Britania Raya

Eddie skmo Minto - CC BY-SA 3.0 User:Mikegr - CC BY-SA 3.0 Philip Male - CC BY 2.0 Adrian Pingstone - Public domain BennH - CC BY-SA 4.0 - Public domain Christian Richardt - CC BY-SA 3.0 Gil Cavalcanti - CC BY-SA 3.0 Malvara - CC BY-SA 4.0 Antony McCallum: Who is the uploader, photographer, full copyright owner and proprietor of WyrdLight - CC BY-SA 4.0 Callmecheez - Public domain Malvara - CC BY-SA 4.0 George Boyce from Monmouth, UK - CC BY 2.0 Drianmcdonald - CC BY 4.0 Texas Radio and The Big Beat - CC BY-SA 2.0 AndyScott - CC BY-SA 4.0 Jasper van der Meij jaspervandermeij - CC0 Kim Traynor - CC BY-SA 3.0 Tilmandralle - Public domain Jean Preudhomme - Public domain The original uploader was Nikkul at English Wikipedia. - CC BY-SA 2.0 Lily.Smith - CC BY 2.0 Bewahrerderwerte - CC BY-SA 4.0 Sous la direction de Mr de Comte de Vendeuvre - Public domain Anne Burgess - CC BY-SA 2.0 Lars Plougmann - CC BY-SA 2.0 Nilfanion - CC BY-SA 3.0 Syxaxis Photography - CC BY-SA 4.0 Lars Plougmann - CC BY-SA 2.0 Kmtextor - CC BY-SA 4.0 bryan... - CC BY-SA 2.0 Michael D Beckwith - CC0 Qmin - CC BY-SA 3.0 Wei-Te Wong from Taipei City, Taiwan, Republic of China - CC BY-SA 2.0 Vanhammeruk at English Wikipedia - CC BY 3.0 Michael Reeve - CC BY-SA 3.0 Kevin Walsh from Bicester, England - CC BY 2.0 Stefan Krause, Germany - CC BY-SA 3.0 Malvara - CC BY-SA 4.0 Niels Elgaard Larsen - (WT-en) Elgaard at English Wikivoyage - CC BY-SA 4.0 Childzy - CC BY 3.0 Kim Traynor - CC BY-SA 3.0 Cmglee - CC BY-SA 3.0 Christian Richardt - CC BY-SA 3.0 No images

Context of Britania Raya

Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara (bahasa Inggris: United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland atau United Kingdom, UK), atau secara umum dikenal sebagai Britania Raya atau Britania ataupun lebih dikenal dengan nama Inggris Raya, adalah sebuah negara berdaulat yang terletak di lepas pantai barat laut benua Eropa. Britania Raya adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari Pulau Britania Raya, bagian timur laut Pulau Irlandia dan sejumlah pulau-pulau yang lebih kecil. Irlandia Utara adalah satu-satunya bagian dari Britania Raya yang berbagi perbatasan darat dengan negara berdaulat lain, yaitu Republik Irlandia. Selebihnya, perbatasan darat Britania Raya dikelilingi oleh Samudra Atlantik, Laut Utara, Selat Inggris dan Laut Irlandia.

Britania Raya adalah sebuah negara kesatuan yang diatur di bawah mo...Selengkapnya

Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia Utara (bahasa Inggris: United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland atau United Kingdom, UK), atau secara umum dikenal sebagai Britania Raya atau Britania ataupun lebih dikenal dengan nama Inggris Raya, adalah sebuah negara berdaulat yang terletak di lepas pantai barat laut benua Eropa. Britania Raya adalah sebuah negara kepulauan yang terdiri dari Pulau Britania Raya, bagian timur laut Pulau Irlandia dan sejumlah pulau-pulau yang lebih kecil. Irlandia Utara adalah satu-satunya bagian dari Britania Raya yang berbagi perbatasan darat dengan negara berdaulat lain, yaitu Republik Irlandia. Selebihnya, perbatasan darat Britania Raya dikelilingi oleh Samudra Atlantik, Laut Utara, Selat Inggris dan Laut Irlandia.

Britania Raya adalah sebuah negara kesatuan yang diatur di bawah monarki konstitusional dan sistem parlementer, dengan kursi pemerintahannya berada di ibu kota London. Terdapat empat negara dalam kedaulatan Britania Raya yang masing-masingnya berdiri sendiri; Inggris, Irlandia Utara, Skotlandia dan Wales. Tiga negara terakhir memiliki pemerintahan tersendiri yang berbeda-beda kekuasaannya, dan berpusat di ibu kota masing-masing, yaitu Belfast, Edinburgh, dan Cardiff. Britania Raya juga memiliki tiga wilayah Dependensi Mahkota, yakni Guernsey, Jersey, dan Pulau Man. Wilayah-wilayah ini terkait, tetapi secara konstitusional bukanlah bagian dari Britania Raya. Selain itu, terdapat empat belas wilayah seberang laut Britania. Wilayah-wilayah tersebut merupakan sisa-sisa dari Imperium Britania, yang pada suatu masa pernah menjadi imperium terbesar di dunia yang meliputi hampir seperempat luas total bumi. Pengaruh Britania Raya (khususnya Inggris) bisa dijumpai di negara-negara bekas koloninya dalam hal penggunaan bahasa, sistem hukum, sistem pemerintahan, dan budaya.

Britania Raya adalah salah satu negara maju dengan ekonomi terbesar keenam di dunia menurut PDB nominal dan terbesar kedelapan di dunia menurut keseimbangan kemampuan berbelanja. Britania Raya juga merupakan negara industri pertama di dunia, dan menjadi penguasa dunia pada abad ke-19 dan awal abad ke-20. Hingga saat ini, negara ini tetap menjadi kekuatan besar yang berpengaruh dalam bidang ekonomi, budaya, militer, sains, dan politik. Britania Raya diakui sebagai negara yang memiliki senjata nuklir, dan pengeluaran militernya menempati urutan terbesar keempat di dunia.

Britania Raya adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB sejak tahun 1946 dan telah menjadi anggota Uni Eropa serta pendahulunya; Masyarakat Ekonomi Eropa, sejak tahun 1973. Referendum pada tahun 2016 menghasilkan 59,1% dari pemilih mendukung meninggalkan Uni Eropa, sehingga Britania Raya resmi keluar dari Uni Eropa pada tanggal 1 Februari 2020. Britania Raya juga merupakan anggota Negara-Negara Persemakmuran, Majelis Eropa, G7, G8, G20, NATO, OECD, dan WTO.

More about Britania Raya

Basic information
  • Currency Pound sterling
  • Calling code +44
  • Internet domain .uk
  • Mains voltage 230V/50Hz
  • Democracy index 8.54
Population, Area & Driving side
  • Population 27368800
  • Area 242495
  • Driving side left
Riwayat
  • Sebelum tahun 1707
     
    Stonehenge, di Wiltshire, didirikan kira-kira tahun 2500 SM.

    Permukiman manusia modern yang kelak akan menjadi Britania Raya sudah terbentuk sejak sekitar 30.000 tahun yang lalu.[1] Pada akhir zaman prasejarah, populasi di wilayah ini diperkirakan telah terbentuk. Periode ini dinamakan dengan masa Kelts Insular, yang terdiri dari Britania Britonik dan Irlandia Gaelik.[2] Penaklukan oleh Romawi yang dimulai pada tahun 43 SM diikuti oleh invasi pemukim Jerman Anglo-Saxon ke wilayah yang kelak akan membentuk Wales.[3] Sebagian besar wilayah yang dihuni oleh Anglo-Saxon disatukan menjadi Kerajaan Inggris pada abad ke-10.[4] Sementara itu, penutur Gaelik di Inggris barat laut (yang terhubung ke Irlandia di timur laut dan secara tradisional telah terjadi migrasi dari sana pada abad ke-5)[5][6] bersatu dengan bangsa Pict dan kemudian membentuk Kerajaan Skotlandia pada abad ke-9.[7]

    ...Selengkapnya
    Sebelum tahun 1707
     
    Stonehenge, di Wiltshire, didirikan kira-kira tahun 2500 SM.

    Permukiman manusia modern yang kelak akan menjadi Britania Raya sudah terbentuk sejak sekitar 30.000 tahun yang lalu.[1] Pada akhir zaman prasejarah, populasi di wilayah ini diperkirakan telah terbentuk. Periode ini dinamakan dengan masa Kelts Insular, yang terdiri dari Britania Britonik dan Irlandia Gaelik.[2] Penaklukan oleh Romawi yang dimulai pada tahun 43 SM diikuti oleh invasi pemukim Jerman Anglo-Saxon ke wilayah yang kelak akan membentuk Wales.[3] Sebagian besar wilayah yang dihuni oleh Anglo-Saxon disatukan menjadi Kerajaan Inggris pada abad ke-10.[4] Sementara itu, penutur Gaelik di Inggris barat laut (yang terhubung ke Irlandia di timur laut dan secara tradisional telah terjadi migrasi dari sana pada abad ke-5)[5][6] bersatu dengan bangsa Pict dan kemudian membentuk Kerajaan Skotlandia pada abad ke-9.[7]

     
    Bayeux Tapestry menggambarkan tentang Pertempuran Hastings dan peristiwa yang menjadi penyebabnya.

    Pada tahun 1066, bangsa Normandia menyerang Inggris dan setelah penaklukannya, Normandia berhasil merebut sebagian besar Wales, menaklukkan sebagian besar Irlandia dan membentuk permukiman di Skotlandia, yang membawa masing-masing negara tersebut ke periode baru feodalisme yang berdasarkan model Prancis Utara dan kebudayaan Normandia-Prancis.[8] Kedatangan bangsa Normandia ini membawa pengaruh besar, namun pada akhirnya tetap mampu berasimilasi dengan kebudayaan lokal di masing-masing negara.[9] Raja Inggris pada abad pertengahan berhasil menaklukkan Wales namun upayanya untuk menaklukkan Skotlandia mengalami kegagalan. Setelah itu, Skotlandia tetap mempertahankan kemerdekaannya, meskipun sering berkonflik dengan Inggris. Monarki Inggris, dalam upayanya untuk merebut koloni Prancis, juga sering kali terlibat konflik dengan Prancis, terutama dalam Perang Seratus Tahun.[10]

    Memasuki periode modern awal, Inggris dihadapkan pada konflik agama sebagai akibat reformasi dan diperkenalkannya gereja Protestan di masing-masing negara.[11] Wales sepenuhnya di klaim sebagai bagian dari Kerajaan Inggris,[12] dan Irlandia ditetapkan sebagai kerajaan dalam persatuan personal dengan Kerajaan Inggris.[13] Wilayah milik bangsa Gaelik Katolik yang merdeka disita oleh Kerajaan Inggris dan diberikan kepada pemukim Protestan dari Inggris dan Skotlandia, yang selanjutnya membentuk Irlandia Utara.[14] Pada tahun 1603, Kerajaan Inggris, Skotlandia dan Irlandia bersatu dalam penyatuan personal saat James VI, Raja Skotlandia, mewarisi mahkota Kerajaan Inggris dan Irlandia. James kemudian memindahkan istananya dari Edinburgh ke London. Meskipun demikian, setiap negara tetap menjadi entitas politik yang terpisah dan mempertahankan lembaga politik yang juga terpisah.[15][16] Pada pertengahan abad ke-17, ketiga kerajaan terlibat dalam serangkaian perang berkelanjutan (termasuk Perang Saudara Inggris) yang menyebabkan tergulingnya monarki dan terbentuknya negara republik kesatuan berumur pendek bernama Persemakmuran Inggris, Skotlandia dan Irlandia.[17][18] Meskipun monarki berhasil dipulihkan kembali, hal ini menandai (dengan meletusnya Revolusi Agung pada tahun 1688) bahwa sama seperti monarki-monarki Eropa lainnya, monarki mutlak tidak akan menang. Konstitusi Britania kemudian dikembangkan berdasarkan monarki konstitusional dan sistem parlementer.[19] Selama periode ini, terutama di Inggris, berkembangnya kekuatan angkatan laut mendorong dilakukannya penjelajahan seberang lautan untuk menjajah dan mendirikan koloni, terutama di Amerika Utara (lihat Imperium Britania).[20][21]

    Sejak Undang-Undang Kesatuan 1707
     
    Perjanjian Kesatuan yang menyebabkan terbentuknya Kerajaan Bersatu Britania Raya.

    Pada tanggal 1 Mei 1707, Kerajaan Bersatu Britania Raya terbentuk sebagai hasil penyatuan politik Kerajaan Inggris dan Skotlandia berdasarkan Perjanjian Kesatuan yang disetujui pada tanggal 22 Juli 1706. Perjanjian ini kemudian disahkan oleh Parlemen Inggris dan Skotlandia dalam Undang-Undang Kesatuan 1707.[22][23][24]

    Pada abad ke-18, Britania Raya memainkan peran penting dalam mengembangkan ide-ide Barat, terutama yang berkaitan dengan sistem parlementer dan menghasilkan kontribusi yang signifikan dalam bidang sastra, seni, dan ilmu pengetahuan.[25] Britania (terutama Inggris) memelopori Revolusi Industri yang mengubah perekonomian negara serta memicu berkembangnya Imperium Britania. Selama periode ini, Britania Raya, seperti negara-negara besar lainnya, terlibat dalam eksploitasi kolonial, termasuk perdagangan budak Atlantik, meskipun dengan disahkannya Undang-Undang Perdagangan Budak pada tahun 1807 Britania juga berperan penting dalam memerangi perdagangan budak.[26] Koloni di Amerika Utara telah menjadi fokus utama kegiatan kolonial Britania. Dengan kekalahan mereka dalam Perang Kemerdekaan Amerika Serikat, ambisi kolonial Britania berpaling ke wilayah lain, terutama ke India.[27]

    Pada tahun 1800, saat perang masih berkecamuk dengan Prancis, Parlemen Britania Raya dan Irlandia mengesahkan Undang-Undang Kesatuan yang menyatukan dua kerajaan tersebut dan menciptakan Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia pada tanggal 1 Januari 1801.[28]

    Painting of a bloody battle. Horses and infantry fight or lie on grass. 
    Pertempuran Waterloo menandai akhir dari Perang Napoleon dan dimulainya Pax Britannica.

    Setelah kekalahan Prancis dalam Perang Revolusi dan Perang Napoleon (1792-1815), Britania Raya mulai muncul sebagai kekuatan angkatan laut dan ekonomi utama yang tak tertandingi di dunia pada abad ke-19 (dengan London yang menjadi kota terbesar di dunia sejak tahun 1830).[29] Menjadi yang tak tertandingi di lautan, Inggris selanjutnya mengadopsi peran sebagai polisi global, yang kemudian dikenal dengan Pax Britannica.[30][31] Periode ini juga menjadi momen pertumbuhan ekonomi, kolonial dan industri yang pesat bagi Britania Raya. Britania Raya (dengan Inggris sebagai kekuatan utama) digambarkan sebagai "bengkel dunia",[32] dan Imperium Britania tumbuh sebagai imperium terbesar yang mencakup India, sebagian besar Afrika, dan wilayah lainnya. Bersamaan dengan kontrol tidak resmi yang dimilikinya, posisi dominan Britania Raya dalam perdagangan dunia ini berarti bahwa secara efektif Britania Raya bisa mengendalikan perekonomian banyak negara, seperti Tiongkok, Argentina dan Thailand.[33][34] Sementara itu, di dalam negeri terjadi pergeseran ke kebijakan perdagangan bebas dan laissez-faire. Negara ini mengalami peningkatan populasi yang besar selama abad tersebut, yang disertai dengan terjadinya gelombang urbanisasi besar-besaran, terutama ke London dan Manchester. Hal ini pada akhirnya menyebabkan munculnya tekanan sosial dan ekonomi yang signifikan.[35] Pada akhir abad ke-20, negara-negara lain seperti Jerman, Amerika Serikat, dan Uni Soviet mulai menyalib dominasi industri Britania Raya di kancah internasional.[36]

    Black-and-white photo of two dozen men in military uniforms and metal helmets sitting or standing in a muddy trench. 
    Infanteri Tentara Irlandia selama Pertempuran Somme. Lebih dari 885.000 tentara Britania Raya gugur di medan perang dalam Perang Dunia I.

    Britania Raya, bersama dengan Rusia, Prancis dan (setelah tahun 1917) Amerika Serikat adalah beberapa negara-negara besar yang menentang Imperium Jerman dan sekutunya dalam Perang Dunia I (1914-1918).[37] Angkatan Bersenjata Britania Raya berkembang pesat hingga memiliki lebih dari lima juta tentara,[38] dan melibatkan banyak negara-negara imperiumnya beserta beberapa daerah di Eropa. Hal ini menjadikannya sebagai Negara Barat Terdepan dalam Perang Dunia I. Britania Raya mengakhiri Perang Dunia I dengan kehilangan sekitar dua setengah juta jiwa dan utang nasional yang besar.[38] Setelah perang, Britania Raya menerima mandat Liga Bangsa-Bangsa atas bekas jajahan Jerman dan Utsmaniyah. Hal ini membuat Imperium Britania semakin luas, mencakup seperlima dari luas total bumi dan seperempat dari total populasi dunia pada saat itu.[39] Munculnya Nasionalisme Irlandia dan konflik yang terjadi selama tahun 1920-an mengakibatkan terpecahnya Irlandia pada tahun 1921.[40] Sebagai hasilnya, Negara Bebas Irlandia yang merdeka dengan status domini terbentuk pada tahun 1922, sedangkan Irlandia Utara tetap memilih untuk menjadi bagian Britania Raya.[41] Era Depresi Besar (1929-1932) terjadi ketika Britania Raya belum pulih sepenuhnya dari dampak peperangan dan menyebabkan munculnya kesusahan serta kerusuhan politik dan sosial di berbagai kota di Britania.[42]

    Britania Raya adalah salah satu negara Sekutu dalam Perang Dunia II dan ikut serta dalam deklarasi pembentukan PBB. Setelah kekalahan sekutu Eropanya dalam tahun pertama perang, Britania Raya melanjutkan laga melawan Jerman, terutama dalam Pertempuran Britania dan Pertempuran Atlantik. Setelah kemenangannya, Britania Raya menjadi salah satu dari Tiga Kekuatan Besar yang bertemu untuk perencanaan dunia pasca-perang dunia. Perang ini meninggalkan Britania Raya dalam keterpurukan. Keuangan negara runtuh. Bantuan Marshall dan pinjaman dari Amerika Serikat dan Kanada-lah yang membantu Britania Raya dalam proses menuju pemulihan setelah Perang Dunia II.[43]

    Map of the world. Canada, the eastern United States, countries in east Africa, India, most of Australasia, and some other countries are highlighted in pink. 
    Wilayah yang pada suatu masa pernah menjadi bagian dari Imperium Britania. Wilayah Seberang Laut Britania ditandai dengan garis bawah merah.

    Partai Buruh yang berkuasa pada tahun-tahun pascaperang dunia segera memulai program perubahan radikal, yang menghasilkan dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat Britania selama dekade berikutnya.[44] Di dalam negeri, industri-industri penting dan utilitas publik dinasionalisasi, Negara Kesejahteraan dibentuk, dan Layanan Kesehatan Nasional didirikan untuk mengelola kesehatan publik.[45] Menanggapi munculnya nasionalisme lokal, pemerintahan Partai Buruh menanggapinya dengan menerapkan kebijakan dekolonisasi negara-negara jajahan. Proses ini dimulai dengan pemberian kemerdekaan pada India dan Pakistan pada tahun 1947.[46] Selama tiga dekade berikutnya, sebagian besar negara-negara Imperium Britania yang diberi kemerdekaan dan menjadi negara berdaulat bergabung menjadi Negara-Negara Persemakmuran.

    Meskipun peran politik Britania di kancah internasional menurun pasca terjadinya Krisis Suez pada tahun 1956, Britania Raya tetap menjadi salah satu dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan merupakan negara ketiga yang mengembangkan senjata nuklir (dengan bom atom pertama diuji pada tahun 1952). Penyebaran internasional bahasa Inggris juga menunjukkan pengaruhnya yang masih [atau pernah] dominan di dunia, terutama dalam bidang sastra dan budaya. Sementara itu, pada tahun 1960-an, budaya populernya juga berkembang dan memengaruhi dunia. Akibat kekurangan tenaga kerja pada tahun 1950, Pemerintah Britania menggalakkan dilakukannya migrasi besar-besaran dari Negara-Negara Persemakmuran. Hal ini menjadikan Britania sebagai negara multi-etnis selama dekade selanjutnya.[47] Pada tahun 1973, Britania Raya bergabung dengan Masyarakat Ekonomi Eropa (MEE), dan ketika MEE berganti nama menjadi Uni Eropa pada tahun 1992, Britania Raya mencatatkan diri sebagai salah satu dari 12 negara pendirinya. Pada akhir 1960-an dan seterusnya, di Irlandia Utara merebak kekerasan komunal dan paramiliter (juga memengaruhi bagian lain dari Britania Raya dan Republik Irlandia). Peristiwa ini secara konvensional dikenal sebagai the Troubles. Peristiwa ini pada umumnya dianggap telah berakhir seiring dengan ditandatanganinya Persetujuan Belfast pada tahun 1998.[48][49][50]

    Setelah periode lambatnya pertumbuhan ekonomi dan kemerosotan industri pada tahun 1970-an, Pemerintah Konservatif tahun 1980-an memulai kebijakan radikal deregulasi, khususnya dalam sektor keuangan, pasar tenaga kerja yang fleksibel, penjualan perusahaan-perusahaan negara (privatisasi), dan penarikan pajak kepada orang asing.[51] Sejak tahun 1984, dibantu dengan ditemukannya Minyak Laut Utara, Britania Raya mengalami era pertumbuhan ekonomi yang pesat.[52] Pada akhir abad ke-20 terjadi perubahan besar dalam Pemerintahan Britania Raya dengan pembentukan pemerintahan nasional bagi Irlandia Utara, Wales dan Skotlandia setelah dilakukannya referendum pralegislatif,[53] serta penggabungan secara hukum pada Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Pada tahun 2000-an, terdapat kontroversi yang berlangsung di dalam negeri mengenai invasi militer Britania Raya ke luar negeri, khususnya ke Irak dan Afghanistan.[54]

    ^ "Ancient skeleton was 'even older'". BBC News. 30 October 2007. Retrieved 27 April 2011. ^ Koch, John T. (2006). Celtic culture: A historical encyclopedia. Santa Barbara, CA: ABC-CLIO. hlm. 973. ISBN 978-1-85109-440-0.  ^ Davies, John; Jenkins, Nigel; Baines, Menna; Lynch, Peredur I., ed. (2008). The Welsh Academy Encyclopaedia of Wales]]. Cardiff: University of Wales Press. hlm. 915. ISBN 978-0-7083-1953-6.  ^ "BBC - History - Athelstan". www.bbc.co.uk.  ^ Mackie, J.D. (1991). A History of Scotland. London: Penguin. hlm. 18–19. ISBN 978-0-14-013649-4.  ^ Campbell, Ewan (1999). Saints and Sea-kings: The First Kingdom of the Scots. Edinburgh: Canongate. hlm. 8–15. ISBN 0-86241-874-7.  ^ Haigh, Christopher (1990). The Cambridge Historical Encyclopedia of Great Britain and Ireland. Cambridge University Press. hlm. 30. ISBN 978-0-521-39552-6.  ^ Ganshof, F.L. (1996). Feudalism. University of Toronto. hlm. 165. ISBN 978-0-8020-7158-3.  ^ Chibnall, Marjorie (1999). The debate on the Norman Conquest. Manchester University Press. hlm. 115–122. ISBN 978-0-7190-4913-2.  ^ Keen, Maurice. "The Hundred Years War". BBC History. ^ The Reformation in England and Scotland dan Ireland: The Reformation Period & Ireland under Elizabth I, Encyclopædia Britannica Online. ^ "British History in Depth – Wales under the Tudors". BBC History. 5 November 2009. Diakses tanggal 21 September 2010.  ^ Nicholls, Mark (1999). A history of the modern British Isles, 1529–1603: The two kingdoms. Oxford: Blackwell. hlm. 171–172. ISBN 978-0-631-19334-0.  ^ Canny, Nicholas P. (2003). Making Ireland British, 1580–1650. Oxford University Press. hlm. 189–200. ISBN 978-0-19-925905-2.  ^ Ross, D. (2002). Chronology of Scottish History. Glasgow: Geddes & Grosset. p. 56. ISBN 1-85534-380-0 ^ Hearn, J. (2002). Claiming Scotland: National Identity and Liberal Culture. Edinburgh University Press. p. 104. ISBN 1-902930-16-9 ^ English Civil Wars. Encyclopædia Britannica Online. ^ "Scotland and the Commonwealth: 1651–1660". Archontology.org. 14 March 2010. Diakses tanggal 20 April 2010.  ^ Lodge, Richard (2007) [1910]. The History of England – From the Restoration to the Death of William III (1660–1702). Read Books. hlm. 8. ISBN 978-1-4067-0897-4.  ^ "Tudor Period and the Birth of a Regular Navy". Royal Navy History. Institute of Naval History. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-01-18. Diakses tanggal 24 December 2010.  ^ Canny, Nicholas (1998). The Origins of Empire, The Oxford History of the British Empire Volume I. Oxford University Press. ISBN 0-19-924676-9. Diakses tanggal 1 May 2011.  ^ "Articles of Union with Scotland 1707". UK Parliament. Diakses tanggal 19 October 2008.  ^ "Acts of Union 1707". UK Parliament. Diakses tanggal 6 January 2011.  ^ "Treaty (act) of Union 1706". Scottish History online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-05-27. Diakses tanggal 3 February 2011.  ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama ferguson ^ Loosemore, Jo (2007). Sailing against slavery. BBC Devon. 2007. ^ Library of Congress, The Impact of the American Revolution Abroad. p.73. ^ "The Act of Union". Act of Union Virtual Library. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-05-27. Diakses tanggal 15 May 2006.  ^ Tellier, L.-N. (2009). Urban World History: an Economic and Geographical Perspective. Quebec: PUQ. p. 463. ISBN 2-7605-1588-5. ^ Sondhaus, L. (2004). Navies in Modern World History. London: Reaktion Books. p. 9. ISBN 1-86189-202-0. ^ Porter, Andrew (1998). The Nineteenth Century, The Oxford History of the British Empire Volume III. Oxford University Press. hlm. 332. ISBN 0-19-924678-5. Diakses tanggal 22 July 2009.  ^ The Workshop of the World. BBC History. Retrieved 11 May 2011. ^ Porter, Andrew (1998). The Nineteenth Century, The Oxford History of the British Empire Volume III. Oxford University Press. hlm. 8. ISBN 0-19-924678-5. Diakses tanggal 22 July 2009.  ^ Marshall, P.J. (1996). The Cambridge Illustrated History of the British Empire. Cambridge University Press. hlm. 156–57. ISBN 0-521-00254-0. Diakses tanggal 22 July 2009.  ^ Tompson, Richard S. (2003). Great Britain: a reference guide from the Renaissance to the present. New York: Facts on File. hlm. 63. ISBN 978-0-8160-4474-0. Diakses tanggal 5 July 2011.  ^ Hosch, William L. (2009). World War I: People, Politics, and Power. America at War. New York: Britannica Educational Publishing. hlm. 21. ISBN 978-1-61530-048-8.  ^ Turner, John (1988). Britain and the First World War. London: Unwin Hyman. pp. 22–35. ISBN 978-0-04-445109-9. ^ a b Westwell, I.; Cove, D. (eds) (2002). History of World War I, Volume 3. London: Marshall Cavendish. pp. 698 and 705. ISBN 0-7614-7231-2. ^ Turner, J. (1988). Britain and the First World War. Abingdon: Routledge. p. 41. ISBN 0-04-445109-1. ^ SR&O 1921, No. 533 of 3 May 1921. ^ "The Anglo-Irish Treaty, 6 December 1921". CAIN. Diakses tanggal 15 May 2006.  ^ Rubinstein, W. D. (2004). Capitalism, Culture, and Decline in Britain, 1750–1990. Abingdon: Routledge. p. 11. ISBN 0-415-03719-0. ^ "Britain to make its final payment on World War II loan from U.S." The New York Times. 28 December 2006. Diakses tanggal 25 August 2011.  ^ Francis, Martin (1997). Ideas and policies under Labour, 1945–1951: Building a new Britain. Manchester University Press. hlm. 225–233. ISBN 978-0-7190-4833-3.  ^ Lee, Stephen J. (1996). Aspects of British political history, 1914–1995. London; New York: Routledge. hlm. 173–199. ISBN 978-0-415-13103-2.  ^ Larres, Klaus (2009). A companion to Europe since 1945. Chichester: Wiley-Blackwell. hlm. 118. ISBN 978-1-4051-0612-2. Diakses tanggal 5 July 2011.  ^ Julios, Christina (2008). Contemporary British identity: English language, migrants, and public discourse. Studies in migration and diaspora. Aldershot: Ashgate. hlm. 84. ISBN 978-0-7546-7158-9. Diakses tanggal 26 December 2010.  ^ Aughey, Arthur (2005). The Politics of Northern Ireland: Beyond the Belfast Agreement. London: Routledge. hlm. 7. ISBN 978-0-415-32788-6.  ^ "The troubles were over, but the killing continued. Some of the heirs to Ireland's violent traditions refused to give up their inheritance." Holland, Jack (1999). Hope against history: The course of conflict in Northern Ireland. New York: Henry Holt. hlm. 221. ISBN 978-0-8050-6087-4.  ^ Elliot, Marianne (2007). The Long Road to Peace in Northern Ireland: Peace Lectures from the Institute of Irish Studies at Liverpool University. University of Liverpool Institute of Irish Studies, Liverpool University Press. p. 2. ISBN 1-84631-065-2. ^ Dorey, Peter (1995). British politics since 1945. Making contemporary Britain. Oxford: Blackwell. hlm. 164–223. ISBN 978-0-631-19075-2.  ^ Griffiths, Alan; Wall, Stuart (2007). Applied Economics (PDF) (edisi ke-11th). Harlow: Financial Times Press. hlm. 6. ISBN 978-0-273-70822-3. Diakses tanggal 26 December 2010.  ^ Keating, Michael (1 January 1998). "Reforging the Union: Devolution and Constitutional Change in the United Kingdom". Publius: the Journal of Federalism. 28 (1): 217. Diakses tanggal 4 February 2009.  ^ Jackson, Mike (3 April 2011). "Military action alone will not save Libya". Financial Times. London. 
    Read less

Where can you sleep near Britania Raya ?

Booking.com
487.355 visits in total, 9.187 Points of interest, 404 Destinations, 40 visits today.