunitas Pembangunan Afrika Selatan (SADC).[7]

    Angka pengangguran tetap tinggi pasca era apartheid. Walaupun banyak orang kulit hitam sudah naik ke kelas menengah atau atas, tingkat pengangguran keseluruhan orang kulit hitam memburuk antara tahun 1994 dan 2003 dalam pengukuran resmi, tetapi menurun secara signifikan jika menggunakan definisi yang diperluas. Kemiskinan di kalangan kulit putih yang sebelumnya jarang terjadi meningkat.[8] Selain itu, pemerintah telah berjuang untuk mencapai disiplin moneter dan fiskal untuk memastikan redistribusi kekayaan dan pertumbuhan ekonomi. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Afrika Selatan terus meningkat hingga pertengahan 1990-an,[9] kemudian turun dari tahun 1995 hingga 2005, sebelum mencapai puncak 1995-nya pada tahun 2013. Penurunan tersebut sebagian besar disebabkan oleh pandemi HIV/AIDS Afrika Selatan yang membuat harapan hidup Afrika Selatan turun dari titik tertinggi 62,25 tahun pada tahun 1992 ke titik terendah 52,57 tahun pada tahun 2005, serta kegagalan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah untuk mengatasi masalah pandemi tersebut di tahun-tahun awalnya.

    ^ "African History Timeline". West Chester University of Pennsylvania. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 Januari 2009. Diakses tanggal 25 Oktober 2012.  ^ "Native Land Act". South African Institute of Race Relations. 19 Juni 1913. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2010-10-14. Diakses tanggal 2012-10-25.  ^ "South Africa". 1911 Encyclopædia Britannica. Volume 25. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-25. Diakses tanggal 2022-06-25.  ^ "The Native Land Act is passed | South African History Online". www.sahistory.org.za. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-28. Diakses tanggal 25 Juni 2022.  ^ (Inggris) "Liberation Struggle in South Africa" (HTML). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-01-19. Diakses tanggal 2012-07-06.  ^ (Indonesia) "Kongres Nasional Afrika Rayakan Ulang Tahun Ke-100" (php). Media Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-11-29. Diakses tanggal 2012-07-19.  ^ (Inggris) "Nuclear Weapons Program-South Africa" (HTML). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-06-21. Diakses tanggal 2012-07-19.  ^ "Zuma surprised at level of white poverty". The Mail & Guardian (dalam bahasa Inggris). 2008-04-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-06-25. Diakses tanggal 2022-06-25.  ^ "Human Development Report 2007/2008 - Country Fact Sheets - South Africa". web.archive.org. 10 Desember 2008. Archived from the original on 2008-12-10. Diakses tanggal 25 Juni 2022. 
    Read less

Where can you sleep near Afrika Selatan ?

Booking.com
487.384 visits in total, 9.187 Points of interest, 404 Destinations, 10 visits today.