Context of Republik Tiongkok

Republik Tiongkok atau Taiwan (Hanzi: 中華民國) adalah sebuah negara berdaulat di Asia Timur yang saat ini wilayahnya mencakup daerah Pulau Formosa, Kepulauan Penghu, Kabupaten Kinmen, Kepulauan Lienchiang, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Kata "Taiwan" biasanya digunakan untuk merujuk kepada Republik Tiongkok secara keseluruhan, sementara istilah "Tiongkok" lebih merujuk kepada Republik Rakyat Tiongkok, yang menguasai Daratan Tiongkok.

Republik Tiongkok sendiri bermula di Tiongkok Daratan dan Mongolia, setelah runtuhnya pemerintahan Dinasti Qing pada tahun 1912 menandakan berakhirnya 2.000 tahun masa pemerintahan kekaisaran. Kemunculannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia adalah secara kemunculan Panglima Perang, Pendudukan Jepang, dan Perang Saudara. Pemerintahannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia berakhir pada tahun 1949 saat Partai Komunis Tiongkok mengambil alih Tiongkok Daratan dari pemerintahan Partai Nasionalis Tiongkok (Partai Kuom...Selengkapnya

Republik Tiongkok atau Taiwan (Hanzi: 中華民國) adalah sebuah negara berdaulat di Asia Timur yang saat ini wilayahnya mencakup daerah Pulau Formosa, Kepulauan Penghu, Kabupaten Kinmen, Kepulauan Lienchiang, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Kata "Taiwan" biasanya digunakan untuk merujuk kepada Republik Tiongkok secara keseluruhan, sementara istilah "Tiongkok" lebih merujuk kepada Republik Rakyat Tiongkok, yang menguasai Daratan Tiongkok.

Republik Tiongkok sendiri bermula di Tiongkok Daratan dan Mongolia, setelah runtuhnya pemerintahan Dinasti Qing pada tahun 1912 menandakan berakhirnya 2.000 tahun masa pemerintahan kekaisaran. Kemunculannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia adalah secara kemunculan Panglima Perang, Pendudukan Jepang, dan Perang Saudara. Pemerintahannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia berakhir pada tahun 1949 saat Partai Komunis Tiongkok mengambil alih Tiongkok Daratan dari pemerintahan Partai Nasionalis Tiongkok (Partai Kuomintang).

Pemerintah pusat Republik Tiongkok dipindahkan dari Nanjing, Tiongkok Daratan dan Mongolia ke Taipei, Pulau Formosa di mana mereka terus mengklaim sepihak bahwa dirinya adalah pemerintah tunggal seluruh bangsa Tiongkok yang sah, termasuk tanah daratan. Kebetulan Republik Tiongkok tidak sepenuhnya dikalahkan 100% sehingga Republik Tiongkok kini disebut negara sisa (Kawasan bebas Republik Tiongkok). Namun pada masa yang sama, pemerintahan komunis di tanah daratan menafikan kemunculan Republik Rakyat Tiongkok dan malah mengklaim menjadi negara pengganti Republik Tiongkok di seluruh negara Tionghoa dan menganggap pemerintahan nasionalis di Pulau Formosa dan pulau sekitarnya tidak sah padahal tidak begitu ceritanya. Karena Republik Tiongkok berhasil mempertahankan sisa wilayahnya yaitu Pulau Formosa dan pulau-pulau kecil disekitarnya hingga saat ini, maka Republik Tiongkok kini disebut sebagai negara sisa. Dari pendiriannya di Tiongkok Daratan dan Mongolia hingga pemindahannya ke Pulau Formosa, Republik Tiongkok telah dikatakan sebagai suatu produk Partai Nasionalis, sebuah partai politik yang muncul sebagai hasil revolusi yang telah mendirikan negara republik, sekalipun partai itu kini menjadi yang terbesar kedua di Republik Tiongkok.

Pemerintah Republik Tiongkok kini telah mengukuhkan kedudukannya di Pulau Formosa. Oleh sebab itu, mereka tidak lagi menuntut hak pemerintahan di Tiongkok Daratan dan Mongolia. Dewan Undangan Nasional juga telah meluluskan perubahan konstitusi untuk memberikan penduduk Formosa, Penghu, Kinmen, dan Lienchiang satu-satunya hak memerintah republik melalui pemilu, melantik presiden dan keseluruhan anggota legislatif serta bersama dalam pemilu mengesahkan amendemen konstitusi Republik Tiongkok. Ini menandakan bahwa pemerintah Republik Tiongkok mengakui bahwa hak pemerintahannya terbatas pada kawasan sisanya saja. Reformasi yang dimulai oleh Republik Tiongkok di Pulau Formosa pada tahun 1980-an, dan tahun 1990-an telah mengubah Republik Tiongkok dari negara otokrasi ke suatu negara demokrasi.

More about Republik Tiongkok

Basic information
  • Currency Dolar Baru Taiwan
  • Native name 中華民國
  • Calling code +886
  • Internet domain .tw
  • Mains voltage 110V/60Hz
  • Democracy index 8.94
Population, Area & Driving side
  • Population 23593794
  • Area 36193
  • Driving side right
Riwayat
  • Pulau Formosa pernah diduduki oleh Belanda pada tahun 1624, kemudian diambil alih oleh Cheng Cheng-Kung pada tahun 1662, seorang loyalis Dinasti Ming ketika Dinasti Ming mengalami kekalahan di Daratan Tiongkok dan digantikan oleh Dinasti Qing, dan memindahkan kekuasaannya namun kalau ini ia mendirikan pemerintahan baru dengan nama baru Kerajaan Tungning di Pulau Formosa pada 1662. Dengan Tainan sebagai ibu kotanya. Mirip dengan kasus kekalahan Republik Tiongkok dengan Republik Rakyat Tiongkok. Kerajaan Tungning melakukan serangkaian operasi militer dan upaya untuk kembali merebut Tiongkok Daratan yang sudah dikuasai oleh Dinasti Qing. Seperti halnya pemerintahan Republik Tiongkok pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek dan Chiang Ching Kuo yang menyatakan akan merebut kembali Tiongkok Daratan dan Mongolia dari tangan Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia. Dinasti Qing akhirnya merebut pulau ini (Pulau Formosa) dari tangan Kerajaan Tungning di bawah pimpinan Admiral Shi Lang sampai Jepang kemudian menduduki pulau ini pada 1895.

    Wilayah Pulau Formosa dan pulau sekitarnya yang secara resmi merupakan wilayah Republik Tiongkok pernah menjadi protektorat Jepang setelah peperangan Tiongkok-Jepang pada 1894-1895, ketika DaratanTiongkok masih berada di bawah Dinasti Qing dari Manchuria yang berbuah kekalahan Tiongkok dan perjanjian Shimonoseki pada 1895, sampai berakhirnya masa Perang Dunia II dan Pulau Formosa dan pulau sekitarnya diambil alih oleh pemerintahan Republik Tiongkok.

    Republik Tiongkok didirikan pada tahun 1912 menyusul revolusi yang dilancarkan oleh Sun Yat-sen, pemimpin pertama Republik Tiongkok layaknya Soekarno, melawan pemerintahan Dinasti Qing. Di kemudian hari, sesuai dengan tradisi pemerintahan di Tiongkok, tahun pemerintahan diganti menjadi tahun 1 Republik untuk tahun 1912 Masehi. Republik Tiongkok beribu kota di Nanjing.

    Selepas kekalahan yang dialami Jepang pada Perang Dunia II, Pulau Formosa dan pulau sekitarnya telah diberikan kepada Republik Tiongkok. Bukan diberikan kepada Republik Rakyat Tiongkok. Republik Tiongkok khususnya di Pulau Formosa diperintah oleh pemerintahan militer yang korup, lantas terjerumus ke dalam keadaan kalang-kabut yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 228. Keadaan darurat telah dihadirkan pada tahun 1948.

    ...Selengkapnya

    Pulau Formosa pernah diduduki oleh Belanda pada tahun 1624, kemudian diambil alih oleh Cheng Cheng-Kung pada tahun 1662, seorang loyalis Dinasti Ming ketika Dinasti Ming mengalami kekalahan di Daratan Tiongkok dan digantikan oleh Dinasti Qing, dan memindahkan kekuasaannya namun kalau ini ia mendirikan pemerintahan baru dengan nama baru Kerajaan Tungning di Pulau Formosa pada 1662. Dengan Tainan sebagai ibu kotanya. Mirip dengan kasus kekalahan Republik Tiongkok dengan Republik Rakyat Tiongkok. Kerajaan Tungning melakukan serangkaian operasi militer dan upaya untuk kembali merebut Tiongkok Daratan yang sudah dikuasai oleh Dinasti Qing. Seperti halnya pemerintahan Republik Tiongkok pada masa pemerintahan Chiang Kai Shek dan Chiang Ching Kuo yang menyatakan akan merebut kembali Tiongkok Daratan dan Mongolia dari tangan Republik Rakyat Tiongkok dan Mongolia. Dinasti Qing akhirnya merebut pulau ini (Pulau Formosa) dari tangan Kerajaan Tungning di bawah pimpinan Admiral Shi Lang sampai Jepang kemudian menduduki pulau ini pada 1895.

    Wilayah Pulau Formosa dan pulau sekitarnya yang secara resmi merupakan wilayah Republik Tiongkok pernah menjadi protektorat Jepang setelah peperangan Tiongkok-Jepang pada 1894-1895, ketika DaratanTiongkok masih berada di bawah Dinasti Qing dari Manchuria yang berbuah kekalahan Tiongkok dan perjanjian Shimonoseki pada 1895, sampai berakhirnya masa Perang Dunia II dan Pulau Formosa dan pulau sekitarnya diambil alih oleh pemerintahan Republik Tiongkok.

    Republik Tiongkok didirikan pada tahun 1912 menyusul revolusi yang dilancarkan oleh Sun Yat-sen, pemimpin pertama Republik Tiongkok layaknya Soekarno, melawan pemerintahan Dinasti Qing. Di kemudian hari, sesuai dengan tradisi pemerintahan di Tiongkok, tahun pemerintahan diganti menjadi tahun 1 Republik untuk tahun 1912 Masehi. Republik Tiongkok beribu kota di Nanjing.

    Selepas kekalahan yang dialami Jepang pada Perang Dunia II, Pulau Formosa dan pulau sekitarnya telah diberikan kepada Republik Tiongkok. Bukan diberikan kepada Republik Rakyat Tiongkok. Republik Tiongkok khususnya di Pulau Formosa diperintah oleh pemerintahan militer yang korup, lantas terjerumus ke dalam keadaan kalang-kabut yang mencapai puncaknya pada Peristiwa 228. Keadaan darurat telah dihadirkan pada tahun 1948.

    Pada tahun 1949, Republik Tiongkok dipimpin oleh Chiang Kai Shek yang berhaluan nasionalis kalah dari perang saudara dengan Partai Komunis Tiongkok pimpinan Mao Zedong dan pemerintah pusat Republik Tiongkok dipindahkan dari Nanjing, Tiongkok Daratan dan Mongolia ke Taipei, Pulau Formosa. Mao Zedong kemudian memproklamirkan berdirinya negara baru Republik Rakyat Tiongkok di Beiping, yang kemudian diubah namanya menjadi Beijing dan ditetapkan sebagai ibu kota negara baru tersebut.

    Semasa era Perang Dingin, Republik Tiongkok dicap sebagai "Tiongkok Demokrasi", dan merupakan suatu bentuk penentangan terhadap komunisme, sedangkan Republik Rakyat Tiongkok dipandang sebagai "Tiongkok Merah" atau "Tiongkok Komunisme". Pemerintahan Republik Tiongkok yang sudah berdiri sejak tahun 1912 diakui sebagai satu-satunya pemerintah seluruh Tiongkok Daratan, Mongolia, dan Pulau Formosa & pulau sekitarnya yang sah oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa dan kebanyakan negara hingga tahun 1970-an. Negara-negara Timur juga berpendapat demikian.

    Republik Tiongkok terus berada di bawah pemerintahan darurat seperti yang dinyatakan di dalam "Undang-Undang Darurat Selama Pemberontakan Komunis", dan pemerintahan satu partai hingga empat dekade dari tahun 1948 hingga 1987, saat Presiden Chiang Ching-kuo dan Lee Teng-hui, yaitu presiden pertama merupakan keturunan penduduk asli setempat, secara berangsur-angsur meliberalisasi dan mendemokrasi sistem pemerintahan.

    Pada tahun 2000, Chen Shui-bian dari Partai Progresif Demokrat memenangi pemilu presiden dan menjadi presiden pertama Republik Tiongkok yang bukan berasal dari Partai Kuomintang. Dalam pemilihan presiden yang berlangsung pada tahun 2004, setelah Insiden 319 yang terjadi satu hari sebelum hari pemilu. Chen dan wakil presiden Annete Lu ditembak sewaktu berpawai dalam satu kampanye di kota Tainan. Chen dilantik kembali sebagai presiden Republik Tiongkok dengan kemenangan tipis 0,2%. Partai pimpinan Chen juga gagal menguasai dewan majelis dengan memenangkan mayoritas kursi, dan kalah atas Partai Nasionalis yang menginginkan penyatuan kembali dengan Tiongkok Daratan pada tahun 2005. Namun, Partai Progresif Demokrat berhasil menguasai Dewan Nasional Republik Tiongkok.

    Read less

Phrasebook

Halo
你好
Dunia
世界
Halo Dunia
你好世界
Terima kasih
谢谢
Selamat tinggal
再见
Ya
是的
Tidak
Apa kabar?
你好吗?
Baik terimakasih
好的,谢谢
Berapa harganya?
多少钱?
Nol
Satu

Where can you sleep near Republik Tiongkok ?

Booking.com
487.383 visits in total, 9.187 Points of interest, 404 Destinations, 9 visits today.