Argentina

Beatrice Murch - CC BY 2.0 https://www.flickr.com/people/furlin/ - CC BY 2.0 CrookedTreeCreative - CC BY-SA 4.0 David - CC BY 2.0 Paleoninja - CC BY-SA 4.0 Dario Alpern - CC BY-SA 3.0 https://www.flickr.com/photos/galio/ - CC BY-SA 2.0 David Stanley from Nanaimo, Canada - CC BY 2.0 Edith Schreurs - CC BY-SA 2.0 Mountain Wave Project - CC BY-SA 3.0 W. Bulach - CC BY-SA 4.0 Chrislorenz9 - CC BY-SA 4.0 CherratiAicha - CC BY-SA 4.0 Joe Merlo - CC BY-SA 4.0 Havardtl - CC BY 4.0 Chrislorenz9 - CC BY-SA 4.0 Fabio (-Fabio-) from Mendoza, Argentina - CC BY 2.0 Mauricio.aello - CC BY-SA 4.0 Ben Stubbs - CC BY 2.0 Gavieiro Juan M - CC BY-SA 3.0 Yoavlevy10 - CC BY-SA 4.0 MARINACHE2020 - CC BY-SA 4.0 Butterfly voyages - CC BY-SA 3.0 Liam Quinn from Canada - CC BY-SA 2.0 Butterfly voyages - CC BY-SA 3.0 Fabio (-Fabio-) from Mendoza, Argentina - CC BY 2.0 Edobarreto - CC BY-SA 4.0 Butterfly voyages - CC BY-SA 3.0 Butterfly voyages - CC BY-SA 3.0 Cecilia Alejandra Davidek - CC BY-SA 4.0 Miguel Vieira derivative work: MrPanyGoff - CC BY 2.0 Alejandra Cartamil - CC BY-SA 4.0 Allan Aguilar (Green Mostaza) - CC BY 3.0 Joe Merlo - CC BY-SA 4.0 Calyponte - CC BY-SA 4.0 Stevage - CC BY-SA 4.0 Gabito Giménez - CC BY 2.0 Gavieiro Juan M - CC BY-SA 3.0 Edobarreto - CC BY-SA 4.0 Gavieiro Juan M - CC BY-SA 3.0 MARINACHE2020 - CC BY-SA 4.0 kevin.j from Córdoba, Argentina - CC BY-SA 2.0 Victoria Rachitzky from Sao Paulo agora, Brasil - CC BY 2.0 Alejandra Cartamil - CC BY-SA 4.0 No machine-readable author provided. Heretiq assumed (based on copyright claims). - CC BY-SA 2.5 TitiNicola - CC BY-SA 4.0 Wikisanchez - Public domain Enaldo Valadares - CC BY-SA 3.0 Beatrice Murch from Buenos Aires, Argentina - CC BY 2.0 Rodolfo Pace - CC BY 2.0 Diego Alarcon - CC BY-SA 3.0 Deensel - CC BY 2.0 Alicia Nijdam - CC BY 2.0 Anabotella - CC BY-SA 3.0 No images

Context of Argentina

Argentina (pengucapan bahasa Spanyol: [aɾxenˈtina] ( simak)), nama resminya Republik Argentina (Spanyol: República Argentina), adalah sebuah negara di paro selatan dan tenggara anak-benua Amerika Selatan dan merupakan negara berbahasa Spanyol terbesar di dunia. Nama resminya untuk kepentingan legislatif ialah 'Negara Argentina' (Nacion Argentina). Argentina meliputi wilayah seluas 2.780.400 kilometer persegi, yang menjadikannya sebagai negara terluas ke-2 di benua Amerika Selatan setelah Brasil, negara terluas ke-4 di benua Amerika, dan negara terluas ke-8 di dunia. Landas kontinennya, yang diakui oleh PBB pada tahun 2016, mencapai 6.581.500 km², menjadi salah satu yang terbesar di dunia, terbentang dari benua Amerika hingga Kutub Selatan di Antarktika, melalui Atlantik Selatan. Jika sistem kepulauan Malvinas, Geo...Selengkapnya

Argentina (pengucapan bahasa Spanyol: [aɾxenˈtina] ( simak)), nama resminya Republik Argentina (Spanyol: República Argentina), adalah sebuah negara di paro selatan dan tenggara anak-benua Amerika Selatan dan merupakan negara berbahasa Spanyol terbesar di dunia. Nama resminya untuk kepentingan legislatif ialah 'Negara Argentina' (Nacion Argentina). Argentina meliputi wilayah seluas 2.780.400 kilometer persegi, yang menjadikannya sebagai negara terluas ke-2 di benua Amerika Selatan setelah Brasil, negara terluas ke-4 di benua Amerika, dan negara terluas ke-8 di dunia. Landas kontinennya, yang diakui oleh PBB pada tahun 2016, mencapai 6.581.500 km², menjadi salah satu yang terbesar di dunia, terbentang dari benua Amerika hingga Kutub Selatan di Antarktika, melalui Atlantik Selatan. Jika sistem kepulauan Malvinas, Georgia Selatan, Sandwich Selatan dan banyak pulau kecil lainnya (yang dikelola oleh Britania Raya, tetapi kedaulatannya masih disengketakan) turut dihitung, ditambah sebagian wilayah Antarktika yang disebut Antarktika Argentina di sebelah selatan garis 60 derajat lintang selatan, yang kedaulatannya didaku oleh Argentina, luasnya bertambah menjadi 3.761.274 km². Argentina adalah salah satu dari 20 negara yang hadir secara permanen di Antarktika, termasuk di antara negara yang memiliki jumlah pangkalan permanen terbesar, seluruhnya enam pangkalan.

Argentina terletak di bagian selatan benua Amerika Selatan. Posisinya berada di antara Pegunungan Andes di barat dan Samudra Atlantik di selatan. Lokasi ini membuat Argentina dikenal sebagai 'negara paling selatan di selatan' (bahasa Spanyol: "Sur del sur"). Argentina menguasai sebagian besar Kerucut Selatan, berbatasan dengan Chili di barat, dan juga berbatasan dengan Bolivia dan Paraguay di utara, Brasil di timurlaut, Uruguay dan Samudra Atlantik Selatan di timur, dan Selat Drake di selatan. Argentina mendaku kedaulatan atas sebagian Antarktika, Kepulauan Malvinas, dan Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.

Wilayahnya menyatukan keanekaragaman iklim yang besar, yang disebabkan oleh rentang garis lintang yang melebihi 30° —termasuk beberapa zona geografi—, perbedaan altitudo yang berkisar dari 107 m di bawah permukaan laut (Laguna del Carbón) hingga hampir 7.000 meter di atas permukaan laut dan panjang garis pantai yang mencapai 4.725 km. Dataran lembap yang luas berbatasan dengan gurun pasir yang luas dan pegunungan tinggi, sementara itu keberadaan iklim tropis dan subtropis di utara kontras dengan hujan salju dan dingin yang ekstrem di kawasan Andes dan selatan.

Argentina mengadopsi bentuk pemerintahan republik, demokratis, perwakilan, dan federasi yang terdesentralisasi, yang sejak tahun 1994 dibagi-bagi menjadi 23 provinsi, dan satu kota otonom, yang berperan sebagai ibu kota federal dan kota terbesar di negara ini, Buenos Aires yang juga sebagai salah satu metropolitan yang terpadat di dunia. Ibu kota federal dan tiap-tiap provinsi memiliki konstitusi, bendera, dan pasukan keamanan masing-masing, tetapi tunduk di bawah sistem federal. 23 provinsi mempertahankan semua kekuasaan yang tidak didelegasikan kepada Negara nasional, memiliki tiga kekuasaan otonom dan menjamin otonomi munisipalitas mereka.

Kehadiran pemukim awal yang tercatat di wilayah yang kini menjadi Argentina berasal dari 13.000 tahun Sebelum Sekarang, yaitu pada periode Paleo-Amerika. Pada zaman purwasejarah, periode Pra-Kolumbus, itu dihuni oleh banyak masyarakat adat, beberapa di antaranya masih mendiami negara itu; di antaranya Guaykuru, Guarani, Mapuche, Tehuelche, dan Diaguita, yang terakhir adalah bagian dari Kerajaan Inka. Kerajaan Inka meluas ke baratlaut negara ini pada zaman Pra-Kolumbus. Negara ini berakar pada penjajahan Spanyol di wilayah tersebut pada abad ke-16, yang dimulai dengan perjalanan eksplorasi Juan Díaz de Solís pada tahun 1512, perintisan permukiman pada tahun 1528, dan pembagi-bagian wilayah pada tahun 1534. Kemudian, wilayah-wilayah ini menjadi berada di bawah yurisdiksi Kewizuraian Peru. Pada tahun 1776, Mahkota Spanyol mendirikan Kewizuraian Rio de la Plata, yang akan menjadi entitas politik pendahulu Republik Argentina. sebuah kewizuraian seberang lautan bagian dari Spanyol yang dibentuk pada tahun 1776. Pada tanggal 25 Mei 1810, Argentina meraih kemerdekaan de facto ketika Wizurai Spanyol terakhir yang memerintah dari Buenos Aires digulingkan, menyusun pemerintahan Primera Junta. Pada tanggal 9 Juli 1816, kemerdekaan diproklamasikan di San Miguel de Tucumán. Selanjutnya sampai tahun 1818 terjadi perang kemerdekaan yang diikuti oleh serangkaian perang saudara yang berlangsung sampai tahun 1861, berpuncak pada reorganisasi negara menjadi federasi. Argentina setelah itu menikmati kedamaian dan stabilitas yang relatif, dengan beberapa gelombang imigrasi Eropa, terutama Italia dan Spanyol, secara radikal mengubah wujud budaya dan demografi; lebih dari 60% populasi memiliki leluhur Italia penuh atau sebagian, dan budaya Argentina memiliki keterkaitan yang signifikan dengan budaya Italia.

Peningkatan kemakmuran yang hampir tak tertandingi menyebabkan Argentina menjadi negara terkaya ketujuh di dunia pada awal abad ke-20. Pada tahun 1896, PDB (nominal per kapita Argentina melampaui Amerika Serikat dan secara konsisten berada di sepuluh besar sebelum tahun 1920. Kini, PDB (nominal) Argentina menempati peringkat ke-71 dunia. Setelah Depresi Besar pada dasawarsa 1930-an, Argentina jatuh ke dalam kelabilan politik dan penurunan ekonomi yang menjatuhkannya kembali ke keterbelakangan, meskipun tetap di antara lima belas negara terkaya selama beberapa dasawarsa. Setelah mangkatnya Presiden Juan Perón pada tahun 1974, istrinya (sekaligus wakil presiden), Isabel Perón, naik posisi menjadi presiden, sebelum digulingkan pada tahun 1976. Berikutnya, junta militer, yang didukung oleh Amerika Serikat, menganiaya dan membunuh ribuan kritikus politik, aktivis, dan kaum kiri dalam Perang Kotor, suatu periode terorisme negara dan kerusuhan masyarakat yang berlangsung hingga terpilihnya Raúl Alfonsín sebagai presiden pada pemilihan umum 1983.

Argentina adalah satu-satunya negara Amerika Latin yang memiliki pusat penelitian dan pendidikan ilmiah di antara sepuluh besar di dunia, dan merupakan negara Ibero-Amerika dengan jumlah pemenang Hadiah Nobel terbanyak dalam bidang sains. Kapasitas teknologi dan ilmiahnya telah memungkinkannya untuk merancang, memproduksi, dan mengekspor satelit, membangun reaktor nuklir, dan menjadi produsen pertama perangkat lunak, pesawat udara, dan lain-lain. Argentina telah menjalin kerja sama nuklir dengan negara-negara di kawasan Amerika Latin, Arab Maghrib, Teluk Persia, Asia Tenggara, dan Oseania, berdasarkan kapasitas yang dikembangkan oleh Comisión Nacional de Energía Atómica (CNEA, Komisi Energi Atom Nasional) dan oleh perusahaan bergengsi milik negara INVAP. Argentina adalah negara yang meraih hadiah nobel terbanyak di Amerika Latin, yaitu lima hadiah, tiga diantaranya di bidang sains.

Argentina adalah sebuah kekuatan regional, dan mempertahankan status historisnya sebagai kekuatan menengah dalam hubungan internasional. Sekutu non-NATO besar, Argentina adalah negara berkembang yang menempati peringkat ke-46 dalam hal Indeks Pembangunan Manusia, dengan skor bersih 0,845 pada tahun 2020, tertinggi kedua di Amerika Latin setelah Chili. Dalam hal kesenjangan, Argentina menurun empat tingkat, sedangkan berdasarkan indeks kesenjangan gender, posisinya jatuh kembali ke peringkat 75. Di bidang pendidikan, undang-undang menetapkan bahwa anggaran publik untuk pendidikan tidak boleh kurang dari 6% dari PDB, dengan tingkat melek aksara untuk orang di atas 15 tahun lebih besar dari 99%. Argentina memelihara ekonomi terbesar kedua di Amerika Selatan. Menurut Bank Dunia, PDB nominalnya adalah yang ke-27 di dunia. Karena kepentingan geopolitik dan ekonominya, Argentina adalah satu dari tiga negara berdaulat di Amerika Latin yang menjadi anggota forum G20, selain itu Argentina juga termasuk dalam negara industri baru dan forum G15. Argentina juga merupakan salah satu negara pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bank Dunia, Organisasi Perdagangan Dunia, Mercosur (didirikan pada tahun 1991), Komunitas Negara Amerika Latin dan Karibia (CELAC), Organisasi Negara-Negara Amerika (OAS), dan Organisasi Negara-negara Ibero-Amerika. Sejak bulan Januari 2022 Argentina menjadi negara calon anggota Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

More about Argentina

Basic information
  • Native name Argentina
  • Calling code +54
  • Internet domain .ar
  • Mains voltage 220V/50Hz
  • Democracy index 6.95
Population, Area & Driving side
  • Population 47327407
  • Area 2780400
  • Driving side right
Riwayat
  • Pada awal abad ke-16, dalam pencarian jalan dari Atlantik menuju Pasifik, orang Eropa pertama tiba di wilayah ini. Penjelajah Eropa yang pertama tiba di sini (yang pertama untuk melihat dan menjelajah tanah air ini ialah seorang pelayar Spanyol bernama Juan Díaz de Solís pada 1516 tetapi terbunuh pada tahun yang sama). Penjelajah berikutnya adalah Fernando de Magelhaens dan Pedro de Mendoza. Kira-kira pada tahun 1536, Pedro de Mendoza merintis permukiman 'Nuestra Señora del Buen Aire' yang kini dikenali sebagai Buenos Aires. Juga di baratlaut negara itu, di mana lahan pertanian subur ditemukan, orang-orang Spanyol yang berasal dari Kewizuraian Bolivia membangun beberapa permukiman: Mendoza, Tucumán, Córdoba, dan Salta. Kuda dikembangbiakkan, sapi dipelihara untuk menghasilkan daging; gula, tembakau dan sayuran dibudidayakan. Permukiman-permukiman ini berkembang pesat pada abad ke-17 dan ke-18 karena perdagangan dengan Kewizuraian Peru, sedangkan Buenos Aires hanyalah pelabuhan kelas dua. Itu hanya berubah pada tahun 1776, ketika Buenos Aires menjadi pusat pemerintahan kewizuraian baru (Kewizuraian Río de la Plata), sebuah kawasan yang kini mencakup Argentina, Uruguay, Paraguay, dan sebagian Bolivia.

    ...Selengkapnya

    Pada awal abad ke-16, dalam pencarian jalan dari Atlantik menuju Pasifik, orang Eropa pertama tiba di wilayah ini. Penjelajah Eropa yang pertama tiba di sini (yang pertama untuk melihat dan menjelajah tanah air ini ialah seorang pelayar Spanyol bernama Juan Díaz de Solís pada 1516 tetapi terbunuh pada tahun yang sama). Penjelajah berikutnya adalah Fernando de Magelhaens dan Pedro de Mendoza. Kira-kira pada tahun 1536, Pedro de Mendoza merintis permukiman 'Nuestra Señora del Buen Aire' yang kini dikenali sebagai Buenos Aires. Juga di baratlaut negara itu, di mana lahan pertanian subur ditemukan, orang-orang Spanyol yang berasal dari Kewizuraian Bolivia membangun beberapa permukiman: Mendoza, Tucumán, Córdoba, dan Salta. Kuda dikembangbiakkan, sapi dipelihara untuk menghasilkan daging; gula, tembakau dan sayuran dibudidayakan. Permukiman-permukiman ini berkembang pesat pada abad ke-17 dan ke-18 karena perdagangan dengan Kewizuraian Peru, sedangkan Buenos Aires hanyalah pelabuhan kelas dua. Itu hanya berubah pada tahun 1776, ketika Buenos Aires menjadi pusat pemerintahan kewizuraian baru (Kewizuraian Río de la Plata), sebuah kawasan yang kini mencakup Argentina, Uruguay, Paraguay, dan sebagian Bolivia.

    Selepas Revolusi Mei 1810 dan kemerdekaan dari Spanyol pada 1816, di bawah kepemimpinan José de San Martín yang kemudian dianggap sebagai pahlawan oleh orang Argentina, suatu konflik telah tercetus antara kelompok sentralis dan federalis dan berlarut-larut hingga tahun 1853, ketika konstitusi baru disahkan. Pada tahun 1865, Argentina, yang hampir tidak memiliki tentara, harus berurusan dengan Perang Paraguay. Dalam perang berdarah yang berlangsung hingga 1870, Argentina bersama-sama sekutunya (Brasil dan Uruguay) mengalahkan Paraguay. Namun, sebagian besar tentara yang gugur adalah mantan budak Afrika yang dipaksa berperang. Ketika perang ini berakhir, hampir seluruh penduduk Afrika di Argentina musnah. Pada paro kedua abad ke-19, Buenos Aires berkembang pesat, sebagian karena kedatangan ribuan migran. Teknologi baru (pembekuan daging, juga kereta api) mendorong pertanian dan peternakan. Wilayah baru seperti Patagonia ditaklukkan. Imigran dari Inggris dan Wales memulai peternakan domba di estancia (lahan pertanian dan peternakan) besar. Argentina menjadi 'Tanah Terjanji' kedua Amerika setelah Amerika Serikat.

    Pada awal abad ke-20, antara tahun 1880 sampai 1920, ekonomi Argentina merupakan salah satu yang termaju di dunia dan berada di urutan ke-10 negara paling kaya di dunia. Setelah kebangkitan singkat sekitar Perang Dunia II, negara itu jatuh kembali secara permanen. Selanjutnya, Argentina disibukkan dengan konflik politik yang berulang antara pihak konservatif dan pihak liberal, juga antara sipil dan militer.

    Selepas berakhirnya Perang Dunia II, berlaku pula kebangkitan gerakan rakyat Perónisme satu gerakan yang dipelopori oleh Juan Perón, tokoh terkemuka di Argentina dan di Amerika Selatan pada abad ke-20. Ia telah menyokong gerakan buruh di Argentina tetapi akhirnya telah mempolarisasi negara itu. Pada tahun 1955, ia digulingkan oleh pihak militer. Sejak itu, pihak ini telah mengatur negara Argentina dan saling tukar-menukar dengan pemerintahan yang demokratis.

    Pada 24 Maret 1976 pemerintah Isabel Perón digulingkan oleh militer sayap kanan junta Jenderal Jorge Videla. Videla menjadi presiden. Kediktatoran militer Argentina ditandai dengan penghilangan paksa dan penangkapan ilegal. Videla mewakili kekuatan polisi yang kuat. Kontradiksi segera ditekan. Videla sendiri akan tetap menjadi presiden sampai 1981. Dia digantikan oleh Roberto Eduardo Viola. Empat presiden lagi menyusul dalam satu tahun. Reynaldo Bignone adalah presiden terakhir dari kediktatoran. Rezim militer yang paling zalim sekali telah memerintah Argentina antara tahun 1976 dan 1983. Regim tersebut kerap melanggar hak asasi manusia dan membunuh beribu-ribu orang yang dikenal sebagai "desaparecidos" (bahasa Spanyol untuk “mereka yang lenyap”)—dalam satu peristiwa yang dipanggil “dirty war” atau 'perang kotor'. Pada awal tahun 1980-an, rakyat semakin bosan dengan pemerintahan karena masalah ekonomi yang semakin meruncing, korupsi merajalela dan kekalahan di tangan tentara Britania Raya dalam "Perang Malvinas" (di Britania Raya dikenal sebagai Perang Falkland yaitu nama Inggris untuk pulau tersebut) pada tahun 1982. Setelah kediktatoran militer kalah dalam Perang Malvinas melawan Britania Raya, pemilihan demokratis diadakan. Raúl Alfonsín menjadi presiden. Pada 1983 Videla dan kroni-kroninya dibawa ke pengadilan atas kejahatan terhadap kemanusiaan. Hingga 1983, junta militer yang semakin berdarah berganti dengan pemerintahan demokratis yang otoriter, yang memperburuk ekonomi, korupsi, ketidaksukaan umum terhadap politik dan kekalahan dalam Perang Malvinas. Kekalahan oleh Britania Raya berarti kehilangan muka yang tidak dapat dipulihkan oleh junta.

    Setelah ini, empat pemilihan umum yang bebas memperjelas bahwa demokrasi mendapatkan pijakan di Argentina. Pada akhir 1980-an, pemerintah memulai kebijakan ekonomi baru, yang menyebabkan tingkat pertumbuhan tinggi pada 1990-an. Pada 2001 ekonomi runtuh total.[1] Patokan peso terhadap dolar terbukti tidak dapat dipertahankan, menyebabkan mata uang terdepresiasi secara besar-besaran. Orang-orang Argentina yang marah berkumpul di depan bank, yang dipaksa oleh pemerintah untuk membekukan tabungan. Hal ini menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik. Pada tahun-tahun berikutnya, pada masa pemerintahan Presiden Néstor Kirchner (2003-2007), krisis ekonomi ini berangsur-angsur berakhir. Kirchner digantikan pada tahun 2007 oleh istrinya Cristina Fernández de Kirchner, presiden wanita kedua Argentina. Dia tidak lagi tersedia untuk pemilihan ulang pada tahun 2015, setelah itu Mauricio Macri berkuasa. Dia tidak terpilih kembali pada tahun 2019 dan digantikan oleh Alberto Fernández.

    Zaman pra-Kolumbus
     
    Gua Tangan-Tangan di Provinsi Santa Cruz, dengan karya seni yang berasal dari 13.000 hingga 9.000 tahun yang lalu.

    Jejak awal kehidupan manusia di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Argentina berasal dari zaman Paleolitikum, dengan jejak lebih lanjut dari zaman Mesolitikum dan Neolitikum.[2] Sampai masa penjajahan Eropa, Argentina relatif jarang penduduknya dengan sejumlah besar budaya yang beragam dengan organisasi sosial yang berbeda,[3] yang dapat dibagi menjadi tiga kelompok utama.[4]

    Kelompok pertama adalah pemburu dan pengumpul makanan dasar tanpa pembuatan tembikar, seperti orang Seknam dan Orang Yagán di ujung selatan. Kelompok kedua adalah pemburu dan pengumpul makanan tingkat lanjut yang mencakup orang Puelche, orang Querandí, dan orang Serrano di tengah-timur; dan orang Tehuelche di selatan—semuanya ditaklukkan oleh orang Mapuche yang menyebar dari Chili[5]—dan orang Qom dan orang Wichi di utara. Kelompok terakhir adalah petani dengan tembikar, seperti orang Charrúa, orang Minuane, dan orang Guaraní di timurlaut, dengan eksistensi tebang dan bakar (ladang berpindah);[3] orang Diaguita yang mempraktikkan budaya perdagangan menetap yang maju di barat laut, yang ditaklukkan oleh Kekaisaran Inka sekitar tahun 1480; Toconoté dan orang Hênîa dan orang Kâmîare di pusat negara, dan orang Huarpe di tengah-barat, budaya yang memelihara ternak llama dan sangat dipengaruhi oleh orang Inka.[3]

    Zaman kolonial

    Orang Eropa pertama kali tiba di wilayah tersebut dengan pelayaran 1502 Amerigo Vespucci. Para navigator Spanyol Juan Díaz de Solís dan Sebastián Caboto mengunjungi wilayah yang sekarang menjadi Argentina pada tahun 1516 dan 1526, masing-masing.[6] Pada tahun 1536 Pedro de Mendoza merintis permukiman kecil di wilayah yang kini menjadi Buenos Aires, yang ditinggalkan pada tahun 1541.[7]

    Upaya kolonisasi lebih lanjut datang dari Paraguay—mendirikan Kegubernuran Río de la Plata—Peru dan Chili.[8] Francisco de Aguirre merintis Santiago del Estero pada tahun 1553. Londres dirintis pada tahun 1558; Mendoza, pada tahun 1561; San Juan, pada tahun 1562; San Miguel de Tucumán, pada tahun 1565.[9] Juan de Garay merintis Santa Fe pada tahun 1573, dan pada tahun yang sama Jerónimo Luis de Cabrera merintis Córdoba.[10] Garay pergi lebih jauh ke selatan untuk menemukan kembali Buenos Aires pada tahun 1580.[11] San Luis dirintis pada tahun 1596.[9]

    Imperium Spanyol mengebawahkan potensi ekonomi wilayah Argentina ke kekayaan langsung tambang perak dan emas di Bolivia dan Peru, dan karena itu menjadi bagian dari Kewizuraian Perú sampai terbentuknya Kewizuraian Río de la Plata pada tahun 1776 dengan Buenos Aires sebagai pusat pemerintahannya.[12]

    Buenos Aires menolak dua invasi Inggris yang nahas pada tahun 1806 dan 1807.[13] Ide-ide Abad Pencerahan dan contoh Revolusi Atlantik pertama memicu kritik terhadap kerajaan mutlak yang menguasai negara itu. Seperti di Amerika Spanyol lainnya, penggulingan Fernando VII dalam Perang Kemerdekaan Spanyol menciptakan keprihatinan besar.[14]

    Kemerdekaan dan perang saudara
    Lukisan San Martín memegang bendera Argentina 
    Potret Jenderal José de San Martin, Libertador Argentina, Chili, dan Peru.

    Pemicu proses kemunculan Argentina sebagai negara penerus Kewizuraian,[15] Revolusi Mei tahun 1810 mengganti wizurai Baltasar Hidalgo de Cisneros dengan Primera Junta, pemerintahan baru di Buenos Aires yang disusun oleh penduduk setempat.[14] Dalam bentrokan pertama Perang Kemerdekaan, Junta menghancurkan kontra-revolusi royalis di Córdoba,[16] tapi gagal untuk mengatasi orang-orang dari Banda Oriental, Peru Atas, dan Paraguay, yang kemudian menjadi negara merdeka.[17] Seorang Prancis-Argentina Hipólito Bouchard kemudian membawa armadanya untuk berperang melawan Spanyol di luar negeri dan menyerang Kalifornia Spanyol, Chili Spanyol, Peru Spanyol, dan Filipina Spanyol. Dia mendapatkan kesetiaan orang Filipina yang melarikan diri di San Blas yang membelot dari Spanyol untuk bergabung dengan angkatan laut Argentina, karena keluhan umum Argentina dan Filipina terhadap penjajahan Spanyol.[18][19] Di kemudian hari, Matahari Mei Argentina diadopsi sebagai simbol oleh orang Filipina dalam Revolusi Filipina melawan Spanyol. Dia juga mendapatkan pengakuan diplomatik Argentina dari Raja Kamehameha I dari Kerajaan Hawaii. Sejarawan Pacho O'Donnell menegaskan bahwa Hawaii adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Argentina.[20]

    Kaum revolusioner terpecah menjadi dua kelompok yang saling bermusuhan: Unitaris (Sentralis) dan Federalis—sebuah langkah yang akan menentukan dekade pertama kemerdekaan Argentina.[21] Majelis Tahun XIII mengangkat Gervasio Antonio de Posadas sebagai Direktur Agung pertama Argentina.[21]

    Pada tanggal 9 Juli 1816, Kongres Tucumán meresmikan Deklarasi Kemerdekaan,[22] yang sekarang diperingati sebagai Hari Kemerdekaan, hari libur nasional.[23] Satu tahun kemudian Jenderal Martín Miguel de Güemes menghentikan kaum royalis di utara, dan Jenderal José de San Martín membawa pasukan melintasi Andes dan mengamankan kemerdekaan Chili; kemudian dia memimpin pertempuran ke kubu Spanyol di Lima dan memproklamasikan kemerdekaan Peru.[24][A] Pada tahun 1819 Buenos Aires memberlakukan konstitusi sentralis yang segera dibatalkan oleh federalis.[26]

    Fakta yang menarik adalah bahwa beberapa tokoh terpenting dari kemerdekaan Argentina membuat proposal yang dikenal sebagai Rencana Inka tahun 1816, mengusulkan bahwa Provinsi Bersatu Río de la Plata (kini Argentina) harus menjadi monarki, dipimpin oleh keturunan orang Inka. Juan Bautista Túpac Amaru (saudara tiri dari Túpac Amaru II) diusulkan sebagai raja.[27] Beberapa contoh dari mereka yang mendukung proposal ini adalah Manuel Belgrano, José de San Martín, dan Martín Miguel de Güemes. Kongres Tucumán akhirnya memutuskan untuk menolak Rencana Inka, sebagai gantinya menciptakan negara republik yang sentralis.[28][29]

    Pertempuran Cepeda tahun 1820, yang terjadi antara kaum Sentralis dan Federalis, mengakibatkan berakhirnya kekuasaan Direktur Agung. Pada tahun 1826 Buenos Aires memberlakukan konstitusi sentralis lainnya, dengan Bernardino Rivadavia ditunjuk sebagai presiden pertama negara tersebut. Namun, provinsi-provinsi pedalaman segera bangkit melawannya, memaksa pengunduran dirinya dan menolak konstitusi.[30] Sentralis dan Federalis melanjutkan perang saudara; yang terakhir menang dan membentuk Konfederasi Argentina pada tahun 1831, dipimpin oleh Juan Manuel de Rosas.[31] Selama rezimnya ia menghadapi blokade Prancis (1838–1840), Perang Konfederasi (1836–1839), dan blokade gabungan Inggris-Prancis (1845–1850), tetapi tetap tak terkalahkan dan mencegah hilangnya lebih lanjut wilayah nasional.[32] Bagaimanapun, kebijakan pembatasan perdagangannya membuat marah provinsi-provinsi pedalaman, dan pada tahun 1852 Justo José de Urquiza, caudillo kuat lainnya, menyingkirkannya dari kekuasaan. Sebagai presiden baru Konfederasi, Urquiza memberlakukan konstitusi 1853 yang bercorak liberal and federal. Buenos Aires memisahkan diri tetapi dipaksa kembali ke Konfederasi setelah dikalahkan dalam Pertempuran Cepeda tahun 1859.[33]

    Bangkitnya bangsa modern
     
    Orang-orang berkumpul di depan Kabildo Buenos Aires ketika berlangsungnya Revolusi Mei

    Setelah menaklukkan Urquiza dalam Pertempuran Pavón pada tahun 1861, Bartolomé Mitre mengamankan dominasi Buenos Aires dan terpilih sebagai presiden pertama negara yang bersatu kembali. Dia diikuti oleh Domingo Faustino Sarmiento dan Nicolás Avellaneda; tiga kepresidenan ini mendirikan basis Negara Argentina modern.[34]

    Dimulai dengan Julio Argentino Roca pada tahun 1880, sepuluh pemerintah federal berturut-turut menekankan kebijakan ekonomi liberal. Gelombang besar imigrasi Eropa yang mereka promosikan—kedua setelah Amerika Serikat—menyebabkan hampir terciptanya kembali masyarakat dan ekonomi Argentina yang pada tahun 1908 telah menempatkan negara itu sebagai negara maju[35] ketujuh terkaya[36] di dunia. Didorong oleh gelombang imigrasi ini dan penurunan angka kematian, populasi Argentina tumbuh lima kali lipat dan ekonomi 15 kali lipat:[37] dari tahun 1870 hingga 1910 ekspor gandum Argentina meningkat dari 100.000 hingga 2.500.000 t (110.000 hingga 2.760.000 ton pendek) per tahun, sementara ekspor daging sapi beku meningkat dari 25.000 hingga 365.000 t (28.000 hingga 402.000 ton pendek) per tahun,[38] menempatkan Argentina sebagai salah satu dari lima besar negara pengekspor dunia.[39] Jarak tempuh kereta apinya naik dari 503 hingga 31.104 km (313 hingga 19.327 mi).[40] Didorong oleh sistem pendidikan publik, wajib, gratis dan sekuler yang baru, literasi meningkat dengan cepat dari 22% menjadi 65%, tingkat yang lebih tinggi daripada yang akan dicapai kebanyakan negara Amerika Latin bahkan lima puluh tahun kemudian.[39] Selanjutnya, PDB nyata tumbuh begitu cepat sehingga meskipun arus imigrasi besar-besaran, pendapatan per kapita antara tahun 1862 dan 1920 naik dari 67% tingkat negara maju menjadi 100%:[40] Pada tahun 1865, Argentina sudah menjadi salah satu dari 25 negara teratas berdasarkan pendapatan per kapita. Pada tahun 1908, ia telah melampaui Denmark, Kanada, dan Belanda untuk mencapai posisi ke-7—di belakang Swiss, Selandia Baru, Australia, Amerika Serikat, Inggris, dan Belgia. Pendapatan per kapita Argentina 70% lebih tinggi dari Italia, 90% lebih tinggi dari Spanyol, 180% lebih tinggi dari Jepang dan 400% lebih tinggi dari Brasil.[36] Terlepas dari pencapaian unik ini, negara ini lambat dalam memenuhi tujuan awal industrialisasi:[41] setelah perkembangan pesat industri lokal padat modal pada 1920-an, sebagian besar sektor manufaktur tetap padat karya pada 1930-an.[42]

     
    Julio Argentino Roca adalah tokoh utama dari Generasi '80 dan dikenal untuk mengarahkan "Penaklukan Gurun". Selama dua periode masa jabatannya sebagai Presiden, banyak perubahan terjadi, terutama proyek infrastruktur utama perkeretaapian; imigrasi besar-besaran dari Eropa dan pembentukan undang-undang yang memperkuat kekuasaan negara.[43]

    Antara tahun 1878 dan 1884 terjadi apa yang disebut Penaklukan Gurun, dengan tujuan "memberi melalui konfrontasi secara terus menerus" antara penduduk asli dan orang Kreol di perbatasan,[44] dan perampasan wilayah adat, melipat-tiga-kan wilayah Argentina. Penaklukan pertama, terdiri dari serangkaian serangan militer ke wilayah Pampa dan Patagonian yang didominasi oleh masyarakat adat,[45] mendistribusikannya di antara anggota Sociedad Rural Argentina (Masyarakat Perdesaan Argentina), pemodal ekspedisi.[46] Penaklukan Chaco berlangsung hingga akhir abad,[47] karena kepemilikan penuhnya atas sistem ekonomi nasional hanya terjadi ketika ekstraksi kayu dan tanin digantikan oleh produksi kapas.[48] Pemerintah Argentina menganggap rakyat pribumi sebagai makhluk inferior, tanpa hak yang sama seperti halnya hak orang Kreol dan Eropa.[49]

    Pada tahun 1912, Presiden Roque Sáenz Peña memberlakukan hak pilih pria yang universal dan rahasia, yang memungkinkan Hipólito Yrigoyen, pemimpin Unión Cívica Radical (atau UCR), untuk memenangi pemilihan presiden tahun 1916. Dia memberlakukan reformasi sosial dan ekonomi dan memberikan bantuan kepada petani dan pengusaha kecil. Argentina tetap netral selama Perang Dunia I. Pemerintahan kedua Yrigoyen menghadapi krisis ekonomi, yang dipicu oleh Depresi Besar.[50]

    Pada tahun 1930, Yrigoyen digulingkan dari kekuasaan oleh militer yang dipimpin oleh José Félix Uriburu. Meskipun Argentina tetap berada di antara lima belas negara terkaya hingga pertengahan abad ke-20,[36] kudeta ini menandai awal dari kemerosotan ekonomi dan sosial yang terus-menerus yang mendorong negara itu kembali ke keterbelakangan.[51]

    Uriburu memerintah selama dua tahun; kemudian Agustín Pedro Justo terpilih dalam pemilihan presiden yang curang, dan menandatangani perjanjian dengan Britania Raya yang kontroversial. Argentina tetap netral selama Perang Dunia II, keputusan yang mendapat dukungan penuh Inggris tetapi ditolak oleh Amerika Serikat setelah Pengeboman Pearl Harbor. Pada tahun 1943 sebuah kudeta militer, yang dipimpin oleh Jenderal Arturo Rawson menduduki puncak pemerintahan Ramón Castillo. Di bawah tekanan Amerika Serikat, Argentina kemudian menyatakan perang terhadap Blok Poros (pada tanggal 27 Maret 1945, kira-kira sebulan sebelum akhir Perang Dunia II di Eropa).

    Selama kediktatoran Rawson, seorang kolonel militer yang kurang dikenal, bernama Juan Perón diangkat sebagai kepala Departemen Tenaga Kerja. Perón dengan cepat berhasil menaiki tangga politik, menjabat di Kementerian Pertahanan pada tahun 1944. Dianggap sebagai ancaman politik oleh faksi saingan di militer dan kubu konservatif, ia terpaksa mengundurkan diri pada tahun 1945 dan ditangkap beberapa hari kemudian. Dia kemudian dibebaskan di bawah tekanan yang meningkat dari pangkalannya dan beberapa serikat sekutu.[52] Dia kemudian menjadi presiden setelah kemenangan telak atas UCR dalam pemilihan presiden tahun 1946 sebagai calon dari pihak Partai Buruh Argentina.[53]

    Tahun-tahun Peronis
    Juan Domingo Perón dan istrinya Eva Perón, pada tahun 1947. 
    Juan Perón dan istrinya Eva Perón, pada tahun 1947

    Partido Laborista (Partai Buruh) yang kemudian berubah menjadi Partido Justicialista, partai terkuat dan paling berpengaruh dalam sejarah Argentina, memasuki kekuasaan dengan terpilihnya Juan Perón menjadi presiden pada tahun 1946. Dia menasionalisasi industri-industri dan jasa-jasa strategis, menaikkan upah dan kondisi dunia kerja, melunasi utang luar negeri dan mengaku bahwa dia nyaris menghapus pengangguran. Dia menekan Kongres untuk memberlakukan hak suara perempuan pada tahun 1947,[54] dan membangun sistem bantuan sosial bagi hampur seluruh sektor yang paling rentan.[55] Ekonomi mulai menurun pada tahun 1950, sebagiannya disebabkan oleh belanja pemerintah dan kebijakan ekonomi proteksionis.

    Dia juga terlibat dalam kampanye penindasan politik. Siapapun yang dianggap sebagai pembangkang politik atau saingan potensial dapat diancam, kekerasan fisik dan pelecehan. Intelligentsia (kalangan terpelajar) Argentina, golongan-menengah, mahasiswa universitas, dan dosen/profesor tampak sangat merepotkan. Perón memberhentikan lebih dari 2.000 dosen/profesor universitas dan anggota fakultas dari semua lembaga pendidikan publik utama.[56]

    Perón mencoba menggiring sebagian besar serikat pekerja dan serikat buruh di bawah jempolnya, secara teratur menggunakan kekerasan bila diperlukan. Misalnya, pemimpin serikat pengepakan daging, Cipriano Reyes, pemogokan terencana sebagai protes terhadap pemerintah setelah petinggi gerakan buruh terpilih secara paksa digantikan oleh boneka Peronis dari Partai Peronis. Reyes segera ditangkap atas tuduhan terorisme, meskipun tuduhan itu tidak pernah terbukti. Reyes disiksa di penjara selama lima tahun dan baru dibebaskan setelah rezim jatuh pada tahun 1955 tanpa tuduhan resmi.[57]

    Perón merekayasa pemilihan presiden tahun 1951 supaya terpilih kembali. Eva Perón, istrinya yang memainkan peran penting dalam partai, meninggal dunia pada tahun 1952 akibat kanker. Ketika ekonomi terus menurun, Perón mulai kehilangan dukungan rakyat. Dilihat sebagai ancaman terhadap proses nasional dan mengambil keuntungan dari melemahnya kekuatan politik Perón, Angkatan Laut mengebom Plaza de Mayo pada tahun 1955. Perón lolos dari serangan itu, tetapi beberapa bulan kemudian, ketika terjadinya kudeta yang disebut Revolusi Pembebasan, Perón berhasil digulingkan dan mengasingkan diri ke Spanyol.[58]

    Revolución Libertadora (Revolusi Pembebasan)
     
    Korban sipil setelah serangan udara dan pembantaian di Plaza de Mayo, bulan Juni 1955

    Kepala negara yang baru, Pedro Eugenio Aramburu, melarang Peronisme dan partai pengusung ideologi itu untuk mengikuti pemilihan umum di masa depan. Arturo Frondizi dari Unión Cívica Radical (UCR, Serikat Sipil Radikal) memenangi pemilihan presiden tahun 1958.[59]Dia mendorong investasi untuk mencapai swasembada energi dan industri, membalikkan defisit perdagangan yang kronis dan mencabut larangan Peronisme; namun usahanya untuk tetap berhubungan baik dengan Peronis dan militer membuatnya mendapatkan penolakan dari keduanya dan kudeta baru memaksanya keluar.[60] Di tengah gejolak politik, pemimpin Senat José María Guido bereaksi dengan cepat dan memberlakukan undang-undang anti-kekosongan kekuasaan, yang mengangkat dirinya menjadi presiden; pemilihan umum dibatalkan dan Peronisme dilarang sekali lagi. Arturo Umberto Illia terpilih dalam pemilihan presiden tahun 1963 dan memimpin peningkatan kemakmuran secara menyeluruh; namun dia digulingkan pada tahun 1966 oleh kudeta militer lainnya yang dipimpin oleh Jenderal Juan Carlos Ongania dalam Revolusi Argentina yang diumumkannya sendiri, menciptakan pemerintahan militer baru yang berusaha untuk memerintah tanpa batas.[61]

    Kembali dan meninggalnya Perón
     
    Juan Perón dan istrinya Isabel Perón, 1973

    Setelah beberapa tahun pemerintahan militer, Alejandro Agustín Lanusse diangkat menjadi presiden oleh junta militer pada tahun 1971. Di bawah tekanan politik yang meningkat untuk menuntut kembalinya demokrasi, Lanusse menyerukan diselenggarakannya pemilihan umum pada tahun 1973. Perón dilarang mencalonkan diri tetapi partai Peronis diizinkan untuk ikut serta. Pemilihan presiden dimenangi oleh Hector Cámpora, calon pengganti Perón. Dr. Héctor Cámpora, seorang Peronis dari sayap kiri, mulai menjabat sejak tanggal 25 Mei 1973, dan sebulan kemudian pada bulan June, Perón kembali dari Spanyol. Salah satu tindakan presiden pertama Cámpora adalah pemberian amnesti kepada anggota organisasi teroris yang telah melakukan pembunuhan politik dan serangan teror, dan yang telah diadili dan dijatuhi hukuman penjara oleh hakim. Masa jabatan Cámpora selama berbulan-bulan di pemerintahan dilanda kerusuhan politik dan sosial. Lebih dari 600 konflik sosial, mogok kerja, dan pendudukan pabrik terjadi dalam satu bulan.[62] Meskipun organisasi teroris sayap kiri telah menahan perjuangan bersenjata mereka, bergabungnya mereka dengan proses demokrasi partisipatif ditafsirkan sebagai ancaman langsung oleh faksi sayap kanan Peronis.[63]

    Dalam keadaan pergolakan politik, sosial, dan ekonomi, Cámpora dan Wakil Presiden Vicente Solano Lima mengundurkan diri pada bulan Juli 1973, mereka menyerukan diselenggarakannya pemilihan umum baru, tetapi kali ini Perón diajukan menjadi calon dari Partido Justicialista. Perón memenangkan pemilihan bersama istrinya Isabel Perón sebagai wakil presiden. Masa jabatan ketiga Perón ditandai dengan meningkatnya konflik antara faksi kiri dan sayap kanan dalam partai Peronis, serta kembalinya kelompok gerilya teror bersenjata seperti Guevarist Ejército Revolucionario del Pueblo (ERP, Tentara Revolusioner Rakyat), Peronis-kiri Montoneros, dan Alianza Anticomunista Argentina (Tripel A) sayap kanan-jauh yang disokong pemerintah. Setelah serangkaian serangan jantung dan dengan tanda-tanda pneumonia (radang paru-paru) pada tahun 1974, kesehatan Perón memburuk dengan cepat. Dia menderita serangan jantung terakhir pada Senin, 1 Juli 1974, dan meninggal pada pukul 13:15 waktu setempat. Ketika itu dia berusia 78 tahun. Setelah kematiannya, Isabel Perón, istrinya sekaligus wakil presiden, menjadi penjabat presiden. Selama masa kepresidenannya, junta militer bersama dengan faksi fasis sayap kanan Peronis sekali lagi menjadi kepala negara de facto. Dia menjabat sebagai Presiden Argentina sejak tahun 1974 hingga 1976 ketika dia digulingkan oleh militer. Masa kepresidenannya yang singkat ditandai dengan runtuhnya sistem politik dan sosial Argentina dan menyebabkan krisis konstitusional yang membuka jalan bagi ketidakstabilan selama satu dasawarsa, serangan gerilya teroris sayap kiri, dan terorisme yang disponsori negara.

    Proses Reorganisasi Nasional
     
    Laksamana Emilio Massera, Letnan Jenderal Jorge Videla, dan Brigadir Jenderal Orlando Agosti (dari kiri ke kanan) – mengamati parade militer Hari Kemerdekaan di Avenida del Libertador, 9 Juli 1978.

    "Perang Kotor" (Spanyol: Guerra Sucia) adalah bagian dari Operasi Burung Kondor, yang melibatkan keikutsertaan kediktatoran sayap kanan lainnya di Kerucut Selatan. Perang Kotor melibatkan terorisme negara di Argentina dan di negara lainnya di Kerucut Selatan melawan pembangkang politik, dengan militer dan pasukan keamanan menggunakan kekerasan perkotaan dan pedesaan terhadap gerilyawan sayap kiri, pembangkang politik, dan siapa pun yang diyakini terkait dengan sosialisme atau apapun yang bertentangan dengan kebijakan ekonomi neoliberal rezim.[64][65][66] Korban kekerasan di Argentina saja sekitar 15.000 hingga 30.000 aktivis dan militan sayap kiri, termasuk anggota serikat pekerja, mahasiswa, wartawan, Marxis, gerilyawan Peronis,[67] dan orang yang diduga simpatisan. Sebagian besar korban adalah korban terorisme negara. Korban gerilyawan lawan berjumlah hampir 500–540 petugas militer dan polisi[68] dan hingga 230 warga sipil.[69] Argentina menerima dukungan teknis dan bantuan militer dari pemerintah Amerika Serikat ketika rezim-rezim Johnson, Nixon, Ford, Carter, dan Reagan berkuasa.

    Kronologi yang tepat dari represi masih diperdebatkan, namun akar dari perang politik yang berkepanjangan mungkin telah dimulai pada tahun 1969 ketika serikat pekerja menjadi sasaran pembunuhan oleh paramiliter Peronis dan Marxis. Kasus-kasus terorisme yang disponsori negara melawan Peronisme dan kaum kiri dapat ditelusuri lebih jauh ke peristiwa pengeboman Plaza de Mayo pada tahun 1955. Pembantaian Trelew pada tahun 1972, tindakan-tindakan Aliansi Antikomunis Argentina yang dimulai pada tahun 1973, dan "dekret pembasmian" Isabel Perón melawan gerilyawan sayap kiri selama Operativo Independencia (Operasi Kemerdekaan) pada tahun 1975, juga merupakan peristiwa yang mungkin menandakan dimulainya Perang Kotor.

    Onganía membubarkan Kongres, melarang semua partai politik, dan membubarkan serikat mahasiswa dan pekerja. Pada tahun 1969, ketidakpuasan rakyat telah memicu dua protes besar-besaran: Cordobazo dan Rosariazo. Organisasi gerilya teroris Montoneros menculik dan mengeksekusi Aramburu.[70] Kepala pemerintahan yang baru terpilih, Alejandro Lanusse, berusaha meredakan tekanan politik yang berkembang, memungkinkan Héctor José Cámpora Demaestre menjadi calon dari pihak Peronis, menggantikan Perón. Cámpora memenangi pemilihan presiden Maret 1973, menerbitkan amnesti bagi anggota gerilya yang dihukum, dan kemudian mengamankan kembalinya Perón dari pengasingannya di Spanyol.[71]

     
    Tentara Argentina dalam Perang Malvinas

    Pada hari Perón kembali ke Argentina, bentrokan antar-faksi sesama Peronis, yaitu antara pemimpin serikat pekerja sayap kanan dan pemuda sayap kiri dari Montoneros—mengakibatkan Pembantaian Ezeiza. Diliputi oleh kekerasan politik, Cámpora mengundurkan diri dan Perón memenangi pemilihan presiden September 1973 berikutnya dengan istri ketiganya Isabel sebagai wakil presiden. Dia mengeluarkan Montoneros dari partai[72] dan mereka sekali lagi menjadi organisasi klandestin. José López Rega menyusun Aliansi Antikomunis Argentina (AAA) untuk melawan mereka dan Ejército Revolucionario del Pueblo (ERP, Tentara Revolusioner Rakyat).

    Perón meninggal pada bulan Juli 1974 dan digantikan oleh istrinya, yang menandatangani sebuah dekret rahasia yang memberdayakan militer dan polisi untuk "menumpas" subversi sayap kiri,[73] menghentikan aksi ERP untuk memulai pemberontakan perdesaan di Provinsi Tucumán.[74] Isabel Perón digulingkan satu tahun kemudian oleh dewan angkatan bersenjata gabungan, yang dipimpin oleh jenderal angkatan darat Jorge Rafael Videla. Mereka memprakarsai Proses Reorganisasi Nasional, yang sering disingkat menjadi Proceso.[75]

    Proceso membubarkan Kongres, menyingkirkan para hakim Mahkamah Agung, melarang partai politik dan serikat pekerja, dan melakukan penghilangan paksa terhadap orang-orang yang dicurigai sebagai anggota gerilya dan yang terkait dengan sayap kiri. Pada akhir tahun 1976, Montoneros telah kehilangan hampir 2.000 anggota dan pada tahun 1977, ERP benar-benar ditaklukkan. Namun demikian, Montoneros yang sangat lemah melancarkan serangan balik pada tahun 1979, yang dengan cepat dipadamkan, secara efektif mengakhiri ancaman gerilya dan mengamankan posisi junta yang berkuasa.[butuh rujukan]

    Pada tahun 1982, kepala negara, Jenderal Leopoldo Galtieri, mengesahkan penyerbuan ke wilayah Britania di Georgia Selatan, dan pada tanggal 2 April di Kepulauan Malvinas. Penyerbuan itu mengusik militer dari Britania yang kemudian mengarah pada Perang Malvinas. Pasukan Argentina kalah dan menyerah kepada pasukan Britania pada tanggal 14 Juni. Kerusuhan jalanan pun terjadi di Buenos Aires setelah peristiwa itu [76] dan kepemimpinan militer yang bertanggung jawab atas aib itu mundur.[77] Reynaldo Bignone menggantikan Galtieri dan mulai mengatur peralihan ke pemerintahan yang demokratis.[78]

    Kembali ke demokrasi
    Foto Konstitusi Argentina. 
    Anggota Resimen Pelontar Granat Berkuda menjaga Konstitusi Argentina di dalam Istana Kongres.

    Raúl Alfonsín memenangi pemilihan presiden tahun 1983 berkampanye untuk penuntutan mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia selama periode Proceso: Proses Pengadilan Junta dan pengadilan militer lainnya menghukum semua pemimpin kudeta tetapi, di bawah tekanan militer, ia juga memberlakukan Undang-Undang Penghentian Total dan Undang-Undang Kepatuhan,[79][80] yang menghentikan penuntutan lebih lanjut di bawah rantai komando. Krisis ekonomi yang memburuk dan hiperinflasi mengurangi dukungan rakyatnya dan Peronis Carlos Menem memenangi pemilihan presiden tahun 1989. Segera setelah itu, kerusuhan tahun 1989 memaksa Alfonsín untuk mengundurkan diri lebih awal.[81]

    Menem menganut dan memberlakukan kebijakan neoliberal:[82] nilai tukar tetap, deregulasi bisnis, privatisasi, dan pembongkaran hambatan proteksionis untuk menormalkan ekonomi dalam jangka pendek. Dia mengampuni para petugas yang telah dijatuhi hukuman selama pemerintahan Alfonsín. Perubahan Konstitusi 1994 memungkinkan Menem terpilih untuk masa jabatan kedua. Dengan ekonomi mulai menurun pada tahun 1995, dan dengan meningkatnya pengangguran dan resesi,[83] Unión Cívica Radical (UCR), yang dipimpin oleh Fernando de la Rúa, terpilih kembali menjadi presiden dalam pemilihan presiden tahun 1999.[84]

    De la Rúa meninggalkan rencana ekonomi Menem meskipun krisis memburuk, yang menyebabkan meningkatnya ketidakpuasan sosial.[83] Pelarian modal besar-besaran dari negara tersebut ditanggapi dengan pembekuan rekening bank, yang menimbulkan gejolak lebih lanjut. Kerusuhan pada bulan Desember 2001 memaksanya untuk mengundurkan diri.[85] Kongres mengangkat Eduardo Duhalde sebagai penjabat presiden, yang mencabut nilai tukar tetap yang ditetapkan oleh Menem,[86] menyebabkan banyak pekerja dan kelas menengah Argentina kehilangan sebagian besar tabungan mereka. Pada akhir tahun 2002, krisis ekonomi mulai surut, tetapi pembunuhan dua orang piquetero oleh petugas polisi menyebabkan kerusuhan politik, mendorong Duhalde untuk memajukan pemilihan presiden berikutnya.[87] Néstor Kirchner terpilih sebagai presiden baru.[88]

     
    Néstor Kirchner dan istrinya dan penerus politik, Cristina Kirchner

    Mendorong kebijakan-kebijakan ekonomi Keynesian Baru[87] yang ditetapkan oleh Duhalde, Kirchner mengakhiri krisis ekonomi dengan mencapai surplus perdagangan dan fiskal yang signifikan, dan pertumbuhan PDB yang cepat.[89] Di bawah pemerintahannya, Argentina merestrukturisasi utangnya yang mengalami gagal bayar dengan diskon yang belum pernah terjadi sebelumnya sekitar 70% pada sebagian besar obligasi, melunasi utang kepada Dana Moneter Internasional,[90] membersihkan militer dari petugas yang memiliki catatan hak asasi manusia yang meragukan,[91] membatalkan Undang-Undang Penghentian Total dan Undang-Undang Kepatuhan,[92][B] menyatakan bahwa dua undang-undang tersebut bertentangan dengan konstitusi, dan melanjutkan penuntutan hukum atas kejahatan Junta. Dia tidak mencalonkan diri untuk dipilih kembali, sebaliknya dia mengajukan pencalonan istrinya, senator Cristina Fernández de Kirchner, yang terpilih pada tahun 2007[94] dan terpilih lagi dalam pemilihan presiden tahun 2011. Pemerintahan Fernández de Kirchner menjalin hubungan luar negeri yang positif dengan negara-negara dengan catatan hak asasi manusia yang dipertanyakan, seperti Venezuela, Iran, dan Kuba; sementara pada waktu yang bersamaan hubungan dengan Amerika Serikat dan Britania Raya menjadi semakin tegang. Pada tahun 2015, PDB Argentina tumbuh sebesar 2,7%[95] dan pendapatan nyata telah meningkat lebih dari 50% sejak era pasca-Menem.[96] Terlepas dari keuntungan ekonomi ini dan peningkatan produksi dan subsidi energi terbarukan, ekonomi secara keseluruhan telah mengalami kelesuan sejak tahun 2011.[97]

    Pada tanggal 22 November 2015, setelah seri dalam putaran pertama pemilihan presiden tanggal 25 Oktober 2015, calon presiden dari koalisi tengah-kanan, Mauricio Macri, memenangi pemungutan suara pertama dalam sejarah Argentina, mengalahkan calon presiden dari Front untuk Kemenangan, Daniel Scioli, dan menjadi presiden terpilih. Macri adalah presiden non-peronis pertama yang terpilih secara demokratis sejak tahun 1916 yang berhasil menyelesaikan masa jabatannya tanpa digulingkan.[98] Dia menjabat sejak tanggal 10 Desember 2015 dan mewarisi ekonomi dengan tingkat inflasi yang tinggi dan dalam kondisi yang buruk. Pada bulan April 2016, Pemerintahan Macri memperkenalkan langkah-langkah penghematan neoliberal yang dimaksudkan untuk mengatasi inflasi dan defisit publik yang berlebihan.[99] Di bawah pemerintahan Macri, pemulihan ekonomi tetap sulit dipahami dengan PDB menyusut 3,4%, inflasi sebesar 240%, miliaran dolar AS digelontorkan dalam bentuk utang negara, dan kemiskinan massal meningkat pada akhir masa jabatannya.[100][101] Dia mencalonkan diri untuk pemilihan ulang pada 2019 tetapi kalah hampir delapan persen dari Alberto Fernández, calon presiden dari Partido Justicialista.[102]

    Presiden Alberto Fernández dan Wakil Presiden Cristina Fernández de Kirchner mulai menjabat pada bulan Desember 2019, hanya beberapa bulan sebelum pandemi Covid-19 melanda Argentina dan di antara tuduhan korupsi, penyuapan, dan penyalahgunaan dana publik selama masa kepresidenan Nestor dan Cristina Fernández de Kirchner.[103][104] Pada tanggal 14 November 2021, koalisi kiri-tengah dari partai Peronis yang berkuasa di Argentina, Frente de Todos (Barisan untuk Semua Orang), kehilangan mayoritasnya di Kongres, untuk pertama kalinya dalam hampir 40 tahun, dalam pemilu sela. Kemenangan koalisi kanan-tengah dalam pemilihan, Juntos por el Cambio (Bersama untuk Perubahan), menjadikan dua tahun terakhir yang sulit bagi Presiden Alberto Fernandez. Kehilangan kendali Senat membuatnya sulit untuk membuat keputusan, termasuk ke lembaga peradilan. Itu juga memaksanya untuk bernegosiasi dengan oposisi setiap inisiatif yang dia kirimkan ke legislatif.[105][106]

    ^ https://web.archive.org/web/20121111134707/http://www.mondiaal.be/reportage/argentini%C3%AB-hoe-een-rijk-land-arm-wordt ^ Abad de Santillán 1971, hlm. 17. ^ a b c Edwards 2008, hlm. 12. ^ Abad de Santillán 1971, hlm. 18–19. ^ Edwards 2008, hlm. 13. ^ Crow 1992, hlm. 128. ^ Crow 1992, hlm. 129–32. ^ Abad de Santillán 1971, hlm. 96–140. ^ a b Crow 1992, hlm. 353. ^ Crow 1992, hlm. 134. ^ Crow 1992, hlm. 135. ^ Crow 1992, hlm. 347. ^ Crow 1992, hlm. 421. ^ a b Abad de Santillán 1971, hlm. 194ff. ^ Levene 1948, hlm. 11: "[Setelah Kewizuraian menjadi] periode baru yang dimulai dengan revolusi tahun 1810, yang rencananya memproklamasikan kemerdekaan suatu bangsa, dengan demikian mengubah ikatan hukum bawahan menjadi salah satu kewarganegaraan sebagai komponen kedaulatan dan, di samping itu, menyelenggarakan republik demokratis."; Sánchez Viamonte 1948, hlm. 196–97: "Negara Argentina adalah satu kesatuan di masa kolonial, selama Kewizuraian, dan tetap demikian setelah Revolusi Mei tahun 1810. [...] Provinsi-provinsi tidak pernah bertindak sebagai negara berdaulat yang merdeka, tetapi sebagai entitas yang diciptakan di dalam negara dan sebagai bagian integral darinya, yang kebetulan dipengaruhi oleh konflik internal."; Vanossi 1964, hlm. 11: "[Kebangsaan Argentina adalah] entitas nasional yang unik, penerus Kewizuraian, yang setelah mengalami masa anarki dan kesemerawutan yang panjang, mengadopsi pola desentralisasi pada tahun 1853–1860 berdasar Konstitusi." ^ Rock 1987, hlm. 81. ^ Rock 1987, hlm. 82–83. ^ Delgado de Cantú, Gloria M. (2006). Historia de México. México, D. F.: Pearson Educación. ^ Mercene, Manila men, hal. 52. ^ O'Donnell 1998. ^ a b Lewis 2003, hlm. 39–40. ^ Rock 1987, hlm. 92; Lewis 2003, hlm. 41. ^ "Feriados nacionales 2018" [National Holidays 2018] (dalam bahasa Spanyol). Argentina Ministry of the Interior. Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Juli 2018. Diakses tanggal 8 July 2018.  ^ Galasso 2011, hlm. 349–53, vol. I. ^ Galasso 2011, hlm. 185–252, vol. I. ^ Lewis 2003, hlm. 41. ^ "Juan Bautista Túpac Amaru: el rey que Argentina pudo tener". 13 Juli 2016.  ^ "El 'plan del Inca' de Belgrano". 15 November 2013.  ^ "Plan del Inca". 15 November 2013.  ^ Lewis 2003, hlm. 43. ^ Lewis 2003, hlm. 45. ^ Lewis 2003, hlm. 46–47. ^ Lewis 2003, hlm. 48–50. ^ Galasso 2011, hlm. 363–541, vol. I. ^ Díaz Alejandro 1970, hlm. 1. ^ a b c Bolt & Van Zanden 2013. ^ Lewis 1990, hlm. 18–30. ^ Mosk 1990, hlm. 88–89. ^ a b Cruz 1990, hlm. 10. ^ a b Díaz Alejandro 1970, hlm. 2–3. ^ Galasso 2011, hlm. 567–625, vol. I. ^ Lewis 1990, hlm. 37–38. ^ Douglas A. Richmond, "Julio Argentino Roca" dalam Encyclopedia of Latin American History and Culture, vol. 4, hal. 583. New York: Charles Scribner's Sons 1996. ^ Barros, Álvaro (1872). Fronteras y territorios federales de las pampas del Sud (dalam bahasa Spanyol). tipos á vapor. hlm. 155–57.  ^ Ras, Norberto (2006). La guerra por las vacas (dalam bahasa Spanyol). Buenos Aires: Galerna. ISBN 978-987-05-0539-6.  ^ Bayer, Osvaldo (4 Desember 2004). "Pulgas y garrapatas" (dalam bahasa Spanyol). Página/12. Diarsipkan dari versi asli tanggal 3 December 2013. Diakses tanggal 4 Desember 2013.  ^ Maeder, Ernesto J. A. (1997). "VIII". Historia del Chaco (dalam bahasa Spanyol). Editorial Plus Ultra. hlm. 105. ISBN 978-950-21-1256-5.  ^ Iñigo Carrera, Nicolás (1983). La colonización del Chaco (dalam bahasa Spanyol). Centro Editor de América Latina. hlm. 16–23. ISBN 978-950-25-0123-9.  ^ "Breve historia de los pueblos aborígenes en Argentina" (dalam bahasa Spanyol). Ministerio de Educación de Argentina. Diarsipkan dari versi asli tanggal 21 Februari 2018. Diakses tanggal 20 Februari 2018.  ^ Galasso 2011, hlm. 7–178, vol. II. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama developed ^ Galasso 2011, hlm. 181–302, vol. II. ^ Alexander, Robert Jackson. A History of Organized Labor in Argentina. Westport, Conn. : Praeger, 2003. ^ Barnes 1978, hlm. 3. ^ Barnes 1978, hlm. 113ff. ^ Rock, David (1993). Authoritarian Argentina. University of California Press.  ^ "Clarín". Clarin.com. 2 Agustus 2001. Diakses tanggal 2 Desember 2020.  ^ Galasso 2011, hlm. 303–51, vol. II. ^ Galasso 2011, hlm. 353–379, vol. II. ^ Robben 2011, hlm. 34. ^ Galasso 2011, hlm. 381–422, vol. II. ^ Moreno, Hugo (2005). Le désastre argentin. Péronisme, politique et violence sociale (1930–2001) (dalam bahasa Prancis). Paris: Editions Syllepses. hlm. 109.  ^ Manuel Justo Gaggero, "El general en su laberinto", Pagina/12, 19 Februari 2007 ^ Political Violence and Trauma in Argentina, Antonius C. G. M. Robben, p. 145, University of Pennsylvania Press, 2007 ^ Revolutionizing Motherhood: The Mothers of the Plaza De Mayo, Marguerite Guzmán Bouvard, hal. 22, Rowman & Littlefield, 1994 ^ "Argentina's Guerrillas Still Intent On Socialism", Sarasota Herald-Tribune, 7 March 1976 ^ "Argentina's Dirty War". Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Januari 2017. Diakses tanggal 9 November 2014.  ^ "Militares Muertos Durante la Guerra Sucia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 27 Agustus 2017. Diakses tanggal 5 Desember 2017.  ^ Gambini, Hugo (2008). Historia del peronismo. La violencia (1956–1983). Buenos Aires: Javier Vergara Editor. pp. 198/208. ^ Robben 2011, hlm. 127. ^ Galasso 2011, hlm. 423–65, vol. II. ^ Robben 2011, hlm. 76–77. ^ Robben 2011, hlm. 145. ^ Robben 2011, hlm. 148. ^ Galasso 2011, hlm. 467–504, vol. II. ^ Meislin, Richard J. (16 Juni 1982). "THOUSANDS IN BUENOS AIRES ASSAIL JUNTA FOR SURRENDERING TO BRITAIN". The New York Times. Diakses tanggal 17 November 2021.  ^ "CBS News releases video of the Falklands War riots". Fox News. 24 Februari 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 7 November 2018. Diakses tanggal 7 November 2018.  ^ Galasso 2011, hlm. 505–32, vol. II. ^ Templat:Cite Argentine law ^ Templat:Cite Argentine law ^ Galasso 2011, hlm. 533–49, vol. II. ^ Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 6. ^ a b Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 9. ^ Galasso 2011, hlm. 551–573, vol. II. ^ Galasso 2011, hlm. 575–87, vol. II. ^ Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 12. ^ a b Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 13. ^ Galasso 2011, hlm. 587–95, vol. II. ^ Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 16. ^ Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 15. ^ Epstein & Pion-Berlin 2006, hlm. 14. ^ Templat:Cite Argentine law ^ Templat:Cite Argentine law ^ Galasso 2011, hlm. 597–626, vol. II. ^ "GDP growth (annual %) – Argentina". The World Bank. Diakses tanggal 7 April 2021.  ^ "GDP per capita (constant 2010 US$) – Argentina". The World Bank (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 April 2021.  ^ Bouchier, Dewitt (22 Januari 2019). "Ruin redux: Argentina's Economy under Mauricio Macri". The Political Military Club. Diakses tanggal 7 April 2021.  ^ "Mauricio Macri, el primer presidente desde 1916 que no es peronista ni radical" (dalam bahasa Spanyol). Los Andes. 22 November 2015. Diarsipkan dari versi asli tanggal 25 November 2015. Diakses tanggal 10 Desember 2015.  ^ Carrelli Lynch, Guido. "Macri anunció medidas para amortiguar la inflación". Clarín (dalam bahasa Spanyol). Diarsipkan dari versi asli tanggal 16 Juni 2016. Diakses tanggal 25 June 2016.  ^ Alcalá Kovalski, Manuel (5 September 2019). "Lessons learned from the Argentine economy under Macri". Brookings Institution (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 April 2021.  ^ Rabouin, Dion (3 September 2019). "Argentine president leads economy to debt, inflation and mass poverty". Axios (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 7 April 2021.  ^ "Argentina election: Centre-left Alberto Fernández wins presidency". BBC News. 28 Oktober 2019.  ^ "Administracion Federal". AFIP. Diakses tanggal 1 June 2014.  ^ "Allegations of a network of corruption money involves former president Kirchner". Merco Press. 15 March 2013. Diakses tanggal 27 March 2020.  ^ "Peronists may lose Argentina Congress for first time in 40 years". www.aljazeera.com (dalam bahasa Inggris).  ^ Bronstein, Hugh; Misculin, Nicolás (15 November 2021). "Argentina's Peronists on the ropes after bruising midterm defeat". Reuters (dalam bahasa Inggris). 


    Kesalahan pengutipan: Ditemukan tag <ref> untuk kelompok bernama "upper-alpha", tapi tidak ditemukan tag <references group="upper-alpha"/> yang berkaitan

    Read less

Phrasebook

Halo
Hola
Dunia
Mundo
Halo Dunia
Hola Mundo
Terima kasih
Gracias
Selamat tinggal
Adiós
Ya
Tidak
No
Apa kabar?
¿Cómo estás?
Baik terimakasih
Bien, gracias
Berapa harganya?
¿Cuánto cuesta?
Nol
Cero
Satu
Una

Where can you sleep near Argentina ?

Booking.com
489.333 visits in total, 9.196 Points of interest, 404 Destinations, 160 visits today.