Amsterdam

Amsterdam (bahasa Belanda [ˌɑmstərˈdɑm] ) adalah ibu kota Belanda sekaligus kota terbesar di Belanda. Posisi Amsterdam saat ini sebagai ibu kota Kerajaan Belanda diatur oleh konstitusi 24 Agustus 1815 dan penerusnya. Amsterdam memiliki jumlah penduduk sebanyak 905.000 jiwa di dalam batas kota (2022), populasi perkotaannya mencapai 1.209.419 jiwa dan populasi metropolitannya mencapai 2.158.592 jiwa. Kota ini terletak di provinsi Holland Utara di sebelah barat negara Belanda. Wilayah Amsterdam mencakup bagian utara Randstad, salah satu konurbasi terbesar di Eropa dengan jumlah penduduk sekitar 7 juta jiwa.

Nama kota ini berasal dari kata Amstelredamme, yang merupakan asal-usul kota ini, yaitu sebuah bendungan di sungai Amstel. Dulunya dihuni sebagai desa nelayan kecil pada akhir abad ke-12, Amsterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia selama Masa Keemasan Belanda berkat perkembangan perdagangan yang inov...Selengkapnya

Amsterdam (bahasa Belanda [ˌɑmstərˈdɑm] ) adalah ibu kota Belanda sekaligus kota terbesar di Belanda. Posisi Amsterdam saat ini sebagai ibu kota Kerajaan Belanda diatur oleh konstitusi 24 Agustus 1815 dan penerusnya. Amsterdam memiliki jumlah penduduk sebanyak 905.000 jiwa di dalam batas kota (2022), populasi perkotaannya mencapai 1.209.419 jiwa dan populasi metropolitannya mencapai 2.158.592 jiwa. Kota ini terletak di provinsi Holland Utara di sebelah barat negara Belanda. Wilayah Amsterdam mencakup bagian utara Randstad, salah satu konurbasi terbesar di Eropa dengan jumlah penduduk sekitar 7 juta jiwa.

Nama kota ini berasal dari kata Amstelredamme, yang merupakan asal-usul kota ini, yaitu sebuah bendungan di sungai Amstel. Dulunya dihuni sebagai desa nelayan kecil pada akhir abad ke-12, Amsterdam menjadi salah satu pelabuhan terpenting di dunia selama Masa Keemasan Belanda berkat perkembangan perdagangan yang inovatif. Pada waktu itu, kota ini merupakan pusat keuangan dan permata terdepan. Pada abad ke-19 dan ke-20, kota ini memperluas diri dan banyak permukiman serta kota pinggiran yang dibangun. Kanal-kanal Amsterdam (Belanda: Grachtengordel) abad ke-17 yang berada di jantung Amsterdam dimasukkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2010.

Kota ini adalah ibu kota keuangan dan budaya Belanda. Banyak perusahaan besar Belanda memiliki kantor pusat di sana, dan 7 dari 500 perusahaan teratas dunia, termasuk Philips dan ING, berpusat di kota ini. Pada tahun 2010, Amsterdam menempati peringkat ke-13 dalam daftar kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia oleh Mercer, dan sebelumnya peringkat ke-3 dalam inovasi oleh 2thinknow pada Indeks Kota Inovasi 2009.

Bursa Efek Amsterdam yang merupakan bursa efek tertua di dunia terletak di pusat kota Amsterdam. Tempat-tempat wisata utama Amsterdam mencakupi kanal-kanal, Rijksmuseum, Museum Van Gogh, Museum Stedelijk, Hermitage Amsterdam, Rumah Anne Frank, Amsterdam Museum, distrik lampu merah, dan kedai kopi ganjanya menarik lebih dari 3,66 juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya.

Prasejarah

Karena dulunya merupakan lahan bencah basah, pendirian Amsterdam lebih lambat dibandingkan pusat kota lain di Negara-negara Rendah. Namun, di sekitar wilayah yang kemudian menjadi Amsterdam, para petani sudah menetap sejak tiga ribu tahun yang lalu. Mereka tinggal di sepanjang sungai IJ prasejarah dan hulu anak sungainya Amstel. Kawasan terpencil ini berkembang menjadi pusat pemukiman di akhir Zaman Perunggu, Zaman Besi, dan Zaman Romawi. Artefak Neolitikum dan Romawi juga ditemukan di lapisan sungai Amstel prasejarah, di bawah kawasan Damrak dan Rokin di Amsterdam masa kini, seperti pecahan tembikar dan batu gerinda granit (2700-2750 SM).[1][2]

Abad Pertengahan  Oude Kerk (Gereja Lama) ditahbiskan pada tahun 1306 M.

Amsterdam diberikan hak kota pada tahun 1300 atau 1306.[3] Sejak abad ke-14, Amsterdam berkembang pesat, sebagian besar pendapatan berasal dari perdagangan dengan Liga Hansa. Pada tahun 1345, dugaan Sakramen Maha Kudus di Kalverstraat menjadikan kota itu sebagai tempat ziarah yang penting sampai adopsi iman Protestan. Kegiatan Sakramen Maha Kudus pindah ke bawah tanah tetapi gerakan itu tetap hidup. Pada abad ke-19, terutama setelah Yobel tahun 1845, devosi tersebut direvitalisasi dan menjadi rujukan nasional yang penting bagi umat Katolik Belanda. Stille Omgang—jalan sunyi atau prosesi dalam pakaian sipil—adalah ekspresi ziarah di Belanda Protestan sejak akhir abad ke-19.[4] Pada masa kejayaan Stille Omgang, hingga 90.000 peziarah datang ke Amsterdam. Pada abad ke-21, jumlah ini telah berkurang menjadi sekitar 5.000.

Konflik dengan Spanyol  Warga Amsterdam merayakan Perdamaian Münster, 30 Januari 1648. Lukisan oleh Bartholomeus van der Helst

Negara-negara Dataran Rendah adalah bagian dari warisan Habsburg dan berada di bawah monarki Spanyol pada awal abad ke-16. Belanda memberontak melawan Felipe II dari Spanyol yang memimpin pertahanan Katolik selama Reformasi Protestan. Alasan utama pemberontakan adalah pengenaan pajak baru, sen kesepuluh, dan penganiayaan terhadap agama Protestan oleh Inkuisisi yang baru diperkenalkan. Pemberontakan meningkat menjadi Perang Delapan Puluh Tahun, yang akhirnya berujung pada kemerdekaan Belanda.[5] Didorong kuat oleh pemimpin Pemberontakan Belanda, Willem Sang Pendiam, Republik Belanda menjadi terkenal karena toleransi beragamanya. Orang Yahudi dari Semenanjung Iberia, orang Protestan Huguenot dari Prancis, pedagang dan percetakan yang makmur dari Flandria, dan pengungsi ekonomi dan agama dari bagian Negara-negara Dataran Rendah yang dikuasai Spanyol menemukan keamanan di Amsterdam. Masuknya percetakan Vlaams dan toleransi intelektual di kota membuat Amsterdam menjadi pusat kebebasan pers di Eropa.[6]

Pusat Zaman Keemasan Belanda  Halaman belakang Bursa Efek Amsterdam oleh Emanuel de Witte, 1653. Bursa Efek Amsterdam adalah bursa saham pertama yang memperkenalkan perdagangan berkelanjutan pada awal abad ke-17.[7]

Selama abad ke-17, Amsterdam memasuki masa yang dianggap sebagai Zaman Keemasan, di mana Amsterdam menjadi kota terkaya di dunia Barat.[8] Kapal-kapal berlayar dari Amsterdam ke Laut Baltik, Karibia, Amerika Utara, dan Afrika, serta Indonesia, India, Sri Lanka, dan Brasil saat ini membentuk sebuah dasar jaringan perdagangan dunia. Pedagang Amsterdam memiliki bagian terbesar di Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) dan Perusahaan Hindia Barat Belanda (GWC). Perusahaan-perusahaan ini memperoleh kepemilikan di luar negeri yang kemudian menjadi koloni Belanda.

Amsterdam adalah pusat pengiriman barang paling penting di Eropa dan merupakan pusat keuangan terkemuka di dunia Barat.[9] Pada tahun 1602, kantor Perusahaan Hindia Timur Belanda di Amsterdam menjadi bursa efek pertama di dunia dengan memperdagangkan sahamnya sendiri.[10] Bank Amsterdam mulai beroperasi pada tahun 1609, bertindak sebagai bank layanan penuh untuk bankir pedagang Belanda dan sebagai bank cadangan.

Mulai di periode ini, Amsterdam juga terlibat dalam perdagangan budak Afrika. Amsterdam merupakan pelabuhan tujuan utama kapal budak Belanda yang dimulai pada abad ke-17, yang berlangsung hingga Belanda Bersatu menghapus keterlibatan Belanda dalam perdagangan pada tahun 1814 di bawah tekanan pemerintah Britania Raya. Amsterdam juga menjadi anggota Perhimpunan Suriname, sebuah organisasi yang didirikan untuk mengawasi pengelolaan Suriname, sebuah koloni budak Belanda.

Abad ke-20  Amsterdam di tahun 1910

Sesaat sebelum Perang Dunia I, kota Amsterdam mulai berkembang lagi, dan pinggiran kota baru mulai dibangun. Meskipun Belanda tetap netral dalam perang ini, Amsterdam mengalami kekurangan makanan, dan bahan bakar pemanas menjadi langka. Kekurangan tersebut memicu kerusuhan di mana beberapa orang tewas. Kerusuhan ini dikenal sebagai Aardappeloproer (pemberontakan kentang). Orang-orang mulai menjarah toko dan gudang untuk mendapatkan persediaan, terutama makanan.[11]

Pada tanggal 1 Januari 1921, setelah banjir pada tahun 1916, munisipalitas Durgerdam, Holysloot, Zunderdorp dan Schellingwoude yang dikosongkan (semuanya terletak di utara Amsterdam), dan atas permintaan mereka sendiri, munisipalitas tersebut dianeksasi ke dalam Amsterdam.[12] Di antara perang, kota terus berkembang, terutama ke barat distrik Jordaan di Frederik Hendrikbuurt dan lingkungan sekitarnya.

Nazi Jerman menginvasi Belanda pada 10 Mei 1940 dan menguasai negara tersebut. Beberapa warga Amsterdam melindungi orang Yahudi, sehingga membuat diri mereka dan keluarga mereka berisiko tinggi dipenjara atau dikirim ke kamp konsentrasi. Lebih dari 100.000 orang Yahudi Belanda dideportasi ke kamp konsentrasi Nazi, di antaranya sekitar 60.000 tinggal di Amsterdam. Sebagai tanggapan, Partai Komunis Belanda mengorganisir Pemogokan Februari yang dihadiri oleh 300.000 orang untuk memprotes serangan. Mungkin orang yang paling terkenal dideportasi adalah gadis muda Yahudi Anne Frank, yang meninggal di kamp konsentrasi Bergen-Belsen.[13]

 Warga merayakan Pembebasan Belanda di akhir Perang Dunia II

Pada akhir Perang Dunia II, komunikasi dengan seluruh negeri terputus, dan makanan serta bahan bakar menjadi langka. Banyak warga pergi ke pedesaan untuk mencari makan. Anjing, kucing, bit gula mentah, dan umbi tulip—dimasak hingga menjadi bubur—dikonsumsi warga untuk bertahan hidup.[14] Banyak pohon di Amsterdam ditebang untuk bahan bakar, dan kayu diambil dari rumah, apartemen, dan bangunan lain milik orang Yahudi yang dideportasi.

Banyak pinggiran kota baru, seperti Osdorp, Slotervaart, Slotermeer dan Geuzenveld, dibangun pada tahun-tahun setelah Perang Dunia II.[15] Pinggiran kota ini berisi banyak taman dan ruang terbuka lebar, dan bangunan baru menyediakan kondisi perumahan yang lebih baik dengan kamar, taman, dan balkon yang lebih besar dan lebih terang. Karena perang dan peristiwa lain pada abad ke-20, hampir seluruh pusat kota telah rusak. Ketika masyarakat berubah, politisi dan tokoh berpengaruh lainnya membuat rencana untuk mendesain ulang sebagian besar masyarakat. Ada peningkatan permintaan untuk gedung perkantoran, dan juga untuk jalan baru, karena mobil tersedia untuk kebanyakan orang.[16] Sebuah metro mulai beroperasi pada tahun 1977 antara pinggiran baru Bijlmermeer di eksklave Zuidoost (tenggara) kota dan pusat Amsterdam. Rencana selanjutnya adalah membangun jalan raya baru di atas metro untuk menghubungkan Stasiun Amsterdam Centraal dan pusat kota dengan bagian kota lainnya.

Balai kota baru dibangun di atas Waterlooplein yang hampir sepenuhnya dibongkar. Sementara itu, perusahaan swasta besar, seperti Stadsherstel Amsterdam didirikan untuk memulihkan seluruh pusat kota. Meskipun keberhasilan perjuangan ini terlihat hari ini, upaya restorasi lebih lanjut masih berlangsung.[16] Seluruh pusat kota telah mendapatkan kembali kemegahannya, dan secara keseluruhan kini menjadi kawasan lindung. Banyak dari bangunannya telah menjadi monumen, dan pada Juli 2010 Grachtengordel (tiga kanal konsentris: Herengracht, Keizersgracht, dan Prinsengracht) ditambahkan ke Daftar Warisan Dunia UNESCO.[17]

 Kanal-kanal Amsterdam abad ke-17 terdaftar dalam Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 2010, dan dijuluki sebagai "Venesia di Utara"

Pada abad ke-21, pusat kota Amsterdam telah menarik banyak wisatawan: antara 2012 dan 2015, jumlah pengunjung tahunan meningkat dari 10 menjadi 17 juta. Harga real estat telah melonjak, dan toko-toko lokal membuka jalan bagi toko-toko yang berorientasi turis, membuat pusat kota tidak terjangkau bagi penduduk kota.[18] Perkembangan ini telah menimbulkan perbandingan dengan Venesia, sebuah kota yang dianggap kewalahan akan arus turis.[19]

Pembangunan jalur metro baru yang menghubungkan bagian kota utara IJ ke bagian selatan dimulai pada tahun 2003. Proyek ini kontroversial karena biayanya telah melebihi anggarannya hingga tiga kali lipat pada tahun 2008, karena kekhawatiran kerusakan pada bangunan di tengah, dan karena konstruksi harus dihentikan dan dimulai kembali beberapa kali. Jalur metro baru selesai pada 2018.[20]

Sejak 2014, pemerintah kota Amsterdam berfokus pada regenerasi dan pembaruan perkotaan, terutama di daerah yang berbatasan langsung dengan pusat kota, seperti Frederik Hendrikbuurt. Pembaruan perkotaan dan perluasan pusat kota tradisional ini—dengan pembangunan pulau buatan di kawasan timur IJburg yang baru—merupakan bagian dari inisiatif Structural Vision Amsterdam 2040.[21]

^ Gawronski, J (2017). "Ontstaan uit een storm; De vroegste geschiedenis van Amsterdam archeologisch en landschappelijk belicht" (PDF). Jaarboek van het Genootschap Amstelodamum. Amsterdam: University of Amsterdam.  ^ "Below the Surface - Archeologische vondsten Noord/Zuidlijn Amsterdam". belowthesurface.amsterdam. Diakses tanggal 2024-01-28.  ^ "Amsterdam.nl - De geschiedenis van Amsterdam". web.archive.org. 2008-05-18. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-18. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Salinan arsip". web.archive.org. Archived from the original on 2015-10-23. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Patria". dutchrevolt.leiden.edu. Diakses tanggal 2023-08-02.  ^ Rowland, Wade (2003). Galileo's Mistake, A new look at the epic confrontation between Galileo and the Church. New York: Arcade Publishing. hlm. 260. ISBN 1-55970-684-8.  ^ Braudel, Fernand (1982). Civilization and capitalism, 15th-18th century (dalam bahasa engfre). Internet Archive. New York : Harper & Row. ISBN 978-0-06-014845-4.  ^ E. Haverkamp-Bergmann, Rembrandt; The Night Watch (New Jersey: Princeton University Press, 1982), p. 57 ^ "Amsterdam in the 17th century".  ^ [https://web.archive.org/web/20080509123937/http://www.oldest-share.com/ "the oldest Share : VOC 1606 / die �lteste Aktie der Welt"]. web.archive.org. 2008-05-09. Diakses tanggal 2023-08-02.  replacement character di |title= pada posisi 35 (bantuan) ^ "Wayback Machine" (PDF). web.archive.org. 2008-05-28. Archived from the original on 2008-05-28. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Historie | Centrale Dorpenraad Landelijk Noord". web.archive.org. 2014-07-11. Archived from the original on 2014-07-11. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Hollandsche Schouwburg | Tijdelijk gesloten - Joods Cultureel Kwartier". jck.nl (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-23. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "NOSJOURNAAL". web.archive.org. 2008-01-23. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-01-23. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Slotervaart.nl - Geschiedenis". web.archive.org. 2008-05-03. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2008-05-03. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ a b "Stadsherstel redt monumenten". Stadsherstel Amsterdam (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-27. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ Amsterdam. "Grachtengordel Amsterdam Werelderfgoed". Amsterdam.nl (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-09-28. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ Nr. 30, -Verschenen in Uit. "De Amsterdamse binnenstad verandert in een eentonig consumptiegebied". De Groene Amsterdammer (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-03-29. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Winkelomzet in Amsterdamse binnenstad explodeerde in 2015 - ECONOMIE - PAROOL". web.archive.org. 2016-02-03. Archived from the original on 2016-02-03. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Bouw Noord/Zuidlijn is voltooid: metrostations en lijn klaar om proef te draaien". www.at5.nl (dalam bahasa Belanda). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-07-06. Diakses tanggal 2021-09-28.  ^ "Structural Vision Amsterdam 2040". 
Photographies by:
Statistics: Position
2100
Statistics: Rank
59218

Tambah komentar baru

Esta pregunta es para comprobar si usted es un visitante humano y prevenir envíos de spam automatizado.

Keamanan
782316549Click/tap this sequence: 7418

Google street view

Where can you sleep near Amsterdam ?

Booking.com
489.165 visits in total, 9.196 Points of interest, 404 Destinations, 2 visits today.