Frauenkirche (Dresden)

Dresdner Frauenkirche ("Gereja Bunda Kita di Dresden") adalah sebuah gereja Lutheran di Dresden, Jerman. Beberapa gereja di Eropa, baik Protestan maupun Katolik Roma juga memiliki nama Frauenkirche.

Frauenkirche di Dresden dihancurkan pada saat pengeboman Dresden pada saat Perang Dunia II. Lalu puing-puing gereja ini menjadi sebuah monumen anti perang di tengah kota Dresden pada masa pemerintahan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) (1949-1990). Setelah Penyatuan Kembali Jerman pada tahun 1990, muncul suara-suara untuk merenovasi gedung gereja yang telah rusak ini. Lalu pada tahun 1994 akhirnya renovasi dimulai sampai selesai tahun 2005. Renovasi bagian luar gereja ini diselesaikan pada tahun 2004 dan bagian dalam pada tahun 2005. Lalu setelah direnovasi selama 13 tahun, gereja ini diberkati ulang pada tanggal 30 Oktober 2005 dengan kebaktian meriah yang berlangsung sampai dengan Hari Reformasi yang dirayakan kaum Protestan pada tanggal 31 Oktober. Gedung Gereja F...Selengkapnya

Dresdner Frauenkirche ("Gereja Bunda Kita di Dresden") adalah sebuah gereja Lutheran di Dresden, Jerman. Beberapa gereja di Eropa, baik Protestan maupun Katolik Roma juga memiliki nama Frauenkirche.

Frauenkirche di Dresden dihancurkan pada saat pengeboman Dresden pada saat Perang Dunia II. Lalu puing-puing gereja ini menjadi sebuah monumen anti perang di tengah kota Dresden pada masa pemerintahan Republik Demokratik Jerman (Jerman Timur) (1949-1990). Setelah Penyatuan Kembali Jerman pada tahun 1990, muncul suara-suara untuk merenovasi gedung gereja yang telah rusak ini. Lalu pada tahun 1994 akhirnya renovasi dimulai sampai selesai tahun 2005. Renovasi bagian luar gereja ini diselesaikan pada tahun 2004 dan bagian dalam pada tahun 2005. Lalu setelah direnovasi selama 13 tahun, gereja ini diberkati ulang pada tanggal 30 Oktober 2005 dengan kebaktian meriah yang berlangsung sampai dengan Hari Reformasi yang dirayakan kaum Protestan pada tanggal 31 Oktober. Gedung Gereja Frauenkirche ini bisa dikatakan merupakan sebuah lambang rekonsiliasi antara beberapa musuh yang sebelumnya memerangi satu sama lain.

 Pasar Dresden dengan Frauenkirche (lukisan oleh Canaletto)

Frauenkirche dibangun sebagai sebuah katedral Lutheran (Protestan) meskipun Kurfürst Sachsen kala itu, Frederick August I (1670-1733), beragama Katolik. Dukungannya terhadap pembangunan gereja ini, menjadikannya sebagai simbol toleransi keagamaan.

Pada situs gereja ini sebenarnya sejak abad ke-11 sudah ada sebuah gereja kecil yang dipersembahkan kepada Bunda Maria dan dalam bahasa Jerman disebut sebagai Zu unserer lieben Frauen. Kemudian pada Abad Pertengahan gereja ini direnovasi berkali-kali. Pada masa Reformasi, Sachsen dan Dresden menjadi Protestan dan semua gedung gereja di kota ini menjadi milik kaum Lutheran. Sementara itu gereja ini pada abad ke-17 dan abad ke-18 sudah rusak dan dihancurkan demi membuat gereja baru yang lebih megah. Meski gereja lama telah dihancurkan, namun namanya tetap dipertahankan.

Gereja barok yang asli dibangun antara tahun 1726 dan 1743 serta didesain oleh arsitek kota Dresden; George Bähr (1666-1738), salah seorang ahli terbesar gaya Barok Jerman, yang tidak hidup cukup lama untuk melihat karya utamanya selesai dibangun.

Kekhasan desain Bähr untuk gereja ini ialah bahwa ia mampu mengerti semangat baru liturgi Protestan dengan menaruh altar, kansil dan tempat baptisan secara pusat di tengah-tengah perhatian para jemaat.

Pada tahun 1736, Gottfried Silbermann sang pembuat orgel ternama (1683-1753) membangun sebuah instrumen musik yang terdiri dari tiga lapis dan 43 tombol untuk gereja ini. Orgel ini diberkati pada tanggal 25 November dan Johann Sebastian Bach (1685-1750) menggunakan instrumen ini pada 1 Desember.

 Frauenkirche Dresden pada tahun 1880

Ciri khas utama gereja ini adalah kubah gereja yang tidak lazim dan berukuran 100 meter tingginya dan disebut sebagai die Steinerne Glocke atau "Lonceng Batu". Hal ini merupakan sebuah prestasi arsitektur dan bisa disamakan dengan kubah Michelangelo untuk Basilika Santo Petrus di Roma. Kubah batu Frauenkirche seberat 12.000 ton menjulang tinggi ke langit tanpa dukungan apa-apa di dalam. Meski pada awalnya banyak yang meragukan, kubah ini ternyata sangat stabil. Para saksi mata pada tahun 1760 mengatakan bahwa kubah ini terkena tembakan meriam Prusia seratus kali yang ditembakkan oleh Tentara Prusia pimpinan Friedrich II dari Prusia semasa Perang Tujuh Tahun. Peluru-peluru meriam ini mental semua dan gereja ini terselamatkan.

Gedung gereja yang lengkap ini memberi kota Dresden bayangannya yang khas dan antara lain terlukiskan pada lukisan Bernado Bellotto (lihat atas ini), seorang keponakan seniman Canaletto dan juga dikenal dengan nama yang sama.

Pada tahun 1849 gereja ini merupakan pusat huru-hara revolusioner yang dikenal dengan nama Pemberontakan Mei di Dresden. Frauenkirche dikelilingi dengan barikade, dan pertempuran sengit berlangsung selama berhari-hari sebelum para pemberontak yang belum melarikan diri, dikepung di gereja dan ditangkap semua.

Selama lebih dari 200 tahun, kubah indah berbentuk lonceng ini secara monumental dan elegan di langit mendominasi pandangan kota Dresden.

Photographies by:
Statistics: Position
1274
Statistics: Rank
93932

Tambah komentar baru

Esta pregunta es para comprobar si usted es un visitante humano y prevenir envíos de spam automatizado.

Keamanan
758169324Click/tap this sequence: 7312

Google street view

Where can you sleep near Frauenkirche (Dresden) ?

Booking.com
487.353 visits in total, 9.186 Points of interest, 404 Destinations, 38 visits today.